Tantangan utama pemimpin baru Indonesia 2024 mendatang adalah kemampuan dalam menghadapi ketidakpastian global. Untuk itu, dibutuhkan calon presiden yang memiliki kompetensi dalam mengelola negeri.
Begitu kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) Heru Suyatno saat memaparkan hasil surveinya, hari Kamis, 06/07/2023.
“Tantangan kita lima tahun ke depan itu sangat berat,” katanya.
Atas alasan itu, pihaknya melakukan survei mengenai sosok potensial calon presiden (capres) yang menguasai persoalan ekonomi.
Hasilnya, sebanyak 61,9 persen responden memilih Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai tokoh yang paling mengerti mengenai pengelolaan ekonomi nasional. Sementara Prabowo Subianto berada di posisi kedua dengan 12,8 persen.
Selanjutnya ada Ganjar Pranowo dengan 6,4 persen, Anies Baswedan dengan 4,7 persen, dan 14,2 persen tidak memberikan penilaian.
Survei ini dilakukan pada tanggal 10 hingga 24 Juni 2023 di 34 provinsi dengan menggunakan metode multistage random.
Responden berjumlah 2.088 orang yang memiliki hak pilih pada Pemilu 2024. Hasil penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebanyak kurang lebih 2,1 persen.
Survei dimulai pada tanggal 10-24 Juni 2023 di 34 Provinsi di Indonesia dengan penarikan sample atau responden menggunakan metode multistage random sampling sebanyak 2.088 warga negara Indonesia (WNI) yang sudah dan akan berusia 17 tahun pada saat pemilu digelar pada 2024 mendatang. Hasil penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan 95% dan Margin Of Error kurang lebih 2,1%.
Hasil survei LKPI menunjukan bahwa sebanyak 87,9% responden menyatakan puas dengan kinerja bidang perekonomian nasional, sebanyak 60,8% puas dengan kinerja bidang kesejahteraan sosial, sebanyak 70,9% puas pada kinerja bidang penegakan hukum dan sebanyak 72,9% puas pada bidang keamanan nasional dan sebanyak 67,2% puas dengan bidang pendidikan, dan sebanyak 68,2% puas dengan bidang kesehatan.
Hasil survei juga menunjukan bahwa kampanye para relawan bakal calon presiden oleh relawan dan tokoh bakal capres, ternyata hanya 5,7% responden yang terpengaruh akan memilih tokoh yang dikampanyekan oleh relawan dan tokohnya sendiri, sementara sebanyak 80,9% sangat tidak mempengaruhi pilihan responden saat hari pencoblosan nanti dengan alasan kampanye yang dilakukan relawan dan tokohnya tidak punya kualitas dan provokatif menuju pada polarisasi di masyarakat. dan 13,4% tidak memberikan pendapatnya.
Direktur Eksekutif LKPI Heru Suyatno mengungkapkan 89,7% respoden berharap presiden yang terpilih dari Pemilu 2024 merupakan orang yang paham ekonomi dan peningkatan pembukaan lapangan kerja.
Menurut Heru, jika pemilu digelar hari maka Golkar menjadi partai politik yang paling tinggi tingkat keterpilihan dimana sebanyak 20,8% responden memilih Golkar dan sebanyak 16,2% memilih Gerindra dan sebanyak 15,7% memilih PDI Perjuangan, sebanyak 9,8% memilih Demokrat , sebanyak 6,4% memilih PKB, sebanyak 5,3% memilih PKS , sebanyak 4,6% memilih Perindo, sebanyak 3,3% memilih Nasdem, sebanyak 2,8% memilih PPP dan sebanyak 2,1% memilih PAN dan gabungan parpol lainnya dipilih sebanyak 6,2% dan tidak memilih sebanyak 6,8%.
“Bahwa ekonomi masih jadi tantangan di masa depan dimana menurut penilaian mayoritas responden hal tersebut bukannya tanpa alasan sebab masyarakat meyakini persoalan ekonomi masih menjadi tantangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang akibat belum pulihnya ekonomi nasional dan dunia akibat pandemi covid-19 dan perang Rusia Vs Ukraina,” tutur Heru.
Untuk itu menurut mayoritas masyarakat, Indonesia perlu pemimpin yang punya pengetahuan yang baik soal ekonomi agar mampu menghadapi tantangan tersebut dengan baik.
"Karena tantangan kita lima tahun ke depan itu sangat berat dan melihat adalah ekonomi, melihat apa yang terjadi di global, melihat apa yang terjadi di dalam negeri dan dalam pemilu," kata Heru.
Hal ini senada dengan keinginan para pelaku usaha dimana Pengusaha Besar Indonesia Bakal Pilih Capres yang Memiliki Kriteria paham tentang ekonomi dan Prabowo Subianto,Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dinilai kurang menguasai banyak masalah ekonomi. Padahal salah satu syarat dari capres yang akan mereka pilih pada Pilpres 2024 adalah merupakan orang yang paham ekonomi.
Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang juga seorang pengusaha senior Sofjan Wanandi yang menilai Prabowo Subianto,Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tidak mengerti banyak tentang pengelolaan ekonomi.
“Mereka bertiga tidak mengerti banyak mengenai pengelolaan ekonomi,” ujarnya
No comments:
Post a Comment