Tim search and rescue (SAR) gabungan melakukan upaya evakuasi terhadap enam nelayan asal Kabupaten Cilacap, yang dilaporkan tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik akibat terhempas gelombang di perairan selatan Kabupaten Kebumen.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sarjono mengatakan kecelakaan laut tersebut menimpa Kapal Motor (KM) Tauladan yang membawa enam anak buah kapal (ABK).
"Tim Penolong Kecelakaan Laut (TPKL), baik dari kelompok nelayan, ketua rukun nelayan, maupun relawan yang ada di Pantai Jetis, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, sudah berada di lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap seluruh ABK yang tenggelam," kata Sarjono dikutip dari ANTARA Saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (14/10/2022).
Disinggung mengenai kondisi KM Tauladan, dia mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh HNSI Cilacap, kapal tersebut tenggelam setelah terhempas gelombang.
Ia menduga lambung kapal tersebut tidak dilengkapi dengan peralatan pengaman semacam pelampung, sehingga tidak mengapung di permukaan air setelah terhempas gelombang.
Sementara itu, dalam keterangan tertulis yang diterima di Purwokerto, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP/Basarnas) Cilacap Adah Sudarsa mengatakan pihaknya telah menerjunkan satu regu Basarnas beserta peralatan lengkap ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban.
"Informasi terakhir yang kami peroleh, korban telah ditemukan dengan keadaan selamat," katanya.
Terkait kronologi kejadian, kata Adah, berdasarkan informasi yang diperoleh Basarnas Cilacap, KM Tauladan yang berkapasitas 13 gross tonnage (GT) tersebut, berangkat dari Dermaga Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap pada hari hari Sabtu, 08/10/2022, pukul 05.00 WIB, menuju perairan selatan Kebumen untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan.
10 Jam Terombang - ambing di laut
Namun, pada hari Kamis, 13/10/2022, pukul 22.00 WIB, kapal yang membawa enam orang ABK itu terbalik setelah terhempas gelombang di perairan Mirit setelah perahu KMTauladan terombang - ambing ombak, Kabupaten Kebumen.
Beruntung usai kejadian, nahkoda, Dasino bisa menghubungi pemilik kapal untuk melaporkan kejadian yang dialaminya. Peristiwa itu juga dilaporkan kepada polair.
Keenam ABK terdiri atas Dasino selaku tekong atau nakhoda, Yosef, Peang, Brosot, Safi'i, dan Purwanto.
"Selaku tekong, Dasino segera menghubungi pemilik kapal, yakni Mila atau Ationg untuk melaporkan kejadian tersebut," kata Adah.
No comments:
Post a Comment