Monday, 13 May 2024

Unand terapkan kuliah daring selama darurat bencana di Sumbar

Unand terapkan kuliah daring selama darurat bencana di Sumbar

Unand terapkan kuliah daring selama darurat bencana di Sumbar





Warga di Nagari (desa) Bukik Batabuah melihat sisa-sisa bangunan yang rata dengan tanah akibat diterjang banjir lahar dingin di Kabupaten Agam. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).






Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring) untuk mengantisipasi sekaligus memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa selama masa darurat bencana alam di Ranah Minang.







"Penyelenggaraan pembelajaran di Universitas Andalas terhitung 13 sampai dengan 17 Mei 2024 dilaksanakan secara daring atau asynchronous," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Senin.


Eks konsultan Bank Dunia tersebut mengatakan kebijakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi darurat bencana yang terjadi di beberapa Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang pada Sabtu (11/5) malam.


Kemudian dalam surat edaran bernomor 7/UN16.R/SE/2024 yang ditandatangani Rektor Unand tersebut, pimpinan fakultas dan Sekolah Pascasarjana diminta memfasilitasi dan memantau proses pembelajaran secara daring kepada mahasiswa.


Rektor menyampaikan kebijakan tersebut untuk memberikan perlindungan dan keselamatan kepada mahasiswa dari risiko bencana, sekaligus pemenuhan hak mahasiswa dalam mendapatkan jaminan keberlangsungan layanan pendidikan selama darurat bencana.


Kebijakan tersebut merujuk kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336).


Berikutnya Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana.


Terakhir, kata Rektor, penerapan belajar daring selama masa tanggap darurat mengacu pada Peraturan Rektor Universitas Andalas Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.


Berdasarkan data Basarnas Kota Padang hingga Minggu (12/5) malam pukul 20.20 WIB tercatat 37 orang meninggal dunia yang tersebar di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang Panjang.



Sebanyak 29 korban banjir di Tanah Datar belum ditemukan



Sebanyak 29 orang korban banjir bandang di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat masih belum ditemukan hingga Senin pukul 11.20 WIB.


Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Tanah Datar, Yusrizal di Batusangkar, Senin, mengatakan pemerintah daerah terus mengintensifkan proses pencarian korban hilang tersebut.


"Pencarian korban dilakukan di titik korban hilang dan menyusuri aliran sungai," katanya.





Ia menyebut data sementara di posko utama tanggap darurat BPBD Tanah Datar hingga pagi ini jumlah korban meninggal dunia sebanyak 19 orang dan 29 orang masih dinyatakan hilang.


Yusrizal merinci data yang dihimpun dari BPBD dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, banjir bandang mengakibatkan 48 unit rumah rusak berat, 125 rumah rusak sedang, 16 rumah hanyut, 17 rumah rusak ringan, dan 19 jembatan rusak.


Selain itu, banjir bandang juga mengakibatkan korban luka-luka 20 orang, lahan pertanian terdampak 150 hektare, 39 ekor hewan ternak kambing dan sapi hanyut, 17 irigasi rusak, dan kerugian kendaraan roda dua 17 unit, roda empat 17 unit.


Dia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya, dan tidak menyebarkan hoaks dan tetap waspada saat berada dekat lokasi banjir bandang.


"Kami mengimbau kepada masyarakat bijak menerima informasi terkait korban. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati lokasi banjir bandang, karena bisa mengganggu petugas di lapangan," kata dia.


Sementara itu, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan bencana banjir bandang menerjang beberapa nagari di daerah itu sekitar pukul 22.00 WIB. Banjir bandang dipicu intensitas hujan yang tinggi di hulu sungai.


Menyikapi hal itu, Pemkab Tanah Datar menetapkan tanggap darurat bencana selama 14 hari terhitung sejak Minggu, (12/5).


Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga mendirikan tenda posko bantuan di sekitar titik banjir.


"Kami tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan bijak menyaring informasi yang beredar di media sosial," katanya.





















No comments: