Friday, 7 October 2022

Sungai Citarik Ngamuk hingga Rusak Rumah Warga Palabuhanratu Sukabumi

Sungai Citarik Ngamuk hingga Rusak Rumah Warga Palabuhanratu Sukabumi

Sungai Citarik Ngamuk hingga Rusak Rumah Warga Palabuhanratu Sukabumi


Kondisi rumah di Kampung Babakan RT 11/07, Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang rusak akibat luapan Sungai Citarik. (Denis Febrian/Sukabumiupdate.com)






Rumah seorang warga di Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi rusak akibat terkena luapan air Sungai Citarik pada hari Kamis, 06/10/2022.







Bukan cuma rumah itu saja, sejumlah rumah di Kampung Babaan dan kampung Bojongkopo yang terletak i bantaran sungai juga terancam oleh banjir bandang.


Pemilik rumah yang terancam, Sopiandi (29 tahun) mengatakan Banjir Bandang ini terjadi sekitar pukul 18.00 WIB hingga tengah malam. Saat itu air meluap hingga tingginya sekitar 5 meter.


Menurut dia, sebagian warga yang rumahnya terdampak memutuskan mengungsi ke tempat lebih aman. Mereka khawatir adanya Banjir susulan.





“Saat itu arusnya kencang terus sampai meluap sampai sini. Sekarang ada sebagian masyarakat yang sudah mengungsi karena takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” ujar warga Kampung Bojongkopo RT12/07.


Sopiandi menyangkan, sampai saat ini pihak pemerintah Desa belum mengunjungi kampungnya yang tertimpa bencana hidrologi ini.


“Saya mohon hati nuraninya untuk siapapun di manapun pihak perintah, tolong perhatikan warga di kampung sini, karena disini keadaannya lagi tidak memungkinkan, secara hormat saya minta tolong sebesar-besarnya,” ungkapnya.


Kondisi memprihatinkan menimpa Yanto (40 tahun), rumahnya di Kampung Babakan RT 11/07, hancur dihantam Banjir Bandang aliran Sungai Citarik.


Banjir bandang tersebut menghancurkan bagian dapur, kamar mandi, dan satu kamar tidur rumahnya. Selain tempat tinggal, rumah tersebut dipakai Yanto untuk usaha bengkel. Akibat kejadian ini, dia pun tak bisa mencari nafkah.


“Dapur habis, kamar habis, tempat usaha saya, jadi gak bisa cari nafkah, buntu semuanya," kata Yanto.


Menurutnya, peristiwa ini merupakan kejadian terparah. Sebelumnya, pernah terjadi Banjir tapi tidak membuat rumahnya hancur seperti saat ini.


Ia pun berharap bantuan dari pemerintah, minimal bantuan untuk tempat usaha bengkelnya.


"Sekarang tinggal di rumah orang tua, saya mengamankan barang-barang aja yang tersisa. Alhamdulillah kalau barang-barang masih ada yang selama. Keluhannya ini saja, saya jadi gak punya tempat usaha. Harapannya ada bantuan dari pemerintah, dicarikan solusi," tandasnya.

No comments: