Saturday, 2 July 2016

Idul Fithri

Idul Fithri

Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu


1 Syawal 1437 Hijriyyah jatuh pada hari rabu, tanggal 6 Juni 2016, hari Raya 'idul fithri, 'idul mubarak, kembali diberkati, orang timur tengah menyebutnya eid mubarak, selamat diberkati kembali. Orang Asia menyebutnya minal aidin wal faidzin, kembali makan dan menjadi orang yang menang.  Lengkapnya :




"اَلْحَلَالُ بِِالْحَلَالِ  مِنَ الْعَائِديْنَ وَ الْفَائِزِيْنَ"


"Saling memaafkan semua kesalahan, kembali makan dan menjadi orang yang menang"


Setelah sebulan lamanya umat islam menjalankan ibadah shaum, umat islam yang melaksanakan shaum, maka setelahnya melaksanakan hidup "'idul fithri" / "عِيْدُ الْفِطْرِ". Sedang yang pura - pura shaum, yang puasa merayakan idul fitri.


Dua hal yang berbeda namun seperti sama. Bagi yang mau hidup dengan ajaran ALLAH, alQuran menurut sunnah Rasul Muhammad SAW, setelah Ramadhan maka hidup kembali fithri, hidup kembali menurut hakekat penciptaanNYA, sebagai muttawakilun, sebagai khalifatan.


Habis Idul Fithri, hidup semakin beranggarkan kepada sistim zakat menurutNYA, alQuran menurut sunnah Rasul Muhammad SAW, setiap derap langkah bertatanan Dinnul Islam satu - satunya penataan hidup tangguh tiada tanding dariNYA, yakni sistim hidup yang attahiyyatu, almubarakaatu, ashshalawaatu. Aththayyibaatu. Itulah sistim hidup dariNYA " "innaddiina 'ingdallahi islaami".


Dengan begitu tidak ada lagi isak tangis pura - pura dikala 'idul fithri, karena 'idul fithri itu tertulis didalam surat rum 30, dalam arti organis pada surat fushshilat 11. Maka dalam arti biologis membentuk manusia yang dijelaskan arrahman 14, surat insan 1, 2 dan 3, surat mukminuun 12, 13 dan 14. Dengan begitu menjadi mahluk budaya yang digambarkan ALLAH dalam surat nahl ayat 49, insan ayat 4 mukminun ayat 14, Arra'd ayat 15, alhaj ayat 18.


Sederhananya secara sosial budaya menjadi manusia yang secara sadar mau hidup menurut ajaranNYA sepenuh hati dan seikhlas - ikhlasnya yang digambarkan dalam surat Alimran 112 dalam menegakkan sistim hidup, yakni sistim yang saling hormat, saling memakmurkan, saling memenuhi harapan kemanusiaan dan yang pasti dijamin mencapai tujuan.




Sehingga selesai shaum diakhir Ramadhan, maka mengumandangkan takbir, tahmid :


3x "اَللّهُ اَكْبَرُ  "
"لا اله الّا اللّه واللّه اكبر "
"اللّه اكبر وللّه الحمد"
"اللّه اكبر كبيرا والحمد للّه كثيرا وسبحان اللّه بكرة واصيلا"
"لا اله الّااللّه ولا نعبد الّا ايّاه مخلصين له الدين"
"ولو كرهالمشركون.. ولو كره المنفقون"
"لا اله الّا اللّه وحده، وصدق وعده، ونصر عبده، وهزم الاحزاب وحده"
"لا اله الّا اللّه، واللّه اكبر"
"اللّه اكبر وللّه الحمد"


Sebagai tanda penaklukan diri untuk sungguh - sungguh hidup menurutNYA dalam keadaan bagaimana pun, baik dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring, setelah satu bulan lulus ujian dalam arti dalam ukuran subjektif, dalam menjalankan ibadah shaum. Sebab secara objektif apa yang dijalankan semua diatas penilaian ALLAH.


Dan ibadah yang dikerjakan hanyalah satu gerak ikhsan bagi yang mau hidup menurutNYA.


Ihsan itu berusaha berbuat pas menurut teoriNYA, yakni alQuran menurut sunnah Rasul Muhammad. "Alikhsanu an ta'budallaha ka-annaka taraahu fa inlam takung taraahu fa innahu yaraaka"


Demikian 'idul fithri'.


Semoga bermanfaat bagi saya dan keluarga.


Walhamdulillahi rabbil'alamiin
Wassalaamu'alaikum Wr.Wb





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH

No comments: