Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menargetkan 1 juta pelaku usaha baru bisa tercapai hingga 2024. Di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen dalam kegiatan Entrepreneur Hub di Auditorium Universitas Sumatera Utara, Menkop UKM Teten Masduki mengatakan dari target satu juta, pihaknya mendorong agar jumlah tersebut didominasi oleh kalangan akademik seperti mahasiswa maupun alumni universitas.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menargetkan 1 juta pelaku usaha baru bisa tercapai hingga 2024.
Guna mewujudkan rasio kewirausahaan sampai 4 persen hingga 2024, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menargetkan 1 juta pelaku usaha baru bisa tumbuh berkembang.
Menteri Koperasi UKM, Teten Masduki di Kota Medan menjelaskan target tersebut merupakan amanat PP No 2 tahun 2022, tentang pengembangan kewirausahaan nasional tahun 2021 sampai 2024.
Dari target satu juta pihaknya mendorong agar jumlah tersebut didominasi oleh kalangan akademik seperti mahasiswa maupun alumni universitas.
Dari kalangan mahasiswa guna mendorong produk mereka bisa cepat bertumbuh dengan membantu memanajemen usaha serta mempertemukan mereka dengan calon investor atau pendana potensial.
"Kali ini, mencetak wirausaha baru, khususnya dari kalangan anak muda, harus ada perencanaan. Ibarat memilih telur yang baik untuk dierami, ditetaskan, kemudian dibesarkan," kata MenKopUKM Teten Masduki, pada acara Persiapan Keberangkatan (PK) 204 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), di Jakarta, Jumat, 16 Juni.
Menteri Teten menyebut, pemerintah tengah mengejar rasio kewirausahaan di level 3,95 persen, sehingga KemenKopUKM banyak menjalin kerja sama dengan kampus-kampus atau perguruan tinggi dalam membangun inkubator bisnis.
Hal ini merujuk keberhasilan Korea Selatan (Korsel) dan Jepang yang berhasil menciptakan banyak wirausaha dari kalangan anak muda terdidik lulusan perguruan tinggi. "Saat ini, kami terus membenahi ekosistem kewirausahaan di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, MenKopUKM akan menjalin kerja sama dengan Korsel dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Khususnya, dalam meningkatkan kemampuan teknologi tinggi. "Saya berharap, akan lahir wirausaha dari kalangan anak muda yang berevolusi masuk ke teknologi tinggi atau hi-tech," ungkapnya.
KemenKopUKM gencarkan digipreneur untuk tumbuhkan ekonomi digital
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) menggencarkan pelaksanaan program digitalentrepreneur (digipreneur) untuk menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia.
“Pemerintah sangat serius dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif, agile, dan berkelanjutan," kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah saat memberikan sambutan secara virtual dalam Program Entrepreneur Hub Batu, Jawa Timur, sebagaimana dikutip di Jakarta, Kamis.
Selaras dengan itu, menurut dia, upaya penumbuhan digipreneur yang dilakukan ini adalah dalam rangka memastikan seluruh masyarakat dapat ikut memanfaatkan pertumbuhan ekonomi digital termasuk UMKM yang belum melek digital sekalipun.
Deputi Siti Azizah menuturkan potensi ekonomi digital di Indonesia adalah yang terbesar di Asia. Pada 2022 tercatat nilai ekonomi digital sebesar 77 miliar dolar AS.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya mencapai 21 miliar dolar AS di tahun yang sama, Malaysia memiliki ekosistem digital yang lebih baik. UMKM di Malaysia bahkan disebutnya sudah familier menggunakan third party untuk pemasaran digitalnya.
“Jadi mereka tidak lagi disibukkan dengan kegiatan digital marketing yang sangat dinamis dan menyita waktu sehingga dapat fokus pada produksi, bahkan urusan logistik dapat ditangani oleh pihak ketiga," ucapnya.
Oleh karena itu, melalui Program Entrepreneur Hub yang kali ini menyambangi Kota Batu di Jawa Timur, mengusung semangat untuk mendukung percepatan tumbuhnya wirausaha baru yang masuk kategori opportunity based entrepreneur.
Dalam hal ini adalah wirausaha yang memilih untuk berwirausaha karena melihat peluang lalu mengembangkan ide-ide kreatif, menciptakan nilai tambah dan inovasi menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Azizah mengatakan bahwa ada hal yang menarik dalam Entrepreneur Hub kali ini, yaitu dari seluruh sasaran peserta program, ada beberapa yang akan diarahkan menjadi digital preneur, mereka yang memiliki minat dan keterampilan dasar di bidang ekonomi digital.
Ia menegaskan bahwa dukungan tidak boleh berhenti hanya pada mewisuda digipreneur baru ini, tetapi harus terus difasilitasi supaya UMKM dapat mengakses jasa dan tentunya eksistensi digipreneur pun dapat tumbuh dan berkembang seiring banyaknya minat pengguna jasa mereka.
Ia juga juga berpesan agar program Entrepreneur Hub dapat pemacu terbangunnya kolaborasi multipihak dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan melalui berbagai program inovatif lainnya di tahun-tahun mendatang.
"Program Entrepreneur Hub ini bukanlah kegiatan hit and run, yang sekali dilaksanakan kemudian ditinggalkan, program ini terdiri dari rangkaian beberapa kegiatan, yang tentu saja keberhasilannya akan sangat tergantung pada komitmen para kolaborator,” katanya.
No comments:
Post a Comment