Friday, 2 June 2023

Terdepan Sejak 2018 Warga Asmat Gunakan Motor Listrik

Terdepan Sejak 2018 Warga Asmat Gunakan Motor Listrik

Terdepan Sejak 2018 Warga Asmat Gunakan Motor Listrik










Ternyata warga di Kabupaten Asmat sudah memakai motor listrik sejak 2018. Kota Agats Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan menjadi sebuah kota yang dalam mobilitas keseharianya menggunakan kendaraan listrik.








Pemilihan kendaraan listrik untuk mobilitas tersebut bukan tanpa alasan, akses yang sulit terhadap BBM (bahan bakar minyak) membuat masyarakat harus merakit sendiri kendaraan listriknya.


Bicara soal penggunaan kendaraan listrik, ternyata di Indonesia terdapat masyarakat yang hampir seluruhnya menggunakan kendaraan ramah lingkungan itu sejak 2007.


Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menjelaskan warga Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan memilih menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas sehari-hari.


Warga Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan memilih menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas sehari-hari. / Dok. Istimewa


Pasalnya, warga wilayah tersebut memilih menggunakan kendaraan listrik karena sulitnya akses terhadap bahan bakar bensin atau BBM.


"Jarang atau bahkan hampir tidak ada penduduk yang menggunakan kendaraan dengan bahan bakar bensin," kata Djoko dalam pernyataan tertulisnya, hari Selasa, 24/01/2023.


Menurutnya motor dengan BBM biasanya hanya digunakan oleh pihak kepolisian, sedangkan kendaraan berupa mobil hanya dipakai oleh rumah sakit dalam bentuk ambulans atau mobil pemerintah.


Data Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat, hingga November 2018 tercatat 3.154 kendaraan listrik. Terbanyak sepeda motor listrik 3.067 unit. Terdapat 22 pangkalan ojek listrik. Ojek yang beroperasi di Kota Agats menggunakan plat kendaraan berwarna kuning


Adapun, motor dengan bahan bakar bensin biasanya hanya digunakan oleh pihak kepolisian, sedangkan kendaraan berupa mobil hanya dipakai oleh rumah sakit dalam bentuk ambulans atau mobil pemerintah.








"Saat ini sudah mencapai lebih dari 4.000 unit kendaraan listrik. Menariknya, motor listrik di distrik tersebut dikategorikan sepeda, penggunaan plat nomor hanya penanda sebagai pengganti stiker retribusi, sehingga para pemiliknya tidak memiliki STNK atau SIM dan tidak dikenakan pajak kendaraan," tambahnya.


Meskipun sudah ada peraturan daerah yang mengatur retribusi usaha, yakni Perda No. 6/2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Perda No. 7/2011 tentang Retribusi Jasa Usaha dan Perbub No. 24/2017 tentang Angkutan Darat dan Sungai.


Tanah Agats masih belum memiliki Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), meskipun mayoritas menggunakan motor lsitrik.


Kota Agats sudah memberikan contoh suatu wilayah yang mengalami kesulitan distribusi BBM tidak selalu menggunakan kendaraan bermotor cetus internal atau ICE.


Oleh karenanya, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu mengatakan subsidi kendaraan listrik lebih baik diberikan untuk wilayah yang kesulitan mendapatkan BBM.


"Berikanlah ke daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan BBM, disarankan warganya menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas lokalnya, " tutupnya.



Momen blusukan Mensos jajal motor listrik saat kunker di Asmat



Menteri Sosial Tri Rismaharini blusukan naik motor dalam kunjungan kerja di Kabupaten Asmat, Papua Selatan Kamis, 01/06/2023. Selain menyerahkan bantuan sosial, Risma juga mampir ke sekolah untuk membagikan makanan kepada anak-anak.







Kunjungan kerja Mensos di Papua, mengunjungi Distrik Navigasi, Jayapura untuk uji coba kapal dan penyerahan bantuan kapal melalui Koperasi Mamberamo Raya/GIDI (5 unit) dan YPK GKI (1 unit), dan penyerahan 2 unit Mobil Innova untuk Operasional Pendidikan Yayasan Maga.


Sekaligus, juga penyerahan dan uji coba 2 unit motor trail listrik untuk Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura dan GPI Asmat, MoU untuk Mobil Operasional Gereja Injili di Indonesia (GIDI), penandatanganan MoU pembuatan kapal Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dan Uncen, serta GKI (5 unit).


“Siapa pun umat yang ingin maju pasti Tuhan bantu. Ini wujud nyata, waktu saya sampaikan banyak yang tidak percaya diri, tapi kini terlihat oleh semuanya telah ada di hadapan kita kapal speed boat dan motor listrik, ” ungkap Mensos di Distrik Navigasi, Jayapura, Rabu, 23/03/2023.








Untuk pengerjaan kapal dan motor listrik ada proses keberlanjutan berupa transfer of knowledge yang dikerjakan oleh warga putra-putri Papua. Bahkan, dikerjakan dengan penuh semangat hingga pukul 10 sampai 12 malam.


“Saya dikirimi foto-foto pengerjaan kapal hingga malam. Saat ini, kapal sudah dapat kelayakan dan motor listrik telah diujicobakan di wilayah pegunungan di Jawa dan sekarang dicoba di pegunungan Papua. Jika masih ada yang kurang akan kita sempurnakan disesuaikan dengan kebutuhan, ” kata Mensos.


Pada kesempatan tersebut, hadir Rektor UNCEN, Dr Ir Apolo Safanpo, S.T., M.T., dosen dan perwakilan dari ITS. Apolo menyambut baik bantuan dari Mensos berupa kapal dan motor listrik guna mendukung kemandirian dan membangkitkan ekonomi warga di Papua.


“Penyerahan fiber glass speed boat dan motor listrik merupakan tindaklanjut MoU pada 13 November 2021, dari 6 kapal sudah beres 2 kapal ditambah motor listrik. Kami menyambut baik kerja sama Kemensos, ITS dan UNCEN sehingga terjadi transfer of knowledge keterampilan dan teknologi bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat yang terlibat dalam rancang bangun tersebut,” tandas Apolo.


Ke depan, kata Apolo, sebagai tindak lanjut akan membuka Program Teknik Perkapalan di UNCEN agar bisa terus mendukung kebutuhan alat transportasi bagi pemerintah dan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik.


“Harapan kami agar ibu Mensos terus mendukung kami dan gereja di sini agar bisa membangun kapal dalam berbagai tipe untuk alat transportasi masyarakat di pesisir, rawa dan sungai,” harapnya.


Sebelumnya, Mensos meninjau pembangunan rumah sehat di Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua, yang dalam pembangunananya menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk merelokasi warga ke tempat baru yang lebih aman.


“Sudah 21 rumah dari 76 rumah yang direncanakan dibangun bagi para korban banjir bandang di Sentani. Kita berharap pada 17 Agustus nanti sisanya bisa selesai dan bisa dihuni oleh warga,” ujar Mensos berharap.


Selain untuk perumahan, juga dilengkapi fasilitas untuk usaha perdagangan dan peternakan guna menunjang kebutuhan hajat masyarakat.


“Warga dari lokasi pengungsian akan ditempatkan di sini. Tempat baru yang didukung dengan fasilitas perumahan yang memadai juga disediakan untuk tempat usaha berupa perdagangan dan peternakan, ” kata Mensos.


Pembangunan perumahan tersebut sepenuhnya dibiayai dari anggaran Kementerian Sosial dengan memperhatikan adat dan kearifan lokal masyarakat setempat yang berbeda dari tempat lainnya di Papua.


“Jelas beda, seperti dengan lokasi Sarmi. Ini ril untuk masyarakat. Saya tidak mau dan tidak bisa disamakan harus tahu apa solusinya karena tidak bisa disamakan satu tempat dengan tempat lainnya walau sama-sama di Papua, ” ungkap Mensos.


Dalam tahap penyerahan rumah, masih ada yang harus diselesaikan berupa sertifikat tanah yang akan dipecah-pecah atas nama masing-masing penerima bantuan, per keluarga karena awalnya tanahnya masih satu.


“Percepatan dilakukan dengan dipecah-pecah nama masing-masing penerima. Saya sudah komunikasi dengan Menteri ATR/BPN dan beliau siap membantu. Nanti pada Agustus ini warga sudah bisa terima kunci dan sertifikat tanah,”pungkas Mensos.















No comments: