Insiden Rhoma Irama ditegur Deep Purple sekalipun masalahnya adalah kesalahpahaman, namun ini memberikan gambaran dari berbagai bagian gambaran potret dari sekian potret barat yang mencerminkan tidak memiliki etika.
Kalau ada pakar Indonesia yang menyatakan, apa yang dilakukan Deep Purpel itu wajar, karena masalah kondisi seorang musisi membawakan atau menyanyikan lagu milik musisi lain tanpa izin dan membayar royalti. Itu pakar yang hilang budaya ketimurannya.
Sebab jika kejadiannya bukan satu kesalahpahaman, dalam arti lagu yang akan dibawakan dari lagu milik Deep Purple dinyanyikan secara utuh dan itu betul melanggar, tidak seharusnya bahkan tidak perlu secara arogan menghentikan seorang musisi lain membawakan lagu tersebut.
Deep Purple bisa melayangkan tuntutan kepada panitia, setelah acara usai sehingga tidak merusak suasana acara bahkan merendahkan musisi Indonesia oleh para musisi barat.
Karena tidak ada seorang musisi membawakan lagu tidak diketahui oleh panitia lagu apa saja yang akan dibawakannya.
Sedangkan kejadiannya saat itu tidak demikian, hanya insiden kesalahpahaman, bahwa Soneta Grup tidak membawa lagu tersebut secara utuh.
Sekalipun demikian hal yang tidak kurang etis, insiden yang terjadi saat itu yang dilakukan oleh Deep Purple. Ini juga mempertegas gaya arogan orang barat dan kurang memiliki etika pada umumnya, yang lebih jauh mereka itu selalu memandang rendah bangsa lainnya terutama bangsa - bangsa dunia ketiga.
Sangatlah pantas jika Rhoma Irama juga melayangkan protes ke Panitia dan Deep Purple, namun itu tidak dilakukan sama sekali oleh Rhoma Irama. Ini menunjukkan bahwa, sikap pada Rhoma Irama sebagai orang timur yang memiliki etika yang menjunjung adab dan moral, serta dibekali nilai - nilai agama Islam yang Islami.
No comments:
Post a Comment