Thursday 17 March 2022

Presiden Brasil Minta Putin Bantu Kembangkan Kapal Selam Nuklir

Presiden Brasil Minta Putin Bantu Kembangkan Kapal Selam Nuklir

Presiden Brasil Minta Putin Bantu Kembangkan Kapal Selam Nuklir


©REUTERS/ADRIANO MACHADO






Presiden Brasil Jair Bolsonaro selama kunjungannya ke Moskow pada pertengahan Februari meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu mengembangkan kapal selam nuklir, media melaporkan.







Presiden Brasil menyinggung masalah itu selama pembicaraan dengan Putin setelah Amerika Serikat menolak untuk memenuhi permintaan Brasil yang serupa, surat kabar Folha de Sao Paulo melaporkan pada Rabu malam.


Pada tahun 2021, angkatan laut Brasil memulai uji coba sistem propulsi nuklir, dan kemungkinan bantuan Rusia juga dapat berguna untuk itu.


Masih belum jelas apakah operasi militer Rusia di Ukraina berdampak pada rencana kepemimpinan Brasil.


Percakapan antara presiden kedua negara terjadi pada akhir Februari 2022 saat kunjungan pemimpin Brasil ke Moskow. Seperti yang dicatat surat kabar itu, penolakan AS untuk membantu Brasil dengan proyeknya mendorong Bolsonaro untuk beralih ke Rusia untuk mendapatkan dukungan. Secara khusus, salah satu permasalahannya adalah sertifikasi bahan bakar yang akan digunakan.


Sebelumnya dilaporkan bahwa kapal selam nuklir Rusia akan dipersenjatai dengan torpedo listrik UET-1 "Ichthyosaurus" yang menjanjikan. Proses re-peralatan akan dimulai setelah mereka dilengkapi dengan kapal selam diesel-listrik proyek 636,3 dan proyek 677.



India Dapat Mengimpor Sekitar 15 Juta Barel Minyak Mentah Dari Rusia pada 2022



India mungkin mengimpor dari Rusia sekitar 15 juta barel minyak mentah murah pada 2022, media melaporkan.


Pada hari Selasa, Menteri Perminyakan dan Gas Alam India Hardeep Singh Puri mengatakan bahwa New Delhi sedang bernegosiasi dengan Rusia harga dan logistik pengiriman minyak diskon setelah Moskow dipukul dengan larangan impor AS.


Menurut surat kabar Business Standard, India akan membayar minyak Rusia baik dengan rupee atau dengan rubel.


Rusia telah menghadapi sanksi keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat atas keputusannya untuk meluncurkan operasi militer di Ukraina.

No comments: