Friday 12 January 2024

Serangan terhadap Yaman adalah Contoh Lain dari Pengabaian Hukum Internasional - Moskow

Serangan terhadap Yaman adalah Contoh Lain dari Pengabaian Hukum Internasional - Moskow

Serangan terhadap Yaman adalah Contoh Lain dari Pengabaian Hukum Internasional - Moskow





©Sputnik / Alexey Maishev






Serangan Amerika dan Inggris terhadap Yaman adalah contoh lain dari distorsi resolusi Dewan Keamanan PBB dan pengabaian terhadap hukum internasional atas nama eskalasi di wilayah tersebut, kata Maria Zakharova dari Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Jumat, 12/01/2024.







AS dan Inggris melancarkan serangan udara semalaman terhadap posisi Houthi di empat provinsi Yaman, termasuk ibu kota Sanaa dan kota Al Hudaydah, Saada dan Taiz, kata pejabat pemerintah provinsi kepada Sputnik. Para pejabat AS dan Inggris mengkonfirmasi serangan udara tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan fasilitas dan posisi militer Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah dan bukan pusat populasi sipil.


“Serangan udara AS di Yaman adalah contoh lain dari distorsi resolusi Dewan Keamanan PBB oleh Anglo-Saxon dan pengabaian hukum internasional atas nama memperburuk situasi di wilayah tersebut demi tujuan destruktif mereka sendiri,” tulis Zakharova di Telegram.


Patut dicatat bahwa Rusia meminta diadakannya sidang darurat di Dewan Keamanan PBB, dengan latar belakang agresi gabungan AS-Inggris terhadap Yaman.


Misi Tetap Rusia untuk PBB menjelaskan, pihaknya meminta diadakannya pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB, pada 12 Januari, mengenai serangan Amerika dan Inggris di Yaman.



Reaksi Iran



“Serangan ini terjadi sebagai upaya untuk memperluas dukungan penuh AS dan Inggris selama kurang lebih 100 hari terakhir atas kejahatan perang rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan warga Gaza yang terkepung,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan. penyataan.


Juru bicara kementerian Nasser Kanaani mengatakan: “Serangan-serangan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman, dan pelanggaran hukum internasional.



Reaksi Yordania



Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan: “Agresi Israel di Gaza dan terus melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Palestina dan melanggar hukum internasional tanpa mendapat hukuman bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan yang terjadi di wilayah tersebut.”


Stabilitas kawasan dan keamanannya sangat erat kaitannya, katanya, menurut media pemerintah.


“Komunitas internasional berada di persimpangan jalan kemanusiaan, moral, hukum dan keamanan,” tambah Safadi.


“Entah mereka memikul tanggung jawabnya dan mengakhiri agresi arogan Israel dan melindungi warga sipil, atau membiarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para menteri ekstremisnya menyeret kita ke dalam perang regional yang mengancam perdamaian dunia."



Reaksi Oman



Oman mengecam tindakan militer dari “negara sahabat”, lapor media pemerintah.



Reaksi Hizbullah



Kelompok Lebanon, Hizbullah, yang merupakan sekutu Iran dan Houthi, mengatakan agresi AS menegaskan bahwa Washington berada dalam “kemitraan penuh” dengan Israel.


“AS adalah mitra penuh dalam tragedi dan pembantaian yang dilakukan oleh musuh Zionis di Gaza dan wilayah tersebut,” kata sebuah pernyataan dari kelompok tersebut.



Reaksi Hamas



Mengutuk serangan tersebut, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah AS dan Inggris akan memikul tanggung jawab atas dampak serangan mereka terhadap keamanan kawasan.



Reaksi Jihad Islam Palestina



Kelompok Jihad Islam Palestina yang berbasis di Gaza mengatakan bahwa eskalasi tersebut menegaskan bahwa pemerintah AS “melakukan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.”


“Kami menyerukan kepada masyarakat Arab dan negara Islam untuk mengambil tindakan dalam penolakan terhadap agresi terhadap Yaman, yang dilakukan untuk membela Gaza dan tempat-tempat suci umat Islam di Palestina.”



Reaksi Arab Saudi



Kementerian luar negeri menyerukan untuk menahan diri dan “menghindari eskalasi” setelah serangan tersebut dan mengatakan pihaknya memantau situasi dengan “keprihatinan yang besar”.


“Kerajaan menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Laut Merah, karena kebebasan navigasi di dalamnya merupakan tuntutan internasional,” katanya.



No comments: