Bermain di Nusa Dua, Bali, hari Sabtu, 20/11/2021, Kevin Sanjaya-Marcus Gideon ke final Indonesia Masters 2021 setelah di semifinal mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dari Malaysia. Kevin/Marcus menang dengan rubber set 18-21, 21-17, dan 21-11 dalam waktu 57 menit.
Di awal set pertama, Kevin/Marcus sempat tancap gas setelah kedudukan 2-2 dengan unggul 6-2 dan 7-3 lewat permainan cepat.
Tapi Ong/Teo yang kini ada di peringkat 14 dunia berhasil menyamakan kedudukan 7-7, 9-9 dan unggul 11-10 lewat smes keras. Ong/Teo terus unggul 14-12 setelah smes Marcus keluar lapangan.
Perolehan angka kedua pasangan saling kejar mengejar. Kevin/Marcus unggul 17-16 usai Marcus mencegat kok di depan net.
Ong/Teo malah berhasil membalikkan kedudukan sekaligus memenangi set pertama dengan skor 21-18 usai service Ong masuk tipis ke kotak permainan Marcus.
Masuk di set kedua, Kevin/Marcus yang dijuluki the Minions unggul 6-3 lewat cegatan Kevin di depan net dan smes keras Marcus. Kevin/Marcus kemudian unggul 11-9.
Kevin/Marcus butuh perjuangan keras untuk bisa meraih poin dan unggul 15-11 dan 19-13 atas pasangan Malaysia. Ong/Teo sempat mencoba menyusul, tapi Kevin/Marcus akhirnya bisa menutup game kedua dengan skor 21-17.
Di set ketiga, Kevin/Marcus tidak terbendung dan langsung unggul 13-4 setelah bermain menyerang dan memanfaatkan kondisi fisik Teo yang sudah terkuras.
Kevin/Marcus akhirnya lolos ke final setelah menutup set ketiga dengan kemenangan 21-11. Di partai final Indonesia masters 2021, Kevin/Marcus akan bertemu ganda Jepang, Takuro Hoki/Yigo Kobayashi.
Sebelumnya semifinal Indonesia Masters 2021 yang dilaksanakan di Bali, Sabtu (20/11/2021), sudah melaksanakan empat pertandingan di nomor ganda campuran dan tunggal putri.
Tang Chun Man/Tse Ying Tsuet yang diunggulkan di posisi delapan turnamen ini membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan tiga, Yuta Watanabe/Arisa Higashino lewat pertarungan tiga set.
Tang Chun Man/Tse Ying Tsuet yang diunggulkan di posisi delapan turnamen ini membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan tiga, Yuta Watanabe/Arisa Higashino lewat pertarungan tiga set.
Tang/Tse yang berasal dari Hong Kong menang dengan skor 18-21, 21-19, dan 21-17 dalam waktu 1 jam 16 menit. Di babak final, Tang/Tse akan berhadapan dengan unggulan satu Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand).
Decaphol/Sapsiree maju ke final usai menumbangkan ganda campuran Koresla Selatan, Ko Sung Hyun/Eom Hye Won dengan skor 26-24 dan 21-17 dalam tempo 54 menit.
Sementara itu Akane Yamaguchi melaju ke partai puncak usai mengalahkan pemain asal India, Pusarla V. Sindhu dengan skor 21-13 dan 21-9 dengan tempo 32 menit.
Akane saat ini dalam performa puncak usai menjuarai dua turnamen di Eropa, Denmark dan French Open 2021.
Akane akan bertemu An Se Young yang menyudahi perlawanan Phittayaporn Chaiwan dari Thailand dengan skor 21-16 dan 21-13 dalam waktu 38 menit.
Indonesia hanya meloloskan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon di semifinal Indonesia Masters 2021 melawan ganda putra Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi yang bermain di partai kelima lapangan satu.
Hasil tersebut menjadi catatan terburuk Merah Putih sepanjang pelaksanaan Indonesia Masters sejak pertama kali digelar pada 2010.
Dalam keikutsertaannya di Indonesia Masters, Merah Putih kerap membawa pulang lebih dari satu gelar dalam turnamen yang kini naik level menjadi Super 750 tersebut.
Pada edisi sebelumnya di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia berhasil meraih tiga titel lewat Anthony Sinisuka Ginting dari sektor tunggal putra, Marcus/Kevin dari ganda putra, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu dari nomor ganda putri.
Ada pun kelolosan Marcus/Kevin ke semifinal, Jumat, diraih seusai menyingkirkan sesama ganda putra Indonesia Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Rambitan.
Pada babak perempat final, Jumat (19/11/2021), unggulan teratas itu menang dua gim langsung 22-20, 21-17, demikian catatan BWF.
Sementara itu, langkah Greysia/Apriyani terhenti di babak perempat final setelah dikandaskan pasangan Thailand Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai.
Dalam laga alot sepanjang 83 menit di Nusa Dua, Bali, ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo ini menyerah dengan skor 21-18, 13-21, 19-21.
"Memang harus kami akui Thailand main lebih baik hari ini. Sejak gim pertama kami lebih mendominasi, tapi di set kedua dan ketiga mereka berbalik mengendalikan kami," tutur Greysia setelah pertandingan.
Pada gim kedua dan ketiga, Greysia/Apriyani berjuang untuk menghentikan dominasi lawannya. Kejar-mengejar poin pun terjadi secara ketat dan menegangkan dalam dua gim terakhir.
Greysia menceritakan, penampilan Puttita/Sapsiree di babak delapan besar sangat solid dan sulit untuk didikte. Saat Greysia/Apriyani berusaha mengejar dan mengganti strategi, wakil Thailand itu tidak lengah dan fokus.
Keunggulan Puttita/Sapsiree juga terletak pada mental mereka yang sedang dalam tingkat bagus. Kepercayaan diri mereka memang menjadi pijakan dalam soliditas mereka di lapangan.
Di satu sisi, Greysia/Apriyani sempat merasa kesal karena sulit menembus pertahanan lawan meski sudah berganti strategi.
"Secara mental mereka lebih unggul secara konsisten. Itu yang membuat kami kurang bisa memainkan strategi yang kami inginkan. Secara pikiran, kami ingin pakai strategi lain, tapi waktu dilakukan tetap tidak berhasil. Ini yang membuat kami merasa sebal dan emosi," Greysia mengungkapkan.
Jika sudah terjebak dalam laga yang berlarut-larut dan alot, maka kunci kemenangan dari pemain sudah bukan lagi soal teknik, namun lebih pada ketahanan fisik dan mental, kata Greysia.
Apriyani juga melihat unsur kekalahannya hari ini lebih pada aspek ketahanan mental yang sayangnya lebih inferior dibanding Puttita/Sapsiree.
"Soal lapangan atau angin tidak bisa dijadikan alasan. Mereka yang mainnya sedang bagus hari ini. Kami sudah berusaha mengejar, tapi kepercayaan diri mereka sedang tinggi. Sementara kami tidak bisa keluar dari tekanan," pungkas Apriyani.
Kekalahan juga dialami ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja yang takluk kepada wakil Jepang unggulan ketiga Yuta Watanabe/Arisa Higashino 21-16, 17-21, 9-21.
"Pertandingan ini sangat menguras tenaga buat kami. Tapi kami sudah mengeluarkan tenaga yang paling banyak hari ini, karena mereka susah ditembus," kata Hafiz.
Pada laga babak delapan besar ini, wakil Indonesia sempat unggul di gim pertama dan menampilkan permainan yang komunikatif dan berani mengejar inisiatif pertandingan.
Pada gim ketiga, energi Hafiz/Gloria sudah terkuras meski keduanya masih menjaga kekompakan dan komunikasi. Di fase ini, ketahanan energi menjadi modal keunggulan Jepang untuk merebut keunggulan, sementara pasangan Indonesia harus bersusah payah menahan serangan lawan.
Faktor energi ini menjadi penentu kemenangan Yuta/Arisa dan berhak melaju ke babak semifinal, sementara Hafiz/Gloria yang menjadi wakil terakhir di nomor ganda campuran harus gugur dan mengakui keunggulan lawannya setelah berjuang 68 menit.
"Set pertama tenaga kami masih full, konsentrasi dan fokus masih terjaga, main masih enak. Jadinya bisa menang set pertama. Setelah itu mereka main lop terus, sulit dimatikan. Sebenarnya main kuat-kuatan, dan mereka lebih tahan," ujar Hafiz.
Selain tenaga, menurut Hafiz/Gloria dalam menghadapi lawan dengan peringkat yang lebih tinggi harus punya kualitas mental yang lebih matang dan stabil.
Mental yang naik-turun akan sangat mempengaruhi permainan di lapangan dan ini adalah hal yang seharusnya sudah dihilangkan oleh pemain level atas seperti Yuta/Arisa.
"Tapi memang namanya unggulan, mereka pasti punya kepercayaan diri lebih dari kami. Mungkin mereka sering masuk final atau babak akhir, sehingga kami pun seharusnya tidak boleh kendur sama sekali kalau lawan unggulan," kata Hafiz.
No comments:
Post a Comment