Beredar sebuah video yang memperlihatkan sungai Cibareno yang mengamuk pasca terjadinya gempa bumi dengan kekuatan 5,5 Magnitudo.
Sebelumnya, gempa bumi dengan kekuatan 5,5 Magnitudo mengguncang Bayah, Banten sekitar pukul 17:02 WIB.
Pada video yang beredar di laman sosial media Instagram, kondisi sungai Cibareno yang meluap dan menerjang pemukiman serta persawahan milik warga.
"Setelah terjadi Gempa. Sore ini Sungai Cibareno meluap dan menerjang pemukiman dan persawahan di Cibareno, Kecamatan Cilograng perbatasan antara Lebak dan Sukabumi, Minggu sore (09/10/2022)," tulis caption pada video tersebut.
Dalam video terlihat bagaimana kondisi sungai Cibareno menerjang dengan arus sangat kuat melintas di persawahan milik warga.
Pada klip selanjutnya aliran sungai tampak menggenangai pemukiman milik warga.
Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Episentrum gempa berada di 26 km kilometer barat daya Bayah.
Pusat gempa berlokasi di 7.09 Lintang Selatan, 106.08 Bujur Timur, dengan kedalaman 12 kilometer.
Dari informasi yang disampaikan BMKG, getaran gempa dirasakan di sejumlah wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Daerah di Jawa Barat yang merasakan getaran gempa bumi Bayah salah satunya di Sukabumi.
Banjir Bandang Sungai Cibareno 2 Rumah Hanyut dan Sawah Warga Terendam
Banjir bandang menerjang Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, hari Minggu 09/10/2022. Akibat banjir bandang ini, sebanyak 25 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman akibat peristiwa yang terjadi sekira pukul 17.20 WIB ini.
Mengutip dari Sukabumiupdate--jaringan Suara.com, dampak dari bencana ini tercatat ada 12 rumah terendam, dua rumah hanyut, satu rumah rusak sedang, satu sekolah dasar halamannya terendam, satu penggilingan padi terendam, satu jembatan Gantung Batu-Cilumayan rusak, dua mesin penyedot pasir hanyut, dan sekitar 3 hektare sawah terendam.
“Kemudian atas laporan RT, sekitar 66 kepala keluarga rumahnya terancam hanyut,” ujar Kepala Desa Pasirbaru, Hidayah.
Hidayah menyebut bencana ini paling parah menimpa warga di Kampung Bantar Kalapa RT 04/10 dan Kampung Cilumayan RT 01/10 yang berada di sepanjang Sungai Cibareno.
“Kondisi terakhir mengungsi 25 kepala keluarga, mengungsi ke tempat aman, saudaranya. Korban sementara tidak ada,” tuturnya. "Banjir tiba-tiba, ketinggian air saat itu 1,5 sampai 2 meter."
Menurut Hidayah, banjir bandang luapan Sungai Cibareno adalah kesekian kalinya. “Dulu pernah terjadi juga. Informasi dihimpun oleh kami tahun 1995 bahkan lebih parah,” kata dia.
Hidayah menyebut pemerintah desa sudah berupaya melakukan pencegahan agar air kiriman Sungai Cibareno tak masuk ke pemukiman yakni melalui pengajuan pembangunan tanggul yang jebol akibat kejadian serupa dua tahun lalu ke instansi terkait, namun belum ada respons.
“Itu melalui rekomendasi pak camat, ke kabupaten dan provinsi. Terakhir tahun 2020 kejadian serupa, tetapi tidak ada respons dari pemerintah baik kabupaten maupun provinsi dan pusat,” ungkapnya.
Padahal menurut Hidayah, banjir bandang ini sangat mengancam masyarakat sekitar bantaran sungai di Desa Pasirbaru.
“Tidak ada tanda tanda untuk realisasi tentang masalah pembangunan dari dampak banjir bandang ini, padahal sangat penting, warga sangat mengharapkan. Ini bukan sungai kecil, tapi sungai antara perbatasan Jabar dan Banten, sangat luas sekali,” kata Hidayah.
No comments:
Post a Comment