Wednesday, 26 October 2022

614 Mahasiswa Asal Jabar Dapat Beasiswa Melalui Program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2022

614 Mahasiswa Asal Jabar Dapat Beasiswa Melalui Program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2022

614 Mahasiswa Asal Jabar Dapat Beasiswa Melalui Program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2022


Gubernur Jabar, Mochamad Ridwan Kamil memberrikan beasiswa kepada 14 mahasiswa, mewakili 614 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Gedung Sate, Bandung, Senin (24/10/2022). (Dok: Pemprov Jabar)






Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan beasiswa kepada 614 mahasiswa asal Jabar melalui program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2022.







Beasiswa langsung diberikan Gubernur Jabar, Mochamad Ridwan Kamil kepada 14 mahasiswa, mewakili 614 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Gedung Sate, Bandung, pada hari Senin, 24/10/2022.


Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, 614 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa merupakan hasil seleksi dari 30 ribu lebih peminat yang dilakukan pada April 2022 lalu.


"Tahap seleksinya, ada seleksi administrasi, kemudian seleksi yang dilakukan oleh perguruan tinggi sendiri, sehingga tidak ada duplikasi menerima beasiswa dari tempat lain, dia memang membutuhkan, disekolahnya juga prestasi. Setelah itu seleksi yang dilakukan Pemprov Jabar," ucap Dedi.


"Tahun ini ada beasiswa yang diberikan diluar Jabar, di empat universitas yaitu di UNDIP, UGM, ITS dan UNAIR," imbuhnya.


Dedi mengaku, jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masalah anggaran menjadi kendala utama mahasiswa yang mendapatkan beasiswa.


"Mahasiswa ini mendapatkan besaran beasiswa mulai dari Rp 8 juta hingga Rp 75 juta rupiah sesuai dengan pendidikan dan program studi yang dijalaninya. Ada D3, D4, S1, S2 hingga S3," kata Dedi.


Program JFLS ini dimulai sejak tahun 2019 lalu. Di tahun 2019 sebanyak 1.690 orang dengan anggaran Rp 51 miliar, di tahun 2020 sebanyak 1.327 orang dengan anggaran Rp 29 miliar, di tahun 2021 sebanyak 1.253 orang dengan anggaran Rp 25 miliar dan di tahun ini hanya 614 orang dengan anggaran Rp 9,8 miliar.


Dedi berharap, para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa setelah lulus nanti mampu memberikan kontribusi untuk kemajuan Jawa Barat.


"Makanya ada program pemagangan. Pemagangannya itu kita buat di desa. Dari pemagangan itu muncul ide untuk menyelesaikan masalah Jawa Barat," kata Dedi.


"Seperti yang dibuat lulusan 2021, ada yang membuat aplikasi temen-temen autis, program aplikasi bulying, membuat tempat cangkir dari kopi yang terbuat dari ampas kopinya, ada juga Rotanesia yaitu pemasaran rotan yang selalu terpangkas oleh tengkulak dan ini langsung," jelasnya.


Cahyaniza, mahasiswa sekolah vokasi IPB, jurusan Teknologi Industri penerima beasiswa dari Pemprov Jabar melalui program JFLS 2022. Cahyaniza mengaku senang telah mendapatkan beasiswa melalui program JFLS 2022 untuk jenjang D3.


"Seneng banget pas pengumuman mendapatkan beasiswa, baru diajukan langsung oleh Gubernur Ridwan Kamil, seneng banget. Beasiswa bisa membantu biaya kuliah kedepannya.


Sementara itu, Alifia yang juga penerima program beasiswa JFLS mengaku bahwa beasiswa ini memiliki dirinya bisa membuat aplikasi untuk membantu temen-teman autis.


"Bersama team 14 teman, kita bisa membuat prototipe aplikasi penanganan anak autis, yang diharapkan aplikasi ini bisa di realisasikan," kata Alifia


“Aplikasi ini semacam “pertolongan pertama”. Bagaimana sih caranya mengatasi permasalahan itu dari satu tangan saja dan aplikasi ini menyediakan hal itu. Jadi "activity daily living" untuk anak-anak itu seperti apa gitu," imbuhnya.


Alifia berharap, aplikaai yang sibuat ini bisa digunakan dan direalisasikan karena saat ini banyak orang yang membutuhkan aplikasi ini.


“Aplikasi ini semacam “pertolongan pertama”. Bagaimana sih caranya mengatasi permasalahan itu dari satu tangan saja dan aplikasi ini menyediakan hal itu. Jadi "activity daily living" untuk anak-anak itu seperti apa gitu," imbuhnya.


Alifia berharap, aplikaai yang sibuat ini bisa digunakan dan direalisasikan karena saat ini banyak orang yang membutuhkan aplikasi ini.


"Kita sudah tahu juga, wawancara juga dengan beberapa guru SLB, ternyata masih banyak yang membutuhkan aplikasi ini, terutama orang tua yang dirumah," ungkap Alifia.


"Orang tua yang dirumah, mungkin pemahamannya tentang autisme kurang, jadi masih dibilang awam," pungkasnya.

No comments: