Saturday 16 July 2022

Shoigu memerintahkan untuk mencegah semua serangan roket Ukraina ke kota-kota di Donbass

Shoigu memerintahkan untuk mencegah semua serangan roket Ukraina ke kota-kota di Donbass

Shoigu memerintahkan untuk mencegah semua serangan roket Ukraina ke kota-kota di Donbass


Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu
©Kementerian Pertahanan Rusia/TASS






Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah memerintahkan untuk meningkatkan pengelompokan militer negara Yug (Selatan) dan Pusat untuk mencegah militer Ukraina mengirimkan serangan roket besar-besaran ke kota-kota Donbass dan wilayah lainnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.







Menurut kementerian, Shoigu melakukan kunjungan inspeksi sebelumnya ke kelompok militer Yug dan Pusat, yang terlibat dalam operasi militer khusus Rusia di Donbass.


Shoigu mendengarkan laporan pada hari Sabtu yang disampaikan oleh komandan kelompok militer Yug (Selatan) dan Pusat yang mengambil bagian dalam operasi militer khusus negara itu di Ukraina, kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.


"Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Angkatan Darat Sergey Shoigu melakukan kunjungan inspeksi ke kelompok militer Rusia Yug dan Selatan, yang melaksanakan tugas operasi militer khusus di Ukraina," kata pernyataan itu.


Menurut kementerian, laporan tentang keadaan terkini dalam operasi militer khusus disampaikan oleh Jenderal Angkatan Darat Sergey Surovikin, yang bertanggung jawab atas pengelompokan militer Yug, dan Komandan Distrik Militer Pusat Kolonel Jenderal Alexander Lapin, yang bertanggung jawab atas Pusat, pengelompokan militer.


Situasi di garis pertempuran di Donbass meningkat pada 17 Februari. Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) melaporkan pemboman paling masif oleh militer Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, yang merusak infrastruktur sipil dan menyebabkan korban sipil.


Pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengakuan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Rusia menandatangani perjanjian tentang persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik dengan para pemimpin mereka. Rusia mengakui republik Donbass sesuai dengan konstitusi DPR dan LPR dalam batas-batas wilayah Donetsk dan Lugansk pada awal 2014.


Presiden Rusia Putin mengumumkan pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan bantuan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina. Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, mencatat bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.


DPR dan LPR melancarkan operasi untuk membebaskan wilayah mereka di bawah kendali Kiev.


No comments: