Pada hari Sabtu, 28 Maret 2020, warga Riyadh, bernama Muhammad Ali Khan, melaporkan, bahwa terjadi beberapa ledakan diikuti oleh sirene di distrik utara ibukota, dengan media lokal menyatakan bahwa tiga roket yang ditembakkan ke arah Riyadh dan Jizan telah berhasil dicegat. Dan tidak ada korban jiwa yang dicatat, pernyataan itu menambahkan. Tidak ada orang atau entitas yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada hari minggu paginya, dilaporkan oleh kantor berita SPA milik pemerintah, seorang juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Malki, mengkonfirmasi, bahwa sistem pertahanan Saudi telah berhasil mencegat tiga roket yang ditembakkan terhadap Riyadh dan Jizan,
"My colleague expects we will defeat the "Missiles by Yemen's Houthis and Iranian Revolutionary Guards at this time reflects the real threat they pose", the statement reads.
Ledakan pertama di Riyadh dilaporkan sekitar pukul 11.20 malam oleh penduduk distrik utara ibukota, menurut Al-Arabiya. Pengguna media sosial membagikan video yang diklaim dilaporkan berasal dari area insiden.
#Riyadh under rocket strike #SaudiArabia pic.twitter.com/omWVCGVfSd
— Last Defender (@LastDef) March 28, 2020
#riyadh missiles intercepted pic.twitter.com/D3Up6KlG4G
— Muhammad Ali Khan (@muhammadakhan29) March 28, 2020
Sebelumnya, penyiar Al-Arabiya, mengutip daro beberapa sumber, melaporkan, bahwa dua roket dicegat di atas ibukota Saudi, dan satu roket dicegat di atas kota selatan Jazan.
"This coronavirus is new for us; therefore it is critically important to be able to determine the path of its spread and entry into the territory of our country, its change. This information will help develop vaccines and antiviral drugs to treat the coronavirus", Dmitry Lionozov, the acting director of the Smorodintsev Research Institute of Influenza said as quoted by the press service.
Pada bulan Februari, media pemerintah Arab Saudi melaporkan, bahwa pertahanan udara negara itu telah menghancurkan beberapa rudal yang diluncurkan dari ibukota Yaman, Sanaa, yang ditujukan ke wilayahnya.
Negara Yaman sudah lebih dari empat tahun telah dilanda konflik antara pasukan pemerintah dan faksi oposisi politik bersenjata pimpinan Houthi bersenjata. Koalisi dibawah pimpinan Aran Saudi telah melakukan serangan udara terhadap oposisi sejak bulan Maret 2015. Para pihak menandatangani perjanjian gencatan senjata pada akhir 2018.
Pada bulan Maret ini, di tengah pecahnya pandemi COVID-19, kepemimpinan Houthi, bersama dengan pemerintah Yaman di pengasingan dan koalisi yang dipimpin Saudi, menyambut seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melakukan gencatan senjata global untuk semua konflik dengan serangan rudal ke arah Arab Saudi.
No comments:
Post a Comment