Thursday 10 June 2010

The POWER OF CINTA

The POWER OF CINTA


THE LOVE, CINTA, mungkin sejak manusia ini ada hingga sekarang CINTA slalu ada, manusia boleh silih berganti lahir dan mati, CINTA tak pernah mati, berawal dari CINTA kehidupan dimulai, lalu berbiak terus menerus memenuhi ruang di sepenjuru alam raya ini.

The POWER of LOVE, THE POWER of CINTA, Kekuatan Cinta, tak seorang pun mampu membuat bendungan besar untuk merintangi arusnya, ketika cinta mulai tumbuh pada sepasang manusia. Prahara akan datang menampar muka siapa saja pihak - pihak yang turut ikut campur tangan merintanginya, cepat atau lambat. Nampaknya sekarang ini, masanya sudah berubah, masa globalisasi & transparansi, mendorong dampak dari praharanya menjadi begitu cepat dan sangat significan

Kisah cinta Alter - Jane yang mengharu biru adalah bukti, satu dari jutaan contoh bagaimana ketika cinta mulai bekerja, ketika cinta sudah menunjukan ujudnya sebagai bentuk perlawanan.

Sikap orang tua, satu sisi, bisa dimengerti, toh setiap orang tua slalu menginginkan yang terbaik buat buah hatinya, maka mereka dengan segala upaya, akan memberikan semuanya yg terbaik, apalagi urusannya ini jodoh, urusan masa depannya, jadi harus dilihat dulu bibit bebet bobotnya, sebagai satu warisan feodal.*
Disisi lain sikap orang tua yang over possessive, over protective & possed by a spirit centrist / inherited centris, sadar atau tidak telah membutakannya akan kekuatan cinta. Dan dikala kedua sisi ini berpadu menjadi prinsip keukeuh orang tua, maka PRAHARA sedang melaju menghantam prinsip keukeuhnya.

Keukeuh ( keras kepala) istilah basa sunda gaul, prens (friends). Kalo kata basa jawa gaulnya, ngeyel, in EYD kokoh pendiriannya.

Satu sikap untuk melegalkan kekeukeuhanya adalah pengalaman hidupnya, jelas karena lahir duluan, tahu duluan. Yang kadang tidak sadar belum tentu pinter duluan, Hehe, maaf ya buat para orang tua.

Soal pengalaman hidup, walau bagaimana, harus diakui orang tua punya segudang pengalaman yang bisa dijadikan bekal buat anaknya, agar kelak masa depannya tidak seperti mereka, harus lebih baik, kalaupun gagal minimal sama atau satu tingkat diatasnya keadaanya nanti dengan keadaan orang tuanya sekarang.

Manusia boleh berencana tapi alam dan dirinya atas mauNYA tidak slalu berkehendak sama sesuai dgn rencana. Dan ketika Sikap keukeuh ini bertabrakan dengan cinta anaknya pada kekasihnya, yang sudah menyelubungi aliran darahnya. Siapa yang harus dipersalahkan?

Haruskah orang tua yang mengalah atau anaknya?

Agar kelak tidak di stempel sebagai anak yang durhaka.

Lihat bagaimana kisah cinta Jane-Alter menjadi satu kasus, mungkin banyak jane dan Alter lainnya?

Tidakkah bisa dilihat dan dimengerti, bagaimana cerita roman kisah cintanya Romeo dan juliet yang menjadi simbol cinta itu?

Jika, orang tua melihat ini sebagai kesalahan anak, lho kalo anaknya yang salah, bukankah sejak lahir hingga siap diserahkan atau menyerahkan kepada pasangan hidupnya, adalah kewajiban orang tua untuk mendidik anak2nya?

Jadi ini salah siapa?

Saya tidak akan pernah lupa dengan kutipan pilosofi dalam pilem (film) gladiator, couse sangat berkesan sekali,

KATA KAISAR ROMAWI:

"PUTRAKU MAAFKAN AYAH, INI KESALAHAN KAMU SEBAGAI ANAK DAN KEGAGALAN KU SEBAGAI ORANG TUA"




Lengkapnya nonton saja sendiri. Artinya, seorang kaisar dengan ksatria mau mengakui bahwa dia gagal dalam mendidik anaknya.

So, dibuntut ada penyesalan, sesal kemudian tiada guna, tapi tetap saja akhirnya berujung pada penyeselan, menyesal menyesakkan dada.

Kenapa harus dimunculkan kepermukaan dulu, yang pada ujungnya isi permukaan itu meratap menangis menapar orang tua dan keluarganya, seakan membalikkan situasi?

Bisa dibayangkan tidak, bila cinta ini lahir dan tumbuh menjadi besar terhadap kecintaannya pada tanah air, bukan kaya cintanya om2 omdo, tapi cintanya itu berujud kedalam tindakan menjadi satunya kata dan perbuatan?

Seperti kaya Soekarna, M. Hatta dan tokoh nasional kebangsaan yang lainya dibuang kemanapun, tetap saja kembali dalam keadaan sehat wal-afiat, malah semakin bertaji dan bertaring cintanya pada negeri ini.

Setiap periode masa berdasarkan catatan sejarah berita, selalu lahir segelintir manusia - manusia dengan kecintaaanya pada negeri ini begitu hebat, namun sayang, kebanyakan hidupnya hanya sebentar, tergerus oleh segerombolan srigala, ada yang berkalang tanah meninggal dengan tenang, ada juga yang dipaksa meninggal oleh - olehnya.

Jika kekuatan cinta pada negeri ini ditanamkan sejak usia dini pada semua putra putri Indonesia, kemudian dipupuk dan dirawat, hingga tumbuh dengan sendirinya benih-benih cinta yang kemudian menjalar menjadi darah dan jiwanya. Yakin, tak ada satu negara pun yang berani mengintervensi semua kebijakan yang berlaku di negeri ini, Tak perlu lagi ada lembaga KPK, Polisi pamong praja dan Bareskrim, kecuali Polisi lalulintas dab TNI.. MAU??

Well, saya ngantuk, mau bobo.

SEMOGA KECINTAAN KITA PADA NEGERI INI TAK LUNTUR OLEH ZAT PEMUTIH APA PUN

on my FAcebook:http://www.facebook.com/ahmad.hanafiah/note.php/notes.php

KEBENARAN BUKAN KEBETULAN BUKAN PULA KEPASTIAN

KEBENARAN BUKAN KEBETULAN BUKAN PULA KEPASTIAN


Kebenaran merupakan bentuk kata benda abstrak, menunjuk pada sebuah nilai asal katanya benar. Kaidah bahasa umum dari kesadaran sekarang, kebenaran bisa bermakna hukum / aturan.




Nah kalau dalam pendekatan praktis bahasa komunikasi diambil dari serapan kultur dialeg gaulisme, maknanya bisa bermakna kebetulan.
contoh:


  • "kebenaran saja moodnya lagi bagus.."


  • "Harus di uji kebenarannya.."
    Berarti kebenarannya belum teruji. dst.


Pengujian kebenaran harus dibutuhkan alat uji/perangkat uji, bisa teori sintesa, bisa juga dibutuhkan alat tambahan yang terdiri dari bermacam alat aksi uji / pereaksi menurut standard aturan berdasarkan satu kesepakatan bersama yang berlaku. Problemnya kebenaran itu sendiri makna abstrak, berbeda dengan asal katanya, benar.


Kembali kepersoalan pengujian. Hasil uji, biasanya tidaklah 100% akurat, maka dibuat standard toleransi kurang lebih plus minus 5%. Bila telah memenuhi angka 5% plus minus, bisa dikatakan layak pakai, kebenarannya sudah teruji berdasarkan stempel ini itu, boleh dalam lingkup berskala Nasional dan atau skala Internasional. Dan yang jadi masalahnya apa bahan standarnya jika yang dijadikan nilai standarnya bernilai abstrak?


Kembali kepersoalan pengujian. Dalam pengujian pada hasil ujinya harus akurat berdasarkan standard yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tapi ini l karena tentang nilai kebenaran yang dibikin standard yang mana nilainya sendiri bernilai abstrak. Katakanlah pada sebuah sample uji tentang kebenaran, maka hasil boleh tidak persis akurat dari standard dan ini ada aturannya.


Keakurasian hasil uji ditetapkan nilai toleransi, setiap hasil uji kebenaran itu nilai akurasinya bisa 5% plus minus, ditambah proses uji berdasarkan SOP menurut ini dan itu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang berlaku saat itu, artinya SOP bisa berubah / berkembang / dikembangkan sesuai perkembangan issue, dinamika, kemajuan masyarakat nasional dan atau internasional pada masa itu, termasuk perubahan situasi kondisi alam dan peradaban.


Jadi tidaklah haram bila dikatakan kebenaran itu bukan kepastian absolute. Banyak yang bisa dijadikan contoh pada beberapa bentuk percakapan yang menyisipkan kata kebenaran untuk mempertajam kata kebenaran itu sendiri, sekalipun demikian bukan dalam rangka mau mempertegaskannya.


Namun kurang tepat juga bila kebenaran itu sama dengan kebetulan, meski layak mirip dengan bahasa dialeg gaulisme bila dilihat contoh diatas, juga hampir , malahan bisa dikatakan sama maknanya pada bentuk akar katanya, antara kebenaran dan kebetulan, betul = benar.


Lalu kebenaran yang manakah yang pasti benarnya, betul-betul benarnya, sulit dirujuk salahnya menurut teori sintesa dan atau akal sehat




Terus kenapa mereka ukur benar dan salah norma hidup beradab itu disandarkan pada kebenaran, sedangkan kebenaran itu nilainya abstrak?


Apa tidak ini akan membikin abu - abu?


Membikin hasil setiap bahan yang diuji diukur oleh nilai kira - kira ?


Bandingkan ini dalam membuat bangunan bertingkat, bagaimana jika dibangun berdasarkan rumusan kira - kira, akan jadi, kokoh berdiri atau sebaliknya pagi dibangun sore ambruk?


Berdasarkan rumusan robert mac icer, bahwa pada setiap aturan dalam satu masa, berdasar apa pun adalah penyempurnaan dari teori & aturan kebenaran sebelumnya, dalam arti peraturan dibuat mengikuti perubahan zaman. Bahkan iver menyimpulkan kehidupan yang stabil dari sebuah lingkungan dari masyarakat relative.


Dari sanalah muncul hukum relativitas pada teori fisika, kemudian dalam kaitan norma mac iver menggambarkan status sosial dalam satu kemasyarakatan yang disebutnya web piramidal.


Itulah aturan yang berlaku di dunia sekarang meski berbeda bunyi konstitusinya, berbeda sistimnya. Semua sama landasan berpikirnya. Berdasarkan teori kebenaran, teori relative. Teori yang tidak masalah jika kurang akurat.


Bandingkan dengan nilai kepastian, kalau 1 + 1 = 2, maka sampai 100 abad kedepan pun akan tetap 2, tidak akan berubah. Sedangkan Kebenaran mengikuti rasa dan logika yang berkembang pada saat itu.


Dalam uraian ini memang tidak jelas gamblang kearah mana yang dijadikan sasaran pokok pembahasan dan penjabarannya. Karena memang dibuat begini, sebagai orientasi terhadap apa yang menjadi alam pikir umat sekarang yang membentuk pola pikirnya. Jadi menjawab terhadap tantangan yang ada itu bukan tujuan utama dari uraian ini.


Ini hanyalah  konstatering atas apa yang menjadi alam pikiran sekarang yang dipuja oleh umat manusia di funia tentang kebenaran.




Ini adalah satu kepastian kenyataan hidup yang sudah, lagi, akan terjadi, bahwa kebenaran itu akan selalu jadi pedoman umat manusia. Meski kebenaran itu bukan kepastian, yang didalam nilai kebenaran nilainya benar- benar pasti, yaitu sebuah kebenaran tentang sesuatu yang bisa dikatagorikan pasti antara nilai benar dan salahnya menurut apapun aturannya, tapi belum bisa di stempel sebagai satu kepastian benar dan salah.


Oleh sebab itu, tidak salahlah bila setiap teori kebenaran yang berjalan gampang untuk dibantah, dikoreksi, diperdebatkan dan dipersungutkan dengan berapi-api diatas polesan jas with make up be a more young and happy or be a excellent performance from pujangga - pujangga politiktus layar kaca. Bahkan ketika dijalankan tidak jarang terjadi benturan atau ada yang tidak ter-cover dalam aturan. Kemudian mereka lakukan perubahan. Mengacu pada teori mav iver, demikianlah nilai


Kebenaran yang tidak diragukan lagi nilai benar dan salahnya, pasti benar kalau tidak salah, pasti salah kalau tidak benar adalah hanya dua barangkali;


  • 1. rasa alam, contoh gula itu manis, kopi itu hitam kecoklatan pahit, disatukan dilarutkan menjadi manis kepahit-pahitan. Yang lainnya

  • 2. Teori dariNYA.
    Kepastian kebenaranNYA, tidak diragukan (albaqarah ayat 1, 2), namun banyak ragu tapi slalu mengagung-agungkan. Tidak sedikit pula yang yakin betul, mengagung-agungkan tapi salah kapruk, salah kaprah.


Ini kebenaran saja, lagi pengen nulis, kebetulan juga belum ada kepastian jadi makan nasgor suhah apa tidak..


Dari pada menghitung kancing, lebih baik memastikan pilihan saja, aku pilih menulis sambil makan nasgor suhah.


Jadi kalau melihat situasinya kekejaman di tanah palestina, jadi teringat pada satu makna:
"Segudang kasih sayang tidak ada artinya bila tidak di kembalikan kebenaran pada khitah teori kepastian dari sang Pencipta..QS"


Kalau begitu, kebenaran bukanlah kebetulan, juga bukan pula kepastian.





on my Facebook:
http://www.facebook.com/ahmad.hanafiah/notes.

TEaM TAnGO dan kaCaNG RebUS

TEaM TAnGO dan kaCaNG RebUS
Pertama kali jatuh hati sama tim ini, kira-kira sejak tahun 1982, waktu ada siaran ulang final 1978 antara Arkhentina( ini caraku melapalkan tim argentina) versus Kholan (belanda red), tentunya di media tunggal ti-pi-er-i (tvri), dua tim ini menginspirasiku bermain bola. Dan sejak itulah aku mulai kenal akrab dengan yang namanya tim tango.

Meski kala itu lagi rame - ramenya semua orang mengagung - agungkan paolo rosi, pahlawan Italia yang menjadikannya Kampiun di PD '82, aku tetap tak berubah sekali tango tetap tango..

Melihat posturnya, kostumnya, rambutnya, enak dilihat. Kostumnya yang ketat tidak gombrang tampak lebih atletis dan elegan, terutama sama strikernya kempes, nama lengkapnya Mario Kempes. Tiap kali maen bola aku kerasukan Kempes, slalu menjuluki diriku kempes.. apalagi kalo aku nggolin ( mencetak gol ).. KEMPES! begitulah teriakku sambil berlari dan mengacungkan tangan dan jari telunjuk ke atas, serasa jadi kempes beneran.

Tim tango, Arkhentina, makin membuatku tergila - gila sama tim ini, saat aku melihatnya piala dunia junior di tokyo jepang, aku terpukau dengan permainan salah satu pemain dari tim arkhentina yunior itu, namanya maradhona..

Sepertinya cuma aku yang punya firasat, kalau maradona itu, nantinya bakalan merajai pentas piala dunia..

Benar saja, Piala Dunia 86 di Meksiko menjadi panggungnya Maradona. Goal tangan Tuhannya menjadi buah bibir dimana-mana.. Sayangnya gara-gara tangan tuhan itu, tidak sedikit yang merasa kecewa, malah sampai menghujat abis, terutama para fansnya tim inggris.

Temen-temenku semua membela tim inggris, mereka mencela perbuatan maradona itu, aku hanya bisa diam dan cuma bisa mendengarkan semua umpatan-umpatan temen-temenku, setiap kali kami mau berangkat maen bola tiap sorenya.

Tapi dalam hatiku, aku percaya Maradona adalah bintangnya, dia pasti bisa menjawab semua hujatan itu, dengan memenangkan timnya di final nanti melawan German Barat.

Benar saja, Arkhentina Juara!! Arkhentinaaa juaraaa!! Kala itu aku nonton bareung (with) sama tiga orang temanku, tiga orang temanku ini mau bersorak juga, sebab sebelumnya sudah sangat menggandrungi brazil ku hasut mereka, buat habis-habisan mendukung tim Arkhentina.

Kami nongtonnya di rumah tetangga, kebetulan bapak penghuninya terkena sakit stroke, karena aku ini anak yang dianggap anak yang paling baek, anak mesjid, rajin adzan maghrib meski para orang tua warga tidak pada tahu, kalo aku juga suka mencuri jambu, mangga, kelapanya milik para tetangga, juga suka nyuri (mencuri) ubinya petani buat dibakar kalau lagi malam minggu pas petani lagi nanam ubi sama teman-temenku kalo lagi pada ngumpul, pas malam minggu, yang dimana itu di tuntaskan kumpul - kumpulnya dengan lari pagi keliling kebun raya.

Nah! biar begitu Ibu tetangga itu percaya sama aku dan menitipkan rumahnya, berikut dengan pembantunya, kedua anaknya yang masih balita sama suaminya yang lumpuh sebelah kanan..

Aku diizinkan sama ibu tetangga itu, bawa temen-temenku yang masih tetanggaan juga, tapi aku tidak perlu minta izin orang tuaku, soalnya ibu tetangga itu bilangnya langsung ke ibuku, jadi ibuku yang minta aku bersedia, mau ga mau, kudu mau deh.

Senang sekali bisa nonton di rumah tetangga itu hampir yang namanya cemilan mengalir terus ga ada habis-habisnya..

Saat peluit panjang berbunyi, sontak saja aku dan temanku bersorak kegirangan sambil berlari ke luar rumah, walau hari kala itu hampir mau subuh, padahal saat itu aku masih kecil, biasanya dilarang ke luar rumah, tapi malam itu tidak. Rupanya teman yang lain pun pada keluar rumah, remaja dan para pemudanya juga sama, semua berhamburan keluar rumah, suasana di komplek itu berubah menjadi sangat meriah.

Sejak itu lahirlah sebutan sang MEGA BINTANG buat Maradona...

Aku menyukai permainan Arkhentina bukanlah karena maradona saja, gaya sentuhan wan tu nya itu lho, enak dilihat.. Memang sih tim samba Brasil lebih indah lagi ditontonya.. Tapi, ya mungkin karena aku trauma waktu ngadu bola sama kampung sebelah, maennya jago-jago tapi penampilannya pada lecek ga enak dilihat.. Ini mirip sama pemain brazil..

Indahnya tim tango bak kacang rebus susah ngremnya, slalu ingin mengupas dan mengunyahnya.. Enak ditonton permainan dan penampilannya juga keren-keren.

Malam ini aku sudah siapkan kacang rebus untuk menantikan penampilan tarian tangomu kembali.

0n my Facebook
http://www.facebook.com/ahmad.hanafiah/notes/ahmad-hanafiah/team-tango-dan-kacang-rebus/

Wednesday 9 June 2010

Cinta Murni seMurni Cintanya

Cinta Murni seMurni Cintanya
"Dir, kamu sibuk ga? tanya murni, disela - sela obrolan Murni dengan Dira diterasnya rumah bu Marli uminya Dira di minggu pagi diiringi suara hujan depan rumah.


Dira adalah wanita cantik, sexy dan periang, seorang anak dari kalangan keluarga jetset, whatever aneh bin ajaib, anaknya bisukmala, bisa masuk kekalangan mana aja, kaya, miskin, cantik, jelek, cacat, sempurna, tidak pernah dibeda - bedakannya. Dia anak yang paling asyik, bisa bertemen dengannya adalah pilihan bukan kebetulan.




Temen - temennya selalu merasa kehilangan, kalau tidak ada dia katanya, "ga ada loe ga rame". Barangkali pesan itu juga kayanya nyontek dari lontaran temen- temennya.


Dira ini tidak pernah menolak diajak sama temennya, kecuali seks bebas, drug dan narkoba. Seneng karaoke, dugem, ngtrack dsb, sepertihalnya dia slalu bersemangat kalau diajak ke majlis ta'lim tiap minggu pagi, esq dsb.


Memang benar selama ini yang temen - temennya tahu, kalau Dira itu tidak pernah sok pahlawan, tidak suka tampil ke depan ngajak temen-temennya, dis selalu ngikutin teman - temannya, tapi bukan berarti jadi pengekor. Dia juga bergaul dengan siapa saja, tapi bukan juga jadi anak yang plin plan, kesana mau, kesini hayu, tidak begitu. Ia memang gadis yang supel dan bersahaja yang bikin nganngenin semua teman - temannya.


Buat Dira, temen adalah segalanya, bisa bersandar dan bisa juga jadi sandaran. Walaupun begitu, sayangnya Dira sama papa - mamanya dan adiknya yang semata wayang, alaim besarnya, bisa dibilang bak malaikat kecil, sayangnya segede gunung.


Hmm ibadahnya gmana dia?


Soal ibadah?


Jangan ditanya dah!


Meski kadang, suka telat - telat dikit, tapi Dira ga pernah ninggalin yang namanya shalat lima waktu, cuma memang Dira punya sedikit masalah sama melapalkan ayat - ayat suci.


Namun Dira sangat bersyukur karena H. Adi Alek Sanusi,Mz, masih diberi umur buat ngajarin ngaji Dira dan adiknya, membaca tuturutan atau juz'amma, walau usianya sudah sepuh.


Itulah Dira si gadis cantik berkilbab, sekipun tidak handal membaca, menghapal ayat suci. But its ok, masih bisa dimaapkan, memang betul perlu sedikit polesan agama, itu juga yang disadari abahnya, abah Mista. Kalau sudah dipoles maka akan menjadi lengkaplah kesempurnaan Dira, wanita idaman pria sejati.


Dira anak dari seorang pejabat, bapaknya seorang Menteri, Uminya Direktur bank ternama. Dira juga suka koq pake fasilitas kepunyaan bapaknya, yang kepunyaan bapaknya itu juga adalah pasilitas negara.


Tapi, Dira tidak pernah malu, Dira juga tidak pernah risih kalau ia lagi paka mobil punya Uminya yang Uminya terima itu sebagai kuda kerja, artinya ya pasilitas juga dari perusahaan Uminya.




Dira:"Salah sendiri, kenapa tuh barang ada di rumah gue, gue kan cuma menjalankan pesan ustadz, di dunia ga baek kalo ada yang lu dapatkan menjadi mubajir, ya pas lagi ga di pake sama bonyok gue, sayangkan kalo ga gue pake, orang mau bilang apa, bodo, salahin dirinya aja sama Tuhan, kenapa dia ga dikasih.."


Bujubuneeeng.. Dira.. Dira.. begitulah Dira, setiap kali ia menjawab kekhawatiran temennya waktu di mobil dalam perjalanan menuju salah satu majlis ta'lim zikir bersama, atau sindiran dari gank manja mami di kampusnya.


Dira :"Gue dah nyangka, dari tadi gue pratiin ada yang lu pikirin, ntar ya Mur, gue telpon Usep dulu."


Tak lama Dira pijit no cantik Usep, langsung nyambung.


Dira :"wa..alaikumsalaaam, weh seneng gue ama lu sep, ga pake lama gue kalo ngbel lu.. Sep, sore ini gue ga bisa.. Gue ada tamu, sori ya sep, salam buat temen2, tapi abis pada ngband ntar mampir ke rumah, gue nitip goreng sukunnya kho aming.. Haha, ya elu gue kan minta tolong, bisa ya sep?.. Teng sep.. alaikumsalam..klik"


Mira :"Dir, duh gue jadi ga enak, jangan dibatalin Dir.. Mending lain kali aja gue ngomongnya., gue pamit aja ya!"


Ratap Murni setelah Dira selesai kontak temennya.


Dira :"Murni Murni.. Kalo mau pamit ya tadi dong sebelum gue kontak Usep.. hehe.. Udeh deh, gue sekarang siap denger omongan lu.. eh lagian lu dengerkan anak2 tadi gue pan udah minta dibeliin goreng sukun ke sukaan lu.. Mereka biasanya paling cepet 3 jam latihan.. Jadi kita ada waktu lama ngobrolnya.. Dikamar gue aja yuk."


Komen Dira, sambil berdiri, tangan kirinya ngegendong stoples ranginan tangan kanannya bawa gelas jeruk minumannya. Murni ga bisa mengelak, dia pun akhirnya ngintil Dira dari belakang sambil tangan kirinya bawa dus pizza yg isinya tinggal dua potong, tangan kanannya bawa minuman jeruk sama kaya Dira, bedanya masih penuh...


Keduanya masuk kamar, sementara di luar hujan tambah deras. Dira menyalakan televisi dan dvd playernya, ia stel lagu I Really Like You - Carly Rae Jepsen kesukaannya. Kemudian ambil handuk lalu ke luar dari kamar masuk ke kamar mandi.


Marni duduk diatas ranjang matanya membaca update teman - temannya di smartphone di salah satu media tenar saat itu sambil jari lentiknya menggeser layar menelusuri semua update dan komentar teman - temannya, sementara mulutnya berdesah ikut menyanyikan suara cantik Carly Rae Jepsen, beat musiknya cukup menghangatkan suasana pagi yang di guyur hujan.


"Tok.. tok.. tok.. suara pintu kamar Dira yang terbuka diketuk bi iyah sambil membawa baki di tangannya berisi dua mangkuk lontong sayur kesukaan Dira.


ok...bersambung...

MENJOESOERI KALI KETJIL

MENJOESOERI KALI KETJIL

Jana menjoesoeri sepandjang sisi soengai jang dikanannja pematang sawah jang loeas dan disebelah kirinja beloekar teroes menoedjoe hoetan ketjil. Sementara 4 ekor kerbaoenja dibiarkannja mandi dikali.




Disepandjang menjoesoeri kali, mata jana tak lepas memandangi kali bening.. sebening katja baroe beli di toko. Hari ini Jana ingin sekali makan pake ikan..


Tiba-tiba dari kedjaoehan Jana mendengar sajoep - sajoep ada jang berteriak.


"janaaa.! main bal tidaaak?! boeroe soedah di toenggoe pak engkoesss!


"heii Tjéng, ijaa.. bentar lagii.. akoe ke sanaaa ja!"balas jana sama Atjéng.


"ijaaa..!":oedjar Atjéng.


Atjeng dan 3 temannja poen berlaloe sambil berlari.. Ketjuali Adang, dia tertarik melihat Jana jang sedang tjari ikan.


"Jan, kamoe tidak pasang boemboeng ja?"tanja Adang.


"pasang Dang, coema boemboengkoe ilang.. terpaksa akoe pakai tangan sadja" djawab Jana sambil memasoekin seekor oedang ke tjelananja, sementara matanja jang tadjam seperti elang teroes mengintjar boeroeannja, oedang dibalik bebatoean.


"Kaoe tidak bareng sama jang lain, Dang?": tanja Jana sambil meraba tangannya ke balik batoe.


"Tidak Jan, bareng sadja sama kamoe nanti, ja.. soedah banjak ikan jang kaoe dapat Jan?":tanja Adang jang merhatiin jana diatas kali.


"Akoe baroe dapat 5 ekor oedang, ajolah toeroen kaoe, bantoe akoe nih"adjak Jana sambil menjipratkan air ke Adang. Adang membalas sambil melempar batoe ke sebelah djaoeh kali, biar tjipratanja bisa mengenai jana.


Dan bjoeoer...r...rr...!! akhirnya basah djoega toeboeh Jana. Akhirnja Adang toeroen ke kali, sambil bertjanda maen air, main tjiprat - tjipratan sama jana.


"Oo..i..ja, Jan, Akoe loepa, abahkoe kemaren pasang boemboeng.. Ajo kita liat! kaloe banjak kita bagi doea ja, Jan?!": sela Adang


Laloe kedoeanja pergi menoedjoe tempat dimana boemboeng bapaknja Adang. Benar sadja, ternjata banjak ikannja, besar - besar lagi, seoekoeran telapak tangan mereka.


Dengan riangnja mereka poen bergegas mengangkat boemboeng itoe.


"Waaah.. wah..waahh... ini banjak sekali Dang.. ada 8! besar-besar lagi, akoe minta 2 sadja Dang?!": pinta Jana.


"Kita bagi doea sadja Jan, tak habislah 5 ekor koe makan sama mak bapakkoe dan sama si ai.. Ajo kita poelang, biar tidak terlambat latihan bal!




Mereka poen poelang sambil menggiring kerbaoe-kerbaoenja Jana. Tampak sekali riang berseri - seri wadjah kedoea botjah terseboet. Jana senang betoel, dia soedah membajangkan maknja, pasti soedah boeatin boemboenja dan sambal goang kesoekaannja lengkap dengan daoen singkong dan pohpohan jang ada dipakarangan luasnja.


"Hemmm... mm... nikmatnjaa..a..!.. goemam jana dalam hatinja, membajangkan  apa jang bakal diboeat maknja.


Maknja soedah tahoe kemana hari itoe Jana pergi, soalnja maknja soedah dikasih tahoe sama Jana.  waktoe Jana pas poelang sekoela, kalaoe hari ini Jana pergi maoe tjari ikan.


"Mak pasti boeatin boemboenja Jan, djangan loepa, bantoe bapak doeloe di sawah.."pesan mamaknja..


Di sana Jana liat bapaknja jang lagi istirahat di bale - bale sawah, santai sambil kipas-kipasan pake toedoeng.


"Bah, akoe maoe ke kali, liat boemboeng,": ujar Jana.


"Boleh, sekalian ja, Jan, titip kerbaoenja, tolong di mandikan, Abah haroes ke bale desa, beli poepoek..": djawab bapaknja.


15 tahun kemudian.



Yana kini kembali pulang ke Desanya, genap sudah 22 tahun ia tinggalkan kampung halamannya dimana ia dulu sering mencari udang di kali kecil dekat rumahnya.


Hari ini Yana pulang bersama istrinya yang berkebangsaan Belanda - Jawa dan anaknya yang masih satu tahun, dengan membawa mobil mewah.


Lama merantau di negeri orang, di Belanda, Jana menyelesaikan studinya dan langsung diterima bekerja di perusahaan philip..


Yana bukan keturunan maling kundang, dia dan bapaknya terpisah dari maknya sama adeknya, Ai..


Setelah 15 tahun, hari ini Yana akan menemui Maknya yang dari surat-surat maknya yang ditulis sama Ai, masih tinggal di desanya, Ai pun sekarang sudah di karunia 5 orang anak, 3 laki 2 perempuan, suaminya Adang Permana Sjahpoetra, sahabat Yana itu.


Dan Adang sekarang sudah menjadi seorang pengusaha kerupuk dan rangginang di kampungnya.


Yana menghentikan mobilnya, lalu keluar, dia memandangi kali ketjil itu, matanya berkaca-kaca, istrinya Elzha Adam Ibrahim, Adam Ibrahim nama belakang dari Yana, sedangkan nama bapaknya Ibrahim, panggilannya bapak Iim, meninggal di amsterdam, dimakamkan disana.


Beliau mendekati suaminya, memeluk lalu membelai rambut kepalanya. Elzha tahu apa yang dirasakan suaminya, kepedihan yang dalam.




Kali ketjil itu, telah menyelamatkan sekaligus memisahkan dirinya dan bapaknya dengan maknya dan ai hampir 15 tahun.


Jana Adam Ibrahim terbawa lamunan, tenggelam dalam kenangan 15 tahun yang silam..


Dan kisahnya..


Kala itoe sendja..



~ Bersambung ~

Monday 14 December 2009

Aha n Family

Aha n Family

Tuesday 1 December 2009

Haruskah Rakyat menjadi Tumbal Menuju Masyarakat Madani?

Haruskah Rakyat menjadi Tumbal Menuju Masyarakat Madani?

Tidak hanya pembagian BLT, pembagian ZAKAT, SEMBAKO MURAH, DUIT RECEH buat lebaran sampai ke DAGING QURBAN, bagaikan pesta para penjajah dalam kesenggangannya yang menyaksikan tontonan menarik anak jajahan / inlander. Sepertihalnya lomba panjat pinang, tarik tambang dsb adalah muara oleh - oleh dari hiburan kaum penjajah. seolah - olah diantara kedua kaum beda kasta sama - sama senang.. sama - sama suka cita.

Keadaan ini terjadi terutama melanda kota - kota besar di Indonesia. khususnya pulau JAWA. Dan pemandangan seperti itu tidak akan kita temukan di perkampungan atau pedesaan [kecuali para penghasut datang ketempat itu..]. Berbeda sekali dengan mereka yang tinggal dipinggiran kota Hilangnya harga diri menjadi bermuka tebal dari para mustahik. sementara para pencari pahala sibuk menyiarkan prestasinya, seolah kedua tangannya harus tahu harus tranfaran. biar semua orang tahu bahwa aku ini orang baik dan berbudi luhur... bagai pesta di atas bara api, yang bahan bakarnya rakyat yang lapar.

Menjadi nadir. Pemandangan yang menyakitkan mata menusuk hati. Moral bangsa hampir hilang, JENDRAL!!! siapa yang ber TANGGUNG JAWAB???

Kita semua sepakat dan berharap agar negara ini jaya, maju bermartabat, yang disegani di mata dunia, yakni menjadi masyarakat yang oleh para pakar ketatanegaraan menyebutnya MASYARAKAT MADANI. Namun tidak adakah jalan lain selain menjadikan rakyat sebagi tumbal untuk menggapai itu semua??

Seandainya ini benar, tentu rakyat sangat ikhlas dan siap menumpahkan segenap darahnya untuk kejayaan negeri ini hatta harus menjilat nasi di jalanan..

Sebaliknya, kalaulah ini akibat satu proses sistemik [ punten, sori, maap pinjem istilahnya bu Sri Mulyani ] dari pengisapan darah secara besar - besara sepertihalnya masa yang sudah - sudah.. tunggulah kehancurannya.

Semoga Niatan kita semua baik untuk negeriku satu. NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAYA.

Wednesday 11 November 2009

Kegundahan Tentang Masa depan Bangsa, Namun Terbesit Setitik Harapan Dengan Menguak Essensi Binaan Yang membuat Kisi - Kisi Celah Jati Diri Bangsa

Kegundahan Tentang Masa depan Bangsa, Namun Terbesit Setitik Harapan Dengan Menguak Essensi Binaan Yang membuat Kisi - Kisi Celah Jati Diri Bangsa

Tidak saling kenal maka tak ada apa - apa tak ada gembira, khawatir dan sedih karenanya. Awan mendung bukan berarti akan turun hujan, tapi sedia payung sebelum hujan adalah keputusan yang bijak.


Manusia mahluk sosial, segarang apa pun di hatinya terselip nilai kemanusiaan yang pernah ditanamkan pada waktu kecil dalam masa pertumbuhannya. Dan paling sederhana adalah nilai - nilai yang terekam pada saat usia balita hingga 17 tahun. Lalu pada perjalanan hidup berikutnya seiring persentuhan dan pertumbuhan sikologinya, terbentuklah kepribadian.




Kepribadian itu terbentuk dari proses perkembangan antara percampuran tabiat bawaan dengan pengaruh dari luar yang diantara keduanya saling berakumulasi mana yang akan nantinya mendominasi sifat - sifat kepribadiannya.


Tingkat kecerdasan kepribadian tiap orang berbeda - beda, ini sangat tergantung bagaimana seseorang dapat mengelola tingkat emosionalnya, sedangkan kemampuan dalam pengendalian tingkat emosional seseorang sangat ditentukan oleh hasil rekaman yang diterimanya dari pengaruh luar, terutama lingkungan pendidikan.


Masalah sosial dan kemanusian adalah essensi stabilitas ekonomi selain faktor alam, sumber daya alam dan keamanan. Manusia dianugerahi dua sisi sifat dasar baik, jahat, sadis, lembut dan lain sebagainya, keduanya tidak pernah muncul secara bersamaan, tergantung situasi dan kondisi ( sikon ) yang dihadapinya dengan kemampuan control yang tidak sama satu dengan yang lainnya.


Kemampuan kontrol diri tergantung seberapa besar daya serap seseorang dalak pengendalian emosionalnya, ketika itu didapatkan pada proses rekam jejak dari lingkungannya, baik lingkungan di dalam kemasyarakatan, yakni keluarga, masyarakat dan negara, maupun lingkungan pendidikannya.




Ketika hidup dalam persentuhan lingkungan tidak lagi dibatasi oleh wilayah, jarak pun sudah tidak lagi menjadi kendala. Perlahan tapi pasti globalisasi mengikis kebiasaan yang tadinya sedikit, menjadi beraneka ragam.


Bagi yang hidupnya slalu dinamis, pengaruh seperti ini sangatlah menguntungkan tak peduli mereka yang berbalut mental kejujuran maupun berkantung mental opportunis. Sebaliknya yang pasrah, maap, akan tergilas secara alamiah.


Mereka yang tergilas, mengklaster secara alamiah menjadi kaum marginal, dari sudut kacamata pengamat ekonomi yang disebut ekonom, mereka itu disebut masyarakat kelas bawah, yakni yang slalu berasumsi rasa, yakni merasa tersingkirkan dari pesta pertarungan hidup, yang sedikit kerja uang berlimpah.


Sebutan lain bagi mereka yang memandang sinis atau sedikit merasa jijik bersentuhan dengannya, mereka itu adalah sampah. Namun yang lebih menyakitkan lagi, Pemerintah menyebut SDM ini adalah Beban.


Sungguh sebuah statement yang sangat kontradiktif! China yang jumlah penduduknya hampir 1 milyar dan jumlah pendudak yang paling banyak di dunia menyebutnya mereka itu adalah aset, begitu pula Singapura, tapi negara itu bukan contoh kasus yang baik penduduknya sedikit sokongan dari berbagai negara - negara maju cukup dimanjakan.


Disini ada beberapa contoh kasus yang mungkin dapat membantu mengembalikan kesadaran kita, jika kita mau merenungkan kembali,bahwa keberadaan mereka sebetulnya bukanlah beban, artinya yang namanya beban itu apa saja yang bertengger di pundak yang membuat langkah menjadi terasa berat sebelah.


Contoh Kasus:



1. Para fans Iwan Fals,


Kebanyakan dari anak muda dengan keseharian dan tutur kata yang tidak akrab di telinga bagi para pelaku santun hidup.. serta dalam berpenampilan, penampilannya mencerminkan kebiasaannya. Mereka juga mungkin terbiasa bertutur kasar dan dapat dengan mudah berkata bahkan berteriak denga kasar, tapi mereka juga bisa dengan mudah menurut senurut-nurutnya, apa pun yang di katakan oleh sang IDOLAnya. Dan ketika alunan lagu di lantunkan oleh sang Idolanya, telinga mereka pun larut dalam iramanya mengajak mulut mereka ikut melantunkan lagu yang dibawakan oleh sang idolanya dengan penuh rasa dan penjiwaaan yang dalam.


Pembawanya yang lusuh, raut muka garang hasil tempaan dari kerasnya hidup, sekilas nampak sangar tatapannya, berapi - api saat mulutnya terbuka..itulah para fans IWAN Fal.. Namun dibalik itu semua mereka mampu dan sangat menikmati lagu-lagu yang di lantunkan sang IDIOLA, Iwan Fals, setiap liriknya pun mereka resapi betul.. Kita akrab sekali dengan dan mengenal betul lirik-lirik lagu IWAn Fals, sebagian besar bicara persoalan sosial dengan masalah dan harapannya..masalah manusia dan kemanusiaannya.. juga bertema cinta yang lugas dan jantan.


Jadi betapa menyentuhnya lirik dari lagu2 Iwan Fals, karena isinya sederhana mudah di cerna dan objektif menilai tentang hidup, sanggup membelah hati segarang apapun seurakan apapun hidupnya, artinya bicara sentuhan bicara rasa artinya ternyata setiap diri memiliki nilai rasa kemanusiaan, yakni rasa welas asih.


2. Hanya musibah karena Bencana alam yang membangkitkan rasa kemanusiaan


Mereka bisa tak saling kenal sebelumnya, tak pernah tahu tempat kejadian sebelumnya,namun ketika satu peristiwa bencana alam terjadi, mendadak terlecutlah setiap diri memikul pilu yang sama secara bersamaan, dan naluriah sikap sosialnya mendorong mereka menghimpun diri yang membentuk barisan yang dengan sukarela mengulurkan tangannya, dalam bentuk sumbangan dana dan tenaga. Masing - masing mengerahkan sesuai dengan daya kemampuannya, semuanya mengerucut ke dalam satu sikap saling merasakan saling berbagi saling kasih sayang tanpa harus mengenal sebelumnya.


Kalaulah kita pandai mengelola nilai-nilai kemanusiaan yang ada di setiap diri manusia, tentunya apa yang akan kita perbuat untuk diri keluarga dan bangsa adalah yang terbaik dengan setulus tulunya tanpa ada motivasi - motivasi yang macam - macam. Hidup ini sangat tergantung apa yang ditanamnya, artinya seberapa kualitas doa ketika bibit akan ditanam, kita hanya mampu mengerjakannya berdasarkan teori- teori terbaik, hasil akhir bukanlah menjadi urusan kita itu menjadi kewenangan sang Pencipta, selama doa selalu dikumandangkan setiap setiap waktu untuk menjadi yang lebih baik.


3. Hal yang dirisaukan dan sebetulnya tak perlu di risaukan


Problem sosial karena pengaruh globalisasi membuat hidup menjadi berlandaskan hedonisme spiritual yang mendorong hidup konsumtif, dan ini sudah terjadi menjadi kenyataan hidup masayarakat di setiap, baik di kampung-kampung, perumahan2 rakyat maupun perumahan2 elit/ real estate, di setiap sudut persentuhan pergaulan sosial maka terjadi saling memamerkan kemampuan dan kemewahannya,hal seperti ini sudah jadi budaya dan tidak perlu pula dirisaukan, bahwa yang demikian akan membawa dampak buruk pada tatanan sosial.


Juga dinamika hidup yang terus berjalan dengan semakin cepat, dinamis dan serba instan membuat masing - masing sudah tidak punya waktunya lagi untuk hidup bersosialisasi lebih banyak di tengah - tengah masyarakatnya. Dan hal ini pun di anggap sebagai satu bentuk ketidakpedulian sosial terhadap lingkungan. Seharusnya kenyataan hidup seperti ini harus dimaklumi bersama dan tidak perlu juga menjadi bahan pertimbangan serius, karena di setiap perkampungan dan perkotaan kepengurusan slalu ada dan slalu di bentuk melalui pemilihanyang rutin di lakukan secara berkala tergantung kesepakatan masa periode jabatan kepengurusan, di setiap wilayah tidak ada bahkan tidak pernah ada kemandegan kepengurusan artinya terjadi kekosongan orang - orang yang menduduki jabatan di kepengurusan tersebut, baik tingkat lurah, kepala desa hingga RW / RT. Mereka inilah sebetulnya yang harus aktif mengatur, mengarahkan, mengawasi dan mebina warganya, dan harus setia memantau setiap jengkal wilayahnya.


Dengan demikian jika kita mau melihat bahwa jumlah penduduk sebagai aset dasar untuk menjadikan Negara ini maju dan bermartabat, maka bukan hal yang sulit untuk mengerahkan dan memberdayakan mereka, namun ini semua kembali berpulang pada motivasi para pemimpin bangsa ini, baik di tingkat paling rendah, yakni RT hingga aparatur di tingkat tinggi dan tertinggi, yakni Pemerintah dan Instistusi lembaga tinggi negara dengan segala peralatannya.


Wednesday 12 August 2009

JALAN LURUS BERJALAN JIGJAG

JALAN LURUS BERJALAN JIGJAG


Zaid pergi di pagi buta, berbekal optimis dan nasi goreng buatan emaknya. Hari ini hari pertama dia bekerja, di sebuah perusahaan milik negara terbesar dan tersohor di negaranya Zaid. Nampak terpancar di wajahnya cahaya bak sinar bulan purnama yang bersinar indah. Emaknya pun begitu bahagia melihat anaknya berpakaian rapi.


"Tak sia - sia aku besarkan kau nak": begitu gumam emaknya di dalam hatinya.


"Maak, Aku pamit, salam sama abah, ya.. assalamu'alaikum" sapa Zaid sambil mencium tangan emaknya, sementara saat itu babehnya masih berada di mushala, yang belum tuntas menyelesaikan dzikirnya.


"yak it, hati-hati, jangan lupa di makan sarapannya, itu mak pisahin telornya, kerupuknya mak masukin ke plastik di tas kamu, botol minumnya juga di situ. Wa'alaikum salaam"jawab emak yang terus menatap anaknya sampai hilang dari pandangannya.


Zaid jadi seperti merasa anak yang baru pertama kali sekolah tidak di antar emaknya, di kasih bekal lengkap, tapi Zaid gak bakal lupa pesan idolanya ustad Cecep, kalo emak rewel ama kita tandanya sayang, kalau di sayang emak hidup jadi gampang, karena syurga ada di bawah telapak kaki emak.


Makanya Zaid gak pernah merasa risih dengan kerewelan emaknya yang sejak sore kemaren, di kasih wejangan..kalau nanti kerja harus gini, harus gitu, gak boleh gini, gak boleh gitu.. Zaid emang sayang bangeut sama emaknya. Begitu pula ke dua orang tuanya, karena Zaid anak tunggal anak semata wayang.


Zaid naik kereta pertama, berangkat pukul setelah subuh lima menit setelah sarapan. Di kereta Zaid naik gerbong ke dua seperti yang dipesankan oleh temen - temannya, katanya di situ mereka pada kumpul. Dengan malu - malu Zaid naik gerbong sambil menghitung gerbong di tiap koridor kereta. Sampailah Zaid di gerbong kedua, benar saja di sana sudah ada beberapa temannya, mereka menyapa Zaid dengan penuh gembira.


Zaid malu, karena dia merasa yang nampak paling rapi dan bersih, wangi lagi, sepatu licin bekas di semir emaknya, hanya tasnya yang nampak kusam, pinjaman dari babehnya, sementara teman-temannya biasa saja, bahkan ada yang belum mandi, terlihat ada sisa belek di matanya, cuma cuci muka, katanya takut ketinggalan kereta, ntar aja numpang mandi di kantor.


Mereka berdelapan satu tempat duduk berhadap-hadapan, semuanya sama, hari itu hari pertama mereka kerja, jadi mereka sepakat berangkat keroyokan untuk mengatasi krisis nyali di jalan, tapi tempat kerja mereka tidak sama, hanya ZAid bersama sahabat karibnya Pandjul yang satu kerjaan.


Pandjul..Berbeda dengan Zaid, dia adalah anak yang cerdas dan pintar, piagam dan tropi juara ke 1 tidak pernah mau pergi dari genggamannya semenjak di bangku kelas 1 SMP hingga hatam SMA[SMU sekarang], tapi dia tidak pernah merasakan indahnya menjadi seorang bintang pelajar, maklum anaknya sedikit urakan, cuek dan agak pemalas, satu hal yang menjadi penyebabnya karena Pandjul tidak suka olah raga, dia tau bangeut kalau olahraga itu salah satu catatan untuk menjadi seorang bintang pelajar.


Saban hari ga bosan bosannya para guru dan teman - temannya ngingeutin agar pandjul menyukai olahraga, sayang seribu sayang Pandjul tidak berambisi untuk meraihnya, kegigihan guru-guru yang mati-matian membujuknya dengan sebotol susu dan semangkuk bubur kacang ijo plus roti tawarnya agar pandjul mau berolah raga, tapi tetap saja Pandjul tak bergeming, prinsipnya banyak bergerak, tidur yang cukup dan tidak telat makan itu sudah cukup sehat dan menyehatkan.


Maklumlah anak pemalas tapi smart memang suka pandai ngeles. Bangku kuliah, jangan ditanya, nilai A di semua mata kuliah, termasuk mata kuliah cara memikat hati para gadis kampus..dialah tempat berguru para pemuda jarang jajan demennya darmaji ( dahar lima ngaku siji m makan lima buah mengaku makan satu) dan slalu gagal bercinta, termasuk Zaid.


Pandjul memang anak yang luar biasa, bikin salute warga sekampung, guru - guru dan para dosennya, tak terkecuali cewe - cewe di mana saja Pandjul di kenal, semua dibuat takjub akan kemampuannya menguasaii 7 bahasa, meskipun dia tidak pernah menjadi member di tempat kursus2 bahasa ternama di kotanya.




Ini bukan mengada-ada, dalam rapat guru, pak Jonsonenjonson memberikan pernyataan ini dengan bersungut - sungut. Semua percaya sama pak Jonsonenjonson, karena dialah yang di utus bapak kepsek Sangkano, yang memintanya melakukan investigasi keseharian Pandjul dari subuh ke subuh lagi, setiap hari kerja selama satu bulan dengan imbalan beras pandan wangi satu karung plus susu kaleng kental manis satu lusin.


Salahnya pak Jonsonenjonson, dia tidak melakukan pengintaiannya di hari libur, sebab justru setiap hari minggu itulah muara rahasia dari kehebatan Pandjul. Tiap hari minggu Pandjul suka ikut jualan sama penjual aksesoris di tempat wisata di kotanya, kebanyakan mereka menjualnya ke wisatan manca negara.


Di situlah Pandjul belajar bahasa dari mereka, para wisatawan atau turis asing dari berbagai belahan dunia. Hingga dalam waktu satu tahun dia lulus unsertifikat dengan memuaskan, kenapa? sejak itu banyak para wisatan senang dan slalu berharap, kalo itu wisatawan asing kelakuanya kaya wisatawan domestik mereka pasti sudah pada berebutan, ingin menjadikan Pandjul sebagai tour guede.


Hanya satu di dunia ini yang kurang respek sama Pandjul, yaitu Ibunya, Ibu kandung Pandjul. Meski demikian yang namanya Ibu, beliau juga tetap sayang sama Pandjul. Tapi untuk urusan suruh menyuruh, ibunya tidak pernah lagi menyerahkan itu sama Pandjul, kapok katanya..Kenapa? begini ceritanya..


13 Tahun yang silam...Ibu Pandjul pulang dari pengajian, pas di depan rumah kaget lihat Murpy, lagi bawa ember.
"Pi, kenapa kamu yang ambil air? kan tadi umi dah bilang sama pandjul, hari ini giliran dia..mana Pandjul? PANDJUUUL..PANDJUUL? teriak Ibu setengah sewot. Pandjul yang lagi asyiik baca koran bekas berbahasa inggris pemberian salah satu kliennya kaget bukan kepalang.


"Wah gaswaat..umi datang.." "yak mi, pandjul lagi di belakang ni...lagi beresin gentong air.." sela Pandjul belaga rajin. Waktu Murpy nyamperin sambil ngasih air di ember ke Pandju.


Pandjul bisikin adeknya" phi, jangan bilang2 aku yang nyuruh yah tenaang.. semangkok es loder menanti besok, okeh?


"yah kak " jawab Murphy dengan santun.


Teman - teman, Murphy ini adek satu - satunya Pandjul, mereka dua bersaudara beda bapak..Namanya memang agak kebule - bulean. Bapak Pandjul alm. H.Surjana meninggal waktu usia pandjul masih 3 tahun.


Kemudian Ibunya nikah lagi dengan Pria Bule masuk islam jadi muslem asal Kanada, namanya alm. M. Erick Steward, karena Muslim, inisial M yang tadinya Michael di ganti dengan Muhamad, penggantian nama ini pake acara selamatan bubur merah bubur putih yang disaksikan oleh K.H. Zamzarani dan tokoh - tokoh masyarakat di situ dengan mengundang seluruh warga masyarakat setempat di tiga kelurahan.


Pesta pernikahan dan acara selamatan "penggantian nama" adalah pesta terbesar dan sangat meriah di abad itu di kampung Pandjul, maklum baru kejadian seumur -umur ada warganya yang menikah sama bule. Singkatnya, buah dari perkawinan lahirlah Murphy, nama lengkapnya Adam Murphy Ibrahim, Murphy itu di ambil dari nama bapaknya M. Erick Steward, karena begitu sayangnya sama bapaknya untuk menghormati bapaknya maka nama itu di berikan lagi sama anaknya.


Dan hal yang menyedihkan pada usia Murphy 6 bulan, M.Erick Steward meninggal, mayatnya tidak di temukan, hilang bersama pesawat yang meledak ketika alm. mau pergi ke Negaranya..


Malamnya, selesai makan berjamaah, mereka tidak langsung beranjak dari meja makan, seperti biasa ditutup dengan nasehat dan petuah dari Ibunya, tapi kali ini tidak kecuali permintaan Ibu Pandjul sama Pandjul yang sedari sore sudah cukup sabar menahan jengkel dengan kelakuan si sulung ini...


" Pandjul, jangan mengelak, Umi tahu betul dengan kelakuan kamu..Nah! besok sore Umi minta kamu yang ambil air di kali, kasihan adek kamu..dia juga sama kaya kamu perlu istirahat" seru Ibu dengan raut muka yang sedikit kecewa menatap Pandul...


" Siap Umi! tapi boleh kan aku minta ditemenin? permohonan Pandjul.


" Boleh tapi jangan sama murphy, pulang sekolah dia harus bantu Umi, bawain pulang barang - barang dagangan.." Sela Ibu memberi batasan.


" Ga kok Mi, sama Zaid..boleh kan Umiii?? opsi Pandjul berharap dapat restu.


" Silahkan, tapi jangan kebanyakan nyimpang..jam 5 sore air bak harus sudah penuh, jangan lupa sama gentong air minum, itu juga harus terisi penuh" peringatan Ibu sama Pandjul, sambil berlalu membawa piring - piring bekas makan kebelakang untuk dicuci, sementara Murphy memindahkan lauk dan nasi dari meja makan ke lemari makan, karena meja makan segera di sulap menjadi meja serba guna, buat belajar juga bisa buat ibu menyulam strimin*) dan juga menjadi alas untuk menyetrika baju..


"Berees Umiii..! jawab Pandjul , kemudian dia duduk di teras depan sambil baca buku kegemarannya "FOLLOW ME".


Tiba waktunya, sore harinya Pandjul ditemani Zaid pergi menuju kali, nama kalinya KALI MANJADA, konon katanya menurut sesepuh di situ nama Kali Manjada berarti Kali Manis Jangan di Pandang Aja, gitu. Di pinggir kali terdapat mata air yang di atasnya tumbuh tanaman keras, seperti pohon bambu yang rindang juga terdapat beberapa pohon kemang, rambutan dan kelapa.


Disitulah warga yang tidak memiliki sumur dan sebagian besar warganya belum bisa memanfaatkan fasilitas air ledeng dan memang air ledengnya sendiri belum menjangkau rumah warga di wilayah kampung Pandjul, mereka hanya memanfaatkan berkah yang diberikanNYA termasuk keluarga Pandjul, sayang untuk mencapai lokasi tersebut harus di tempuh 50 sampai.



~ Bersambung... ~


Thursday 11 June 2009

Klip Klg AHA - duapemata

Klip Klg AHA - duapemata

Wednesday 3 June 2009

Rakyat bermimpi tentang Seorang Presiden Ideal

Rakyat bermimpi tentang Seorang Presiden Ideal

Rakyat bermimpi tentang Seorang Presiden Ideal





Bermimpi tentang seorang Presiden sama saja bermimpi tentang sebuah negara makmur yang aman, penuh sandang, papan. Impinan sebuah negara makmur, dimana rakyat hidup bahagia, yang seepenjuru kampung dan kota hidup damai gemah ripah loh jinawi, bagai mimpi disiang bolong, ya imagine, kata om John Lenon. Itu hanyalah impian disetiap kepala - kepala manusia di sepenjuru dunia.. entah kapan akan menjadi nyata.







Berhadapan dengan realita kehidupan, slalu kita jumpai pasang surut hidup, aneka cerita suka dan duka kehidupan yang kita hadapi, kehidupan disekitar kita, kehidupan diluar sana, yang kita lihat, rasakan, baik di media masa, elektronik, juga yang kita dengar dari kanan kiri cerita dari teman, saudara dan sanak famili.


Realitanya antara Kenyataan dan harapan kita, harapan semua orang, slalu tidak kongruen, artinya ada jarak antara harapan dan kenyataan. Adakah korelasinya ini dengan kesungguhan kita dalam menyenandungkan doa dengan berjuta keinginan yang tiada henti dikumandangkan lagi slalu berubah - ubah, tergantung kecenderungan selera yang kebanyakan itu datangnya adalah dominasi pengaruh luar, sehingga tak kunjung - kunjung apa yang di minta?


Lalu adakah juga kebahagiaan / kesejahteraan hidup sesorang ada keterikatan dirinya dengan persentuhan pihak lain, baik dalam keluarga, lingkungan masyarakat maupun negara.?


Ciri khas negara yang mapan madani, rakyatnya hidup dinamis penuh bergairah penuh darah segar, itu bermuara pada seberapa cakap seorang pemimpin, yaitu Presiden / Raja, memimpin Negara / Kerajaannnya. Ketegasan dari seorang Presiden, kearifan dari seorang Presiden, yang bijak dan adil, keteladan yang baik yang berantai dan terinfluence, karena keteladan yang tidak baik pun sama demikian., contoh kongkrit lihat bagaimana figur - figur yang mewarnai kehidupan politik di Republik ini, Indonesia ku tercinta ini.


Banyak intrik - intriknya, terkadang ada yang membikin ketawa geli, lumayanlah lebih lucu dari negara tetangga, republik mimpi.. Ini Bukanlah sikap pesimis, juga bukan memandang sinis, semakin hari semakin nanar dengan semua harapan ke arah lndonesia Jaya yang adil dan makmur, hanyalah tinggal sepenggal mimpi seperti yang dikatakan oleh bang lwan fals, bagai mimpi yg tak pernah terbeli mimpi indah kosong.


Sekalipun demikian bukan juga berarti tidak lagi berharap, sepenggal optimis masih ada.. sejenak menengok ke belakang.. ketika bangsa lndonesia dibawah kepemimpinan Presiden pertama, lr. Soekarno dan kedua, yakni Jendral. H.M .Soeharto,keduanya layak kalau di bilang telah berhasil mengangkat harkat dan martabat kehidupan bangsa lndonesia ke level kejayaan sebagai negara berkembang, bangsa ini begitu disegani bukan hanya di Asia Tenggara saja tapi juga di benua Asia, Amerika, Afrika dan Eropah, bukan karena kekuatan senjata dan ekonomi, tetapi karena kepemimpinan mereka.


Keduanya memiliki satu kesamaan, yakni menjadi figure sentral, yang sempat mendapatkan julukan sebagai 'bapak Bangsa' dan yang satu lagi dijuluki 'bapak Pembangunan' (terlepas kecondongan dalam keberpihakan politik luar negerinya masing - masing), sebutan itu sekalipun ada beberapa tanggapan menganggap bahwa itu pengakuan dari mereka sendiri, yang jelas apapun itu dari atau bukan bersumber dari mereka, kedua sebutan itu diterima dan cukup melekat di hati rakyat, artinya rakyat mengakui terhadap sebutan itu.


Seorang pemimpin yang berjiwa patriotik, adil, bijaksana adalah pemimpin memiliki semangat cinta tanah air, ciri sederhananya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, yaitu mengutamakan kepentingan negara dan bangsa dari pada diri dan keluarganya adalah Pemimpin yang ber- Pancasila. Cukup miris melihat ada beberapa komponen bangsa, mengatas namakan rakyat, bangsa dan negara, permintaan segilintir bangsa untuk mengadili Presiden RI ke-2, bapak Soeharto, apa bukan hal ini mencerminkan betapa kita tidak menghargai nilai-nilai kebangsaan, dan aroma muatan dari luar negeri khususnya Amerika sangatlah kental dan kentara.


Betapa kedua Pemimpin ini, baik lr.Soekarno dan H.M. Soeharto, telah menghabiskan masa hidupnya demi kepentingan nusa dan bangsa.. setiap tetesan darahnya di tumpahkan demi kejayaan lndonesia Raya.


Tentunya dalam hal ini bukan mau mengecilkan peranan para Pemimpin yang terpilih di zaman reformasi..Beliau2 ini juga telah terpilih secara syah berdasarkan UU PEMILU yang berlaku pada saat itu.


Kalaulah semenjak tahun 1998 hingga kini pembangunan seolah berjalan di tempat, bukan kesalahan para pimpinan, mungkin letak kesalahannya adalah pada kita sebagai rakyat, rakyat para pemilih memilih presiden, memilih para dewan.


Sedikit banyak pengalaman telah membuktikan, bahwa rasa - rasanya telinga ini sudah pekak mendengar pidato para pemimpin, ocehan para politikus, dan teriakan anggota dewan. Tapi kita tidak ada pilihan, tetap sebagai warga negara yang baik harus menyalurkan haknya, baik memilih maupun memilih untuk tidak memilih.


Mata ini sudah memerah melihat saudara-saudaraku, mereka harus tertatih - tatih untuk menjalankan hidup, lebih parah lagi, dan menusuk dada, ketika dikatakan bahwa perekonomian kita lebih baik, angka kemiskinan menurun..


Ya, benar sekali rakyat miskin sudah mulai turun kejalanan. Lihatlah pertumbuhan angka pengamen dan pengemis, disetiap sudut jalan mereka mengais rejeki. Tidak salahbukan laporan BPS ?


Semuanya bekerja tidak ada yang menganggur.. Semua turun kejalan, ada yang tidak tahu apakah dia berpakaian atau tidak, rakyat menjadi apapun bersedia demi persoalan perut meskipun harus menjadi golongan pengangguran terselubung atau bahkan harus memakan tanaman di pagar orang lain (mencuri, merampok dlsb).


Sekarang ini sepertinya rakyat sudah tidak peduli lagi ada atau tidak adanya pemerintahan. Hembusan Reformasi, ternyata telah membawa kita menjauhi cita cita para leluhur bangsa, hampir - hampir menghapus semua jejak perjuangan mereka yang mereka rintis dengan segenap pengorbanan jiwa dan raga..


Kita semua faham, didalam kehidupan bernegara memang harus bersayap, jika tidak dengan blok barat maka blok timur, meski mat - matian membela diri bukan neoliberal, neolim dsb. Lantas apakah sikap bersayap ini harus mengorbankan baju hingga dalam yang terus di jamah hingga tak sadarkan diri terbius rasa? Sekarang ini arah kiblat mulai condong ke Amerika serikat, negara yang paling lantang meneriakan tentang HAM , DEMOKRASI (mereka sendiri tidak sepenuhnya pelanggaran). Bahkan hampir - hampir dalam segala hal Amerika Serikat juga menjadi rujukan didalam tatanan kehidupan berdemokrasi, kebebasan berdemokrasi yang luar biasa.


Jangan lupa, wahai para pemimpin! Negara Amerika Serikat atau USA, mereka adalah kumpulan orang yang terdiri dari berbagai kumpulan etnis dari beraneka ragam negara di dunia, kebanyakan penghuninya adalah warga negara kelahiran dari negara - negara di benua Eropah, parlemen dan pemerintahannya pun lebih banyak dikuasai oleh orang - orang yang berasal dari belahan eropah, sehingga wajar dan selaras sekali menganut faham kebebasan, karena satu dengan yang lain merasa mendominasi dalam gen dan ras, maka dibuat aturan jadi tidak ada yang mendominasi, supaya aman, one vote = one man.


Dan ini sangat kontras dengan Republik lndonesia, yang didalamnya adalah kumpulan berbagai suku asli dari bumi pertiwi, mereka lahir dan dibesarkan selama beribu - ribu tahun di Indonesia tidak berpindah - pindah, membentuk suku dan ras. Kalau pun ada perkawinan campuran dengan bangsa lain, itu juga tidak dominan membentuk karakter bangsa.


Jika Amerika Serikat terus menjadi kiblat, apakah kita memiliki kekuatan di belahan dunia lain sepertihalnya USA,2 artinya keturunannya berpuak - puak di luar negara sendiri sebagai induk dari dari etnisnya?


Setuju sekali, bahwa negeri ini harus berdemokrasi di kehidupan berbagsa dan bernegara, juga harus bersayap untuk menjaga perimbangan, akan tetapi apakah harus mengorbankan falsafah dan pandangan hidup bangsa, mengorbankan jati diri bangsa, sehingga melunturkan semangat nasionalis ? semangat nasionalislah yang menggagas Bung Karno mendirikan negara non Blok..


Rindu sekali hati ini, menanti seorang pemimpin seperti penggembala, yang menggembalakan gembalaannya ketempat dimana rumput tumbuh subur dan berlimpah.. matanya tidak henti - henti mengawasi setiap sudut wilayah gembalaannya. Mengusir setiap pengganggu, sehingga gembalaannya merasa nyaman menikmat i makanannya. Negeri ini merindukan seorang pemimpin yg tegas, arief dan bijaksana, berani mati demi membela kehormatan negara dan bangsa..


Seorang pemimpin yang setiap ucapannya adalah kebijakan.. dan ini hanya lahir dari seorang pemimpin yang pernah pegang senjata dan terlatih di medan tempur.. karena seorang pemimpin yang pernah bertempur, mereka ini sangat terlatih didalam mengambil keputusan dikala genting..the decision maker master.. bukan pemimpin yang pandai berteriak dengan berapi - api meneriakan visi dan misinya


Namun dikala kampanye, mereka lupa VISI dan MISI sebenarnya tertuang dalam pembukaan UUD 1945


Hai, saudaraku! jangan terbuai oleh berbagai program dan janji manisnya.. karena kita slalu tertipu.. Negeri yang makmur, aman sentosa, tinggal sebuah senandung dari John Lenon, imagine all the people, living for life in peace..it is not hard to do...


Namun bukan berarti juga kita harus kehilangan energi dan semangat. Kita masih memiliki harapan, harapan munculnya seorang pemimpin ideal, di pundaknya, terlepas dari golongan muda ataupun tua.. kita akan menyandarkan seluruh kehidupan kita.. walaupun kita kenal ungkapan J.F.Kenedy bukan apa yang akan negara berikan kepada kita, apa yang kan kau berikan kepada negara, penulis melihatnya kau/kita disitu bukan rakyat tapi kau/kita di situ adalah presiden.


Sampai ketemu tahun bulan depan di pesta kita nanti..jangan salah pilih lagi sahabat..


Senandungkan doa yang indah, bukan minta duit sama mereka, sebelum menodai dengan tinta sehelai kertas berharga bergambar dua penganten pemimpin bangsa... karena nilai dan harga kertas itu, akan menentukan nasib kita kedepan.