Saturday 16 July 2016

Pasca Kudeta Gagal Turki

Pasca Kudeta Gagal Turki


Situasi pagi hari Istambul Turki telah kembali kondusif, setelah sebelumnya beberapa pesawat F16 melintas dekat di atas Istambul dan Ankara.

Dikhabarkan ada 60 orang tewas dalam kekerasan di Ankara, sekitar 754 anggota angkatan bersenjata dilaporkan telah ditangkap dan 29 kolonel dan 5 jenderal telah dicopot jabatannya dan pangkatnya.

Sebelumnya saat kudeta berlangsung, Presiden Erdogan dikhabarkan tidak diketahui keberadaannya, setelah serangan pesawat F16 yang sangat jelas tampak pesawat tersebut bukan milik Turki, Recep Toyyip Erdogan muncul dan mengutuk rencana kudeta tersebut.

Kemudian pasca kudeta, pasukan militer digelandang seperti ayam sayur, tampak tanpa ada perlawanan yang berarti ditengah ketidakjelasan siapa komando kuptasi tersebut.


Jasa Pembuatan Aplikasi Akuntasi dan Payroll klik disini


Ini seperti sebuah skenario drama yang pernah terjadi jl. Thamrin DKI Jakarta, Indonesia, untuk membangun pengaruh besar terhadap masyarakat yang stupid, yang nantinya bakal jadi tameng counter di berbagai lini termasuk medsos.  Skenario Turki membangun kekuatan rezim Erdogan, seolah "Erdogan Ter-zholimi"

Presiden Erdogan mengatakan: "Saya mendesak rakyat Turki untuk berkumpul di alun - alun publik dan bandara. Saya tidak pernah percaya pada kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan rakyat."

Benarkah demikian?

Apa benar begitu tidak ada kekuatan lebih tinggi dari kekuatan rakyat?

Banding dengan Alsisi yang menggulingkan Morsi di Mesir?

Coba kita simak ucapan John kerry dan Barack Obama sebagai berikut:

Di Moskow John Kerry yang membuka konferensi pers, dia menyatakan, bahwa kekacauan di Turki harus segera diselesaikan secara damai demi untuk menjaga keamanan dan perdamaian rakyat Turki.

Sementara di Washington DC, Presiden AS Barack Obama mendesak semua pihak di Turki untuk mendukung "pemerintah yang terpilih secara demokratis".

Statement ini tidak berlaku di Mesir, bukan?

Siapa dalang dari ini semua masih tidak jelas, tapi faksi militer yang melakukan kudeta tampak seperti ayam sayur, menyerahkan diri pada pasukan keamanan Turki. Padahal pimpinan kudetanya belum jelas. Seperti sebuah skenario, seperti terror truk di kota Nice, tidak jelas dalang dan motifnya.

Mari kita simak kutipan berita Washington Post:



"By the early hours of Saturday morning , Turkish officials said the government had managed to claw back control from the coup plotters , whose identity and profile remained unclear.."


Kemudian sambungkan dengan pernyataan Presiden Erdogan yang mengatakan kepada CNN Turki melalui ponselnya, bahwa aksi itu oleh "struktur paralel" yang akan direspon dengan langkah - langkah yang diperlukan.

Dia telah menggunakan istilah ini di masa lalu untuk merujuk Fethullah Gulen, seorang ulama Muslim yang berbasis di AS ia dituduh mengobarkan kerusuhan.

Jadi Gullen masih dituding, masih diduga, sementara belum ada bantahan atau pengakuan Fethullah Gulen.

Bagi US Army situasi kemaren sore, adalah :
  1. The coup in Turkey, even if it fails, could lead to uncertainty in anti-ISIS fight.
  2. For U.S, turmoil in Ankara could strain fight against ISIS


Ini yang nantinya akan menentukan peta politik di seputar laut Tengah dengan Trisula "Israel-Turki-Mesir " dibawah komando John Kerry, sebelum serah terima jabatan Presiden Baru Amerika Serikat.

Sementara bagian divisi tim pencarian dana dan logistik, yang tak tertulis secara legalitas di kongres USA, sedang menakut - nakuti Saudi Arabia dalam kaitan 11/9 WTC.

Dan Peta politik laut tengah ini akan dikupas pada tulisan berikutnya dengan judul "PETA POLITIK LAUT TENGAH PASCA KEGAGALAN MENGGULINGKAN ASSAD DAN REINKARNASI ASYIRIA RAYA YAHUDI "

ADIOS.

No comments: