Saturday, 24 June 2023

BI: Modal asing masuk Rp2,22 triliun ke pasar keuangan selama sepekan

BI: Modal asing masuk Rp2,22 triliun ke pasar keuangan selama sepekan

BI: Modal asing masuk Rp2,22 triliun ke pasar keuangan selama sepekan




Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono. //NET






Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat modal asing masuk bersih senilai Rp2,22 triliun ke pasar keuangan Indonesia dalam satu pekan ini, tepatnya pada 19-22 Juni 2023.







Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan modal asing yang masuk mayoritas menuju ke pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp3,26 triliun. Namun, terdapat modal asing keluar senilai Rp1,05 triliun dari pasar saham domestik.


Secara keseluruhan, tercatat modal asing keluar bersih (nett outflow) di pasar keuangan sejak Januari 2023 hingga 22 Juni 2023, yakni di pasar SBN sebesar Rp81,97 triliun dan di pasar saham Rp14,48 triliun.


Meski aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Tanah Air deras, nilai tukar rupiah dibuka melemah pagi ini, yakni di level (bid) Rp14.960 per dolar AS, dari yang ditutup pada level Rp14.935 per dolar AS pada Kamis (22/6).


Pelemahan rupiah nampaknya disebabkan oleh penguatan dolar AS, yang tercermin dari naiknya indeks dolar AS (DXY) ke level 102,39.


DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yaitu euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.


Selain itu, Erwin menyebutkan imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun sedikit meningkat ke level 6,29 persen dari 6,28 persen, sedangkan imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik ke level 3,795 persen.


Adapun premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia tenor lima tahun naik ke level 84,04 basis poin (bps) per 22 Juni 2023 dari 81,03 bps per 16 Juni 2023.


BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.








Pembayaran dengan metode QR makin diminati pedagang di Pekalongan



Pembayaran dengan metode QR semakin diminati pedagang di Pekalongan, seperti diungkapkan Kepala KPw BI Tegal M Taufik Amrozi saat membuka kegiatan Sapta Mitra Pantura Digital Festival (Sampan Digifest) 2023 di Pekalongan, hari Kamis, 22/06/2023.





Per Maret 2023, jumlah pedagang di wilayah eks Karesidenan Pekalongan yang memanfaatkan pembayaran digital sudah mencapai 337.000 orang, angka tersebut lebih tinggi 14 persen dibanding 2022 yang sebanyak 289.820 ribu pedagang.


Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) setempat bekerja sama dengan Bank Jateng Cabang Pekalongan memfasilitasi pedagang dan pembeli pasar tradisional dengan menerapkan aplikasi pembayaran non tunai atau secara digital melalui QRIS (QR Code Indonesian Standard) yang dimulai di Pasar Podosugih, hari Jumat, 28/1/2022.


QRIS merupakan QR Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik (e-wallet) seperti Gopay, Ovo, Shopee-pay, Dana atau mobile banking.


Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Budiyanto menjelaskan bahwa, QRIS ini bisa menjadi alternatif pembayaran dalam bertransaksi di pasar untuk pembelian non tunai selain pembayaran tunai (cash). Menurutnya, penerapan QRIS di Pasar Podosugih pada hari ini merupakan tindaklanjut dari pelaksanaan launching QRIS yang dilakukan oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, SE di Hotel Khas Pekalongan pada akhir Desember 2021 lalu.


Penggunaan QRIS ini diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat khususnya pedagang pasar tradisional dalam bertransaksi. Dengan QRIS pedagang tak perlu menyediakan uang kembalian lagi. Selain itu, uang akan langsung masuk ke dalam rekening sehingga lebih mudah dan aman.


“Dalam bertransaksi, QRIS ini dapat melindungi pedagang dan konsumen dalam melakukan transaksi. Sebab, bertransaksi pakai QRIS itu sangat aman dan tidak ribet, dan terhindar dari kemungkinan peredaran uang palsu,” ujar Budiyanto.







Di tahap awal ini, Budiyanto menyebutkan, dari sekitar 150 orang pedagang di Pasar Podosugih, baru 18 orang pedagang yang siap menyediakan QRIS. Namun, ke depan, pihaknya akan memperluas jangkauan sosialisasi dan edukasi tentang QRIS ini ke para pedagang di seluruh pasar-pasar yang ada di Kota Pekalongan, diantaranya Pasar Kraton, Pasar Grogolan, Pasar Anyar, Pasar Kandang Panjang, dan sebagainya dengan bantuan komunikasi masing-masing koordinator pasar.


Disampaikannya, transaksi pembayaran non tunai dari pembeli ke pedagang nantinya akan langsung ke rekening pedagang yang bersangkutan. Dimana, mereka bisa mengecek saldo yang masuk dan melakukan pencairan dananya 1x24 jam. Budi menargetkan pada akhir Februari mendatang, nantinya seluruh pasar di Kota Pekalongan bisa segera menerapkan alternatif pembayaran via QRIS ini. Pihaknya berharap, dengan adanya QRIS ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pedagang dan pembeli saat bertransaksi.


“Jika nantinya para pedagang sudah terbiasa dengan pembayaran digital ini, mereka akan lebih mudah dan cepat saat bertransaksi jual beli.


Target kami untuk semua pasar bisa go digital InshaAllah Bulan Februari selesai, sembari kami terus berkoordinasi untuk kesiapan secara teknis bersama Bank Jateng sebagai mitra pemerintah dalam penggunaan QRIS ini untuk bisa mengcover para pedagang di pasar-pasar tradisional,” ungkapnya.


Sementara itu, Ketua Tim Pemasaran Bank Jateng Cabang Pekalongan, Tri Yuliati, menerangkan bahwa, Bank Jateng Cabang Pekalongan bekerjasama dengan Pemkot Pekalongan meluncurkan QRIS ini untuk mendongkrak pemahaman masyarakat akan manfaat QRIS sebagai alternatif pembayaran secara non tunai saat bertransaksi.


Sebelum memanfaatkan layanan QRIS ini, pedagang bisa mendownload aplikasi QREN di smartphone, kemudian mereka bisa melihat transaksi tersebut, dimana pembayaran transaksi yang dilakukan bisa langsung masuk ke rekening yang bersangkutan (pedagang).


“ Untuk penarikan dananya nanti bisa lewat bank, jika mereka ingin mengambil recehan atau bukan pecahan uang RP50 ribu atau Rp100 ribu, mereka bisa melakukan tarikan tunai di bank jateng/kantor cash/mobil cash keliling terdekat. Selain itu, uang transaksi digital yang masuk ke rekening mereka bisa digunakan untuk menabung maupun diinvestasikan untuk pembayaran listrik, telepon, dan sebagainya dengan layanan internet banking/bima mobile sehingga lebih praktis dan menguntungkan,” papar Yuli.


Adanya layanan QRIS di pasar tradisional ini, disambut baik oleh Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Podosugih, Muhammad Hadi Wanto. Mewakili pedagang yang ada di Pasar Podosugih, dirinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemkot Pekalongan melalui Dindagkop-UKM dan Bank Jateng yang telah meluncurkan QRIS ini, sehingga para pedagang pasar tidak merasa ketinggalan dengan era digital ini yang semakin berkembang pesat. Baginya, penggunaan QRIS ini sangat mudah sekali.


“Adanya QRIS ini membantu para pedagang untuk transaksi jual beli di pasar, sehingga kami tidak harus lagi menerima secara uang tunai, dengan begitu bisa terhindar dari peredaran uang palsu. Bagi para pedagang berusia lanjut memang mungkin perlu penjelasan yang lebih, namun kami akan terus menyosialisasikan layanan QRIS ini kepada mereka. Kami berharap, 18 pedagang pasar yang pada hari ini mendapatkan bantuan layanan QRIS di kiosnya ini bisa menularkan ilmu dan pemahamannya sedikit demi sedikit (getok tular) untuk mengajak pedagang-pedagang lainnya memanfaatkan layanan QRIS ini,” tandasnya.
































No comments: