Otoritas Kepurbakalaan di Israel mengumumkan penemuan prasasti kuno berisi tulisan nama raja Persia adalah "tidak asli" pada hari Jumat, 03/03/2023.
Sebelumnya pada hari Rabu lalu, 01/03/2023, Otoritas Kepurbakalaan Israel membuat pengumuman penting. Seorang pengunjung kebetulan ke sebuah situs yang diidentifikasi sebagai kota alkitabiah Lachish telah menemukan pecahan tembikar yang mengacu pada Raja Darius yang Agung dari Persia. Itu adalah penemuan pertama di Israel
Namun kemudian Associated Press yang dilansir dari Insider mengutip, Otoritas mengatakan ada seorang pakar yang mengukir tulisan tersebut di atas tembikar pada Agustus 2022.
Artefak itu adalah pecahan tembikar berukuran 4x4 sentimeter bertuliskan tiga kata dalam tulisan kuno yang diketahui. Itu ditemukan tergeletak telungkup di tanah di Tel Lachish oleh seorang pengunjung kebetulan yang mengambilnya pada bulan Desember 2022, membaliknya, memperhatikan tulisan itu, dan karena curiga itu penting, menyerahkannya kepada para arkeolog. Sejauh ini, baik dan bagus.
Ahli yang tidak disebutkan namanya ini rupanya sedang memberikan demonstrasi kepada para siswa di sebuah situs arkeologi di Kanaan, dan meninggalkan tembikar yang telah diukir.
Namun Pihak Otoritas mencoba membela ahli tersebut dengan mengatakan, mereka yakin ahli tersebut meninggalkan tembikar itu "secara tidak sengaja dan tanpa niat jahat".
Walaupun begitu, Otoritas tetap mengakui kecerobohan ini menyebabkan "kesalahan langka" yang "memutarbalikkan kebenaran ilmiah".
Ahli tersebut rupaya mengukir tulisan "Tahun 24 Darius" di atas tembikar yang awalnya dianggap sebagai penemuan pertama yang pernah ada dari prasasti Darius.
"Tahun 24 Darius" dihubungkan dengan nama Raja Agung Darius I yang memerintah pada masa Kekaisaran Achaemenid Persia kuno tahun 522 SM - 486 SM.
Penemuan ini sempat mendapatkan perhatian yang cukup besar. Namun, setelah "kepalsuannya", Otoritas menyatakan siap bertanggung jawab.
"Otoritas Kepurbakalaan Israel bertanggung jawab penuh atas peristiwa yang tidak menguntungkan itu," kata Profesor Gideon Avni, kepala ilmuwan otoritas tersebut, menurut outlet berita Israel i24.
"Dari segi praktik etis dan ilmiah, kami melihat ini sebagai kejadian yang sangat parah," tambahnya
Serpihan itu sendiri kemudian menjalani analisis yang membuktikan kekunoannya. Secara bersamaan, tulisan di atasnya menjalani analisis prasasti oleh seorang ahli terkenal prasasti Aram dan Ibrani kuno, Prof. Haggai Misgav dari Hebrew University of Jerusalem. Misgav mengidentifikasi naskah itu sebagai bahasa Aram dan menentukan bahwa prasasti itu terdiri dari tiga kata, berbunyi "Tahun 24 Darius" yang diterjemahkan menjadi 498-7 SM. IAA menjelaskan deduksi yang berdasarkan tanggal, referensi harus dari Darius I ("Yang Agung"), ayah dari Ahasuerus. Belum pernah ada referensi ke Darius I ditemukan di Israel.
Benar, pecahan itu tidak ditemukan di situ, artinya tidak ditemukan di tempat yang dijatuhkan sekitar 2.500 tahun yang lalu selama periode Persia, dan tidak ditemukan oleh para arkeolog yang melakukan penggalian yang tepat. Tapi tidak satu pun dari itu yang dianggap sebagai penghalang besar bagi keasliannya. Pekerjaan sebelumnya oleh para arkeolog Inggris di Lachish satu abad yang lalu melibatkan penghancuran gedung administrasi besar dari periode Persia untuk mendapatkan reruntuhan yang lebih tua di bawahnya, dan itu bisa saja terombang-ambing.
Salah satu petunjuk yang mungkin membuat orang heran adalah bahwa tembikar gores jarang terjadi pada periode Persia. Seseorang akan menulis pada tembikar dengan tinta, kata Prof. Aren Maeir dari Universitas Bar-Ilan, yang tidak terlibat dalam urusan ini. Sebelum dan sesudah periode Persia, orang memang menemukan sayatan pada tembikar, beberapa sebelum periuk dibakar dan beberapa setelahnya, tambahnya. Fakta bahwa artefak ini diukir setelah ditembakkan bukanlah hal yang mencurigakan
No comments:
Post a Comment