Sunday 12 June 2016

Hidup Berkualitas di Bulan Ramadhan

Hidup Berkualitas di Bulan Ramadhan


Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabaratuhu



Hidup berkualitas di bulan Ramadhan adalah keseimbangan gerak budaya dengan pasti alam. Tubuh sebagai alam kecil dari totalitas seluruh alam semesta membutuhkan asupan makanan yang thayyib.




Makanan Thayyib, makanan berkualitas. Makanan berkualitas bagi umat muslim itu berstandard alQuran, yaitu yang diminta ALLAH dalam surat albaqarah 57, teristimewa surat almaidah 88, thayyib itu yang halal, halal uang dibelanjakan dan halal makanan yang dimakan. Khusus binatang ternak disembelih dengan cara alQuran. Jadi bukan masalah murah atau mahalnya makanan, tapi jelas dari mana sumber makanan yang dibeli terutama daging ya.


Daging ini menjadi favorit diburu di bulan ramadhan ini. Datang daging beku dari sudut pemerintah untuk menekan lonjakan harga daging. Meski dari sudut kesehatan ini layak makan, tapi harus jelas sehat berdasarkan alQuran. Karena "Thayyib sudah pasti sehat sebaliknya sehat belum tentu thayyib". Jadi makanan itu harus thayyib bagi umat muslim agar tercapai kesimbangan dalam menjalankan ibadah.


Keseimbangan ini menjadi penting bagi umat muslim yang berharap hidup berkualitas / lii ulii albaab.


Mudah - mudahan ini bermanfaat bagi saya yang slalu berharap hidup mardhatillah.


Wassalaamu'alaikum waraatullahi wabarakaatuhu





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH

Friday 3 June 2016

HILAL

HILAL

Assalaamu'alaikum warahmaatullahi wabarakaatuhu


Tulisan ini meneruskan notes facbook saya:
https://mobile.facebook.com/notes/ahmad-hanafiah/hilal

Hilal, alQur-an menyebutnya Al Ahillatu (albaqarah ١٨٩), bentuk jamak dari alhilaalu artinya ahlilhay-ati, bulan yang terlihat diawal bulan(bulan tsabit). Artinya bukan itu saja, orang arab juga menyebut hilal kalau ada titik bulatan ceper putih di kuku.








Hilal juga berarti duf'atul minal muthar, hujan. Dari kata hilal inilah, nanti ketemu dengan halliluyaa ( ﻫﻠﻠﻮﻳﺎ ) juga ketemu dengan kata attahlalu (ﺍﻟﺘّﻬﻼﻝ ) atau attahlil (التّهليل) atau tahlil. Itu tambahan saja, sebab yang mau dibahas bukan itu, tapi kembali ke judul, HILAL.


Membahas masalah hilal tidak terlepas dari masalah penentuan waktu awal ramadhan dan akhir ramadhan. Tentang waktu ini juga ada kaitan dengan masalah waktu di eropa dan amerika latin, apalagi bagi muslim yang tinggal di kutub utara di eskimo atau antartika.


Mereka yang disana bisa lebih lama dan atau sebaliknya dalam menjalankan ibadah shaum, sebab ini dipengaruhi orbitasi perputaran bumi terhadap matahari ( S. Ibrahim ayat 16 sd 40 teristimewa ayat 33 dab Yassin  36 sd 41), jika hitungan puasa berdasarkan waktu terbit dan tenggelamnya matahari dari sudut bumi.


Maka karena itu kita coba mengurai itu berdasarkan apa yang tertuang dalam alQur-an.


Hilal, kembali pada petunjuk ALLAH dalam alQur-an s.baqarah ayat ١٨٩, disitu tegas oleh kata ﻗﻞ ﻫﻲ , "wamaaqiitu linnaasi.. "


Kalau arti umum, tanda-tanda waktu bagi manusia.


Hiya menunjuk kepada al-ahillatu, hilal.


Mawaaqiitu, ini bentuk tambahan dari alwaqtu, waktu, dalam sharaf bentuk kata benda menunjuk kepada objek dan atau menunjuk kepada ruang dan waktu.








Jadi hilal, yang demikian itu adalah tanda waktu untuk menentukan ruang dan waktu bagi manusia di bumi ini. Pada ayat ini tidak dirangkai dengan kalimat selanjutnya. Karena yang menjadi tekanannya pada kata "hilal" dan "waktu".


Pada ayat ini pun tidak dijelaskan tentang bagaimana caranya dan bagaimana perhitungannya (الحساب). Ini di urai pada hadis  dan ayat lain dalam alQuran ( akan dijabarkan pada tulisan lain dengan judul perhitungan waktu satu hari dan satu bulan berdasarkan keterangan alQuran) bagaimana melakukan hisab.


Untuk tahu ini, dibutuhkan penjelasan alQuran agar tidak liar, yakni lepas dari menempatkan rujukan alQuran sebagai penjelasannya. Apalagi diukur oleh asumsi dan hasil kira - kira dan atau pengalamanan dan pengetahuan. Kembali kepada kata hilal, lihat sebagai panduan pada s. Yunus ayat ٥, s.Arrahman ayat ٥, s. Az zumar ayat ٥, yasin ٣٨، ٣٩، ٤٠ ..dst..


Ini yang kita kupas lebih lanjut mengenai perbedaan sahrun, qomar dah hilal.


Demikian uraian kali ini semoga menjadi pengingat bagi saya pribadi dan keluarga.


Wassalaamu'alaikum warahmaatullahi wabarakaatuhu





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH

Tuesday 31 May 2016

Kata INSYAA ALLAH

Kata INSYAA ALLAH

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu


InsyaALLAH, kata yang sering kita dengar dan sering kita ucapkan dalam sehari - hari. Bahasa dalam pengucapannya ini sepertinya sudah jadi serapan bahasa Indonesia.




Pada kata IsyaALLAH ini ada hal menarik yang ingin dikupas, setelah saya melihat satu meme yang menyebarkan begini, bahwa kata insyaALLAH itu salah yang benar katanya inshaaALLAH.


Dan di meme tersebut disebut ustadznya ustadz zakir.


Dari sana muncul pertanyaan dari saya, Apakah benar demikian?


Apakah benar kalau yang benar bukan syin tapi shad?


Nah! Mari kita buka ini dari sudut bahasa.


Apa yang disebut ust.zakir tersebut bisa saja benar, jika mengambil dari kata dasar Ishaallah dari nashaa (نصئ) dan insyaAllah dari nasyaa (نشئ). Berdasarkan itu ust zakir menyimpulkan kata Isyaallah itu salah, disana dikatakan jika dari nasyaa ini salah karena arti insyaallah kata dia menciptakan allah sampai ditambahkan tanda kurung naudzubillah, begitu katanya.


Benarkah demikian?


Mari kita lihat lagi.


Benarkah Insyaallah itu menciptakan Allah?


Disini ust.Zakir tidak menjelaskan dengan jelas alasan ilmiahnya bahkan bisa dikatakan buram apa yang dimaksud ust.Zakir (ingat lho Zakir ini jadi idola umat islam di USA).




Dari sini muncul pertanyaan lagi.


Jika apa yang dikoreksi tidak melampirkan alasan ilmiahnya Apa tidak ini akan menimbulkan fitnah?


Sebab disana bisa dua arti jika tidak jelas tanda bacanya, contoh;


  1. Insyaallaha = menciptakan ALLAH


  2. Insyaallahu = ALLAH menciptakan, kedudukan dhammah maka khabar mukaddam.


  3. Insyaallahi = ciptaan ALLAH.


Dari sini saja terpampang bahwa apa yang disampaikannya tidak lengkap, atau memang sengaja alQuran mau ditarik ke bahasa mesir?


Atau memang mau menggalakkan bahasa mesir pada umat islam di Indonesia?


Jika itu yang sedang in / lagi trend, yakni lagi hangat - hangatnya mesirisasi indonesia. Jika itu yang sedang digalakkan, hanya mengakrabkan bahasa mesir bukankah lebih baik pakai bahasa Indonesia saja, lansung saja disebut seperti ini:" mudah2an ALLAH berkenan, diizinkan ALLAH. Kan lebih afdol, jelas dan sangat bisa dipahami.


Ini saya sampaikan bukan apa - apa, itu karena saya bangga dengan bahasa Indonesia. Jadi jika kita pengen berpedoman dengan alQuran tapi berkata sekedar alih bahasa ke bahasa mesir, bukan bahasa alQuran sebagai patokannya, buat apa??


Saya katakan bahasa mesir, karena zakir meminta diganti dengan shad, INSHAALLAH. JELAS??!


Kita kupas saja ini.


INSHAALLAH ini asli bahasa mesir bukan bahasa alQuran.


Karena tidak ada dalam alQuran kata tersebut. Dengan kata lain apakah bisa dikatakan dengan siap menerima kata INSHAALLAH sama dengan mau menggeser kedudukan alQuran sebagai pedoman hidup umat muslim?


Bukan apa - apa kalau semua rujukan alQurannya dari ucapan dari orang mesir itu sama saja alQuran tunduk terhadap bahasa mesir.


Bagi saya, alQuran adalah satu bahasa, bukan bahasa mesir, bukan bahasa arab, bukan pula bahasa indonesia. Maka jika saya mau menjadikan alQuran sebagai pedoman, maka saya tempatkan bahasa alQuran sebagai bahasa tertinggi, artinya semua ucapan/ dialek harus merujuk pada alQuran, termasuk kata "insya ALLAH".


Insyaa ALLAH berdasarkan alQuran merujuk pada "in yasyaaau yasyaa ALLAHU" atau "lau yasyaa ALLAHU".


Artinya disana ada hurup in yang ber arti hurup syarat bermakna lau dan kata dasar syaia (شئ).


Artin in(اِنْ) = jikalau, jika= لو"


Jadi yang benar itu INSYAAALLAH kalau dipenggal katanya menjadi:


"IN-SYAA-ALLAHU".


ARTINYA :


"JIKALAU ALLAH BERKENAN"


Itu uraian tentang kata INSYAALLAH (bahasa alQuran) sebagai jawaban alQuran atas keinginan orang yg sedang menggalakkan bahasa mesir di tanah air menjadi INSHAALLAH (bahasa mesir).


Semoga bermanfaat bagi saya.


Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH