Bupati Konawe Utara Jemput PDP Corona yang Kabur dari RS Lari ke Kebun
Pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona yang kabur dari RSUD Bahteramas Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) sebelum sempat diambil swab-nya., berinisial UN akhirnya ditemukan tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ia ditemukan di kebun miliknya di Desa Kokapi, Kecamatan Sawa.
UN yang bekerja sebagai karyawan perusaahan tambang nikel di Morosi, Kabupaten Konawe itu memilih mengisolasikan diri di kebunnya.
Bupati Konawe Utara Ruksamin yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 setempat mengatakan, dirinya bersama tim menjemput UN di kebunnya dengan menggunakan mobil ambulans.
"Alhamdulilah beliau kooperatif. Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga, kami langsung jemput dia di kebunnya. Ini atas permintaan beliau (UN) saat saya komunikasi berharap agar bupati yang datang jemput dengan maksud untuk perlindungan," jelas Ruksamin via pesan WhatsApp, Selasa, 28 April 2020.
"Sejak beredar informasi bahwa warga saya dari Konawe Utara bernama Udin (36) lari dari perawatan COVID-19 RSUD Bahteramas saya berniat untuk menjemputnya. Alhamdulillah niat itu kesampaian," unhjap Bupati Ruksamin melalui saluran telepon dari Wanggudu, Konawe Utara.
Di lokasi, Ruksamin melakukan komunikasi dan menyakinkan UN untuk mau dirawat di rumah sakit.
Tiga negara adalah yang paling parah terkena dampak di Eropa, masing-masing melaporkan lebih dari 20.000 kematian akibat virus corona. Selanjutnya, Ruksamin bersama UN menuju mobil ambulans yang sudah dilengkapi fasilitas Alat Perlindungan Diri (APD) termasuk tim medis khusus penanganan covid-19.
Tim Covid-19 Konawe Utara terdiri dari polisi, TNI, dan tim medis langsung membawa UN menju RSUD Konut untuk selanjutnya diberikan penanganan medis dan berkoordinasi ke pihah RS Bahteramas.
Proses penjemputan pasien itu sempat mengalami hambatan karena lokasi masuk di area hutan dengan jalan yang sempit, berlumpur dan licin.
Lebih lanjut, Ruksamin juga menjelaskan alasan UN kabur dari RSUD Bahteramas Sultra karena merasa takut akan digabungkan dalam satu ruangan dengan pasien yang telah positif terjangkit virus corona
"Psikis UN harus dipulihkan. Dia kelihatannya trauma. Setelah pulih langkah-langkah penanganan medis dapat dilakukan," kata Ruksamin.
Keberadaan UN di sebuah pondok perkebunan sekitar 3 kilometer dari perkampungan Desa Kokapi, Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara adalah untuk mengisolasi diri.
"Pengakuan dia (UN) meninggalkan rumah sakit ke rumah kebun karena secara mental tidak sanggup berada di ruang perawatan pasien positif COVID-19 Rumah Sakit Bahteramas," kata Ruksamin mengutip cerita Udin.
Keputusan pasien UN meninggalkan rumah sakit menarik perhatian publik sejak pelariannya kemarin, Senin, 27 April 2020, dengan menumpang kendaraan roda dua atas bantuan kerabat.
"Dia (UN) sangat waspada atas dugaan terpapar virus Corona. Dia tidak bertemu anak, istri dan keluarga di kampung tetapi langsung ke pondok tak berpenghuni di kebun," ujar Ruksamin.
Saat Bupati Ruksamin didampingi Kapolres dan tim tenaga medis menjemputnya di lokasi perkebunan warga yang sudah menghutan, pasien Udin nampak kooperatif.
Secara persuasif Bupati Ruksamin mengajak UN keluar ke jalan melalui jembatan permanen ukuran kecil dengan bahasa daerah Tolaki.
Bertemu di ujung jembatan, pasien UN yang mengenakan masker pertama-tama diberikan minuman vitamin dan alat pelindung diri berupa, sarung tangan oleh sang bupati.
Sebelum menumpang kendaraan "ambulance" pun disemprotkan cairan disinfektan.
"Keluarga dan warga di kampung terharu ketika mereka tahu iringan kendaraan adalah penjemput UN. Saya lambaikan tangan merekapun tidak kuasa menahan tangis," ujar Ruksamin.
Secara terpisah Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sultra dr. La Ode Rabiul Awal membenarkan pria berusia 35 tahun yang lari dari ruang perawatan rumah sakit terdata sebagai warga Kabupaten Konawe Utara.
“Kami mengklarifikasi bahwa pria 35 tahun yang lari diam-diam adalah warga Konawe Utara masuk RSUD Bahteramas 26 April 2020,” ujar Rabiul Awal yang akrab disapa dokter Wayong.
Pasien tersebut, lanjut Wayong dirawat lantaran mengalami cidera genitalia akibat kecekalaan kerja.
Meski masuk bukan dengan riwayat gejala terpapar virus, pihak rumah sakit melakukan prosedur rapid test pada pasien bersangkutan.
Hasil deteksi cepat virus corona, si pasien dinyatakan reaktif atau positif corona, sehingga mengharuskan pasien menjalani uji swab tenggorok untuk memastikan keberadaan virus meresahkan tersebut.
Agenda pengujian dengan cara Polymerase Chain Reaction yang dijadwal hari Senin, 27 April 2020, tidak terlaksana karena pasien bersangkutan kabur dari rumah sakit.
“Rapid test hasilnya positif makanya dijadwalkan pemeriksaan swab tenggorok,” ujarnya.
⚠ Peringatan Covid-19
Update kasus virus corona di tiap negara