Thursday 26 January 2023

Kemarin Hawa dingin yang parah melanda seluruh Asia

Kemarin Hawa dingin yang parah melanda seluruh Asia

Kemarin Hawa dingin yang parah melanda seluruh Asia










Cuaca dingin yang luar biasa dan tekanan rendah ekstrem melanda Asia minggu ini.Salju tebal menyelimuti sebagian besar wilayah Jepang pada hari kemarin, Rabu, 25/01/2023. Sementara di Indonesia turun hujan disertai suhu dingin.







Hujan salju dan angin kencang di Jepang, memaksa ratusan pembatalan penerbangan dan mengganggu perjalanan kereta api. Satu orang meninggal akibat badai di sana.


Penjaga pantai mengatakan dua orang tewas dan sembilan hilang setelah sebuah kapal kargo tenggelam di barat daya Jepang pada Rabu pagi di tengah angin musim dingin yang ganas.






Ini adalah sekoci dari kapal yang tenggelam yang ditemukan saat pencarian korban berlanjut.


Di Afghanistan, setidaknya 124 orang tewas dalam suhu beku awal pekan ini, menurut laporan media.









PENDUDUK LOKAL, NAJEEMULLAH:



"Cuacanya terlalu dingin, kami mengalami cuaca yang sangat dingin. Orang menghadapi banyak masalah, tidak ada air, tidak ada gas, orang berusaha mengatasi tantangan ini."


Di China, CCTV penyiar negara menunjukkan rekaman sepeda beku.


Sementara pekerja kereta api di kota Yantai timur bekerja membersihkan salju tebal dari rel kereta api.


Suhu di Mohe, kota paling utara China, turun ke rekor -53 derajat Celcius - yaitu -63 derajat Fahrenheit, pada hari Minggu.


Salju lebat dan angin kencang juga melanda wilayah selatan Korea Selatan.







Di Jepang, maskapai penerbangan domestik membatalkan 450 penerbangan, sementara 490 area jalan raya diblokir dan 57 layanan kereta api ditangguhkan secara nasional, kata kementerian transportasi.


Cuaca pahit tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga hari Kamis, 26/01/2023.


Turis berpose untuk foto di depan termometer yang menunjukkan -11,3 derajat Celcius (11,6 F), di Otaru, prefektur Hokkaido di Jepang utara pada 24 Januari 2023.


Tens of millions of people across East Asia braved a severe cold snap Wednesday as subzero temperatures and heavy snow brought travel chaos during the Lunar New Year holiday, with climate experts warning that such extreme weather events had become the "new norm."


South Korea has issued heavy snow warnings this week as temperatures in the capital Seoul fell as low as minus 15 degrees Celsius (minus 5 degrees Fahrenheit) and plummeted to record lows in other cities, officials said.








On the popular tourist island of Jeju, harsh weather led to the cancellation of hundreds of flights while passenger ships were forced to stay in port due to huge waves, according to the Central Disaster and Safety Countermeasure Headquarters.



'Norma baru'



Yeh Sang-wook, seorang profesor iklim di Universitas Hanyang di Seoul, menghubungkan gelombang dingin ekstrem di Semenanjung Korea dengan angin Arktik dari Siberia, menambahkan bahwa gelombang dingin di Korea Selatan tahun ini sebagian disebabkan oleh mencairnya lapisan es Arktik dari iklim yang memanas.


"Ada rekor pencairan tahun lalu dan tahun ini," katanya. "Saat es laut mencair, laut terbuka, mengirimkan lebih banyak uap ke udara, menyebabkan lebih banyak salju di utara."


Saat perubahan iklim memburuk, kawasan itu akan menghadapi cuaca dingin yang lebih parah di masa depan, katanya.


"Tidak ada (penjelasan) lain," katanya. "Perubahan iklim memang semakin dalam dan ada konsensus di antara para ilmuwan global bahwa fenomena dingin semacam ini akan semakin memburuk di masa mendatang."


Kevin Trenberth, dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) AS, setuju bahwa "peristiwa cuaca ekstrem adalah norma baru," dan menambahkan, "kami tentu dapat memperkirakan bahwa cuaca ekstrem akan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya."







Ia juga mencontohkan siklus pola iklim El Niño dan La Niña di Samudera Pasifik yang mempengaruhi cuaca di seluruh dunia.


La Niña, yang biasanya memiliki efek mendinginkan suhu global, adalah salah satu penyebab cuaca dingin saat ini, katanya.


“Memang ada variabilitas alami yang besar yang terjadi pada cuaca, tapi… kita sering mendengar tentang fenomena El Nino dan saat ini kita sedang dalam fase La Niña. Dan itu tentu mempengaruhi jenis pola yang cenderung terjadi. Dan itu juga pemain," katanya.



No comments: