Friday 9 February 2024

Pimpinan DPR Serahkan Polemik Pembelian Pesawat Mirage 2000 Qatar ke Prabowo

Pimpinan DPR Serahkan Polemik Pembelian Pesawat Mirage 2000 Qatar ke Prabowo

Pimpinan DPR Serahkan Polemik Pembelian Pesawat Mirage 2000 Qatar ke Prabowo





Jet tempur Mirage 2000-5 milik Angkatan Udara Kerajaan Qatar.((avionslegendaires))






Isu pembelian pesawat Mirage 2000 Qatar yang ditunda mendapat respons Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F Paulus.







Sekjen Partai Golkar itu membenarkan bahwa pengadaan pesawat tersebut telah ditunda.


"Belum. Kemarin kan informasinya ditunda," kata Lodewijk saat ditemui di Eldorado Dome, Bandung Barat, Jawa Barat, pada hari Jumat, 09/02/2024.


Menurutnya, alasan ditundanya pengadaan pesawat tersebut karena perlu kesiapan infrastruktur maupun kesiapan SDM dalam mengelola pesawat itu.


"Karena perlu kesiapan. Infrastruktur, katakan homeloan-nya harus siap, gitu lho. Kalau itu sudah siap itu terus transformasi, mereka katakan dari F15 F16 itu Mirage dan Rafaye kan beda gitu lho," ujarnya.


"Jadi datangnya juga bertahap, sama dengan Hercules lah, kan teknologi baru, datangnya kan enggak langsung brek gitu. Walaupun kita sudah biasa dengan Hercules tapi perlu adaptasi dari itu," tegas dia.


Terkait polemik pengadaan pesawat itu ditunda karena untuk pendanaan kampanye Prabowo-Gibran, Lodewijk tidak mengetahui hal tersebut.


"Biar nanti yang jawabnya Pak Prabowo. Ya kita tunggu aja nanti kelanjutannya," tutup dia.


Sebelumnya ada lembaga luar negeri yang melakukan penyelidikan terkait pembelian pesawat tersebut. Sehingga muncul dugaan adanya penyalahgunaan anggaran dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang dikaitkan pada kampanye Pilpres 2024.



Prabowo Tunda Pembelian Pesawat Mirage 2000-5 Bekas Qatar



Pada awal bulan lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sepakat menunda pembelian 12 pesawat tempur bekas milik Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5. Penundaan ini menyusul keterbatasan fiskal pemerintah untuk mendukung pembelian pesawat tempur bekas pabrikan Prancis tersebut.


"Setelah rencana ini dibuat dan disepakati pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan, Pak Menhan menunda pembelian Mirage 2000-5 karena kapastas fiskal kita belum bisa mendukung pembelian Mirage 2000-5," kata Juru Bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam perbincangan di tvOne, yang dikutip pada hari Minggu, 7 Januari 2023.


"Kenapa ditunda? Karena kapasitas fiskal kita belum mendukung untuk ini segera direalisasikan," sambungnya.


Dahnil menjelaskan pembelian pesawat Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar sedianya untuk mengisi kekosongan alutsista pertahanan udara, sembari menunggu kedatangan pesawat tempur baru Dassault Rafale yang sudah dipesan pemerintah Indonesia.


"Pembelian Mirage 2000-5 ini tentu dalam konteks Ad-Interim. Artinya dalam mengisi kekosongan selama kita menunggu Dassault Rafale. Ini (pesawat Mirage 2000-5) kita butuhkan ketika keputusan ini dibuat," ujarnya.


Karena pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 ex Qatar ditunda, pemerintah lanjut Dahnil, mengalihkan anggaran untuk mengisi kekosongan alutsista pertahanan udara dengan melakukan peremajaan terhadap sejumlah pesawat tempur yang sudah dimiliki RI.



















No comments: