Thursday, 23 November 2017

Mengganti Indra Sjafri Itu Kesalahan Besar

Mengganti Indra Sjafri Itu Kesalahan Besar

Indra Sjafri dikeluarkan dari sebagai pelatih U19 adalah satu dari sekian kesalahan PSSI. Indonesia tidak akan pernah maju dalam dunia persepakbolaan selama salah menempatkan orang yang duduk di kepengurusan dan management PSSI. Dan untuk persoalan Indra Sjafri ada 3 kesalahan PSSI, ketiga kesalahan ini mempertegas ketidakmampuan pengurus PSSI memajukan persepakbolaan Indonesia.




Tiga kesalahan PSSI pada Indra Sjafri, pertama pemecatan dalam sebuah kontrak yang belum habis. Kedua lebih memilih memecat Indra Sjafri dari pada Danu windo yang tidak punya prestasi apa - apa, ketiga pelatih tim senior yang lebih buruk masih bertahan, bahkan hasil dari strateginya dilapangan lebih buruk daripada pelatih tingkat tarkam.


Menarik Indra Sajfri sebagai pencari bakat, ini sebagai bentuk penghinaan terhadap orang yang telah melahirkan Evan Dimas dan Egy Mulyana. Jika PSSI jeli, meningkatkan kemampuan kepelatihan Indra Sjafri bukan memecatnya. Kalah menang itu bukan sepenuhnya tanggung jawab pelatih meski diberikan target dipundaknya. Kalah menang itu 50% tanggung jawab Pengurus 35% manager pelatih 15% pelatih kepala.


Dari performa pemain tim PSSI U19, sangat terlihat Indra Sjari masih yang terbaik dari pelatih yang pernah ada yang pernah melatih tim PSSI sepanjang sejarah persepakbolaan Indonsia menangani tim nasional.


Keputusan PSSI kemaren memperlihatkan PSSI masih berada di dua alam, amatir dan profesional. Satu degi ingin mengelola secara profesional tapi banyak keputusannya amatiran. Apalagi dalam pengelolaan Liga Indonesia, masuknya tim tni dan polri bentuk nyata hidup di dua alam.


Keinginan besar untuk bangkit tidak dibarengi dengan visi yang jelas, misi nyata, batasan ruang lingkup dan tahapan kerja yang jelas, yangbuat tim nasional hanya ada dalam dendangan lagu saja. Yang dikumandangkan dengan gempita namun tak pernah terujud.

No comments: