Setelah 15 tahun absen, sirkuit termas Rio Hondo Argentina kembali arena kejuaraan motoGP, setelah sirkuit ini melakukan perombakan yang disyaratkan Dorna. Sudah 4 kali digelar, Honda dan Yamaha berbagi gelar yang sama, masing - masing 2 gelar. Di buka oleh Marc Marquest 2014, kemudian Rossi 2015, kembali Marc Marquest 2016 dan terakhir Vinales 2017. Dan melihat performa Ducati di setahun terakhir ini, bukan sesuatu yang tidak mungkin tahun ini menjadi milik Ducati.
Sirkuit dengan panjang 4.8 km memiliki 14 tikungan, 5 kiri dan 9 kanan dengan memiliki trek lurus yang panjang, sepanjang 1076 m. arena ini membuat persaingan menjadi berimbang. Honda yang memiliki kekuatan super di trek lurus dan Yamaha memiliki akselerasi yang bagus di tikungan. Satu lagi Ducati adalah mesin turbo untuk ditrek lurus yang belum bisa diimbangi pabrikan lainnya.
Tahun 2016, hampir saja dua riders Ducati mampu masuk podium jika tidak terjatuh keduanya, Dovizioso dan Ianone. Ini membuktikan Ducati pun patut dijagokan untuk merebut gelar juara di sirkuit ini. Dovizioso yang mengalami tahun - tahun sulitnya di tahun 2016, dimana ia sering terjatuh karena tersenggol riders lainnya, tahun 2017 sudah mulai menemui iramanya.
Kejadian sial yang menimpa Dovizioso selama tahun 2016, ini seperti ritual, hal yang sama sering terjadi pada Jorge Lorenzo, ia pun sering terjatuh, di tahun berikutnya ia kemudian tampil sebagai juara dunia. Akankah hal serupa juga akan menggelayuti Dovi?
Melihat hasil di Qatar, bukan tidak mungkin buat Dovizioso untuk bisa menaklukan sirkuit Rio Hondo. Ini adalah saatnya, membawa gelar juar keduanya di tahun ini. Meskipun harus melewati sang fighter sejati Marc Marquest dan sang flamboyan Valentino Rossi. Ini bukan berarti mau mengecilkan peluang riders lain di sirkuit Rio Hondo, termasuk juga dengan Maverick Vinales dan Dani Pedrosa. Vinales masih terlihat labil sedangkan Dani Pedrosan pun sama jika melihat hasil di Losail Qatar.
Namun bukan tidak mungkin akan muncul kejutan baru, Djarko, Carl Cutchlow, Petrucci bisa memberikan tekanan riders di barisan depan. Ianone dan Alex Rins dengan Suzukinya juga dapat meramaikan persaingan di barisan depan di lap pertengahan. Lorenzo yang kurang bersinar di Qatar, di Rio Hondo akan lain ceritanya.
Sirkuit 16 m, ini memberi peluang akan terjadinya battle seru, terutama di dua tikungan pendek. Di sirkuit ini baru satu kali terjadi seru antara Marc Marquest dengan Valentino Rossi. Tahun ini diharapkan terjadi duel seru antara Dovizioso dengan Marc Marquest dan Valentino Rossi. Duel yang saling mengejar salip di tiap tikungan, duel yang membuat motoGP menarik untuk disaksikan, bukan duel sekali di tikungan.
Sekalipun tahun ini Michelin tidak mengakomodir keluhan para riders, dengan tidak melakukan perubahan ban. Namun Michelin berjanji dengan telah melakukan evolusi pada ban akan membuat ban ini sesuai dengan yang diharapkan para riders. Melihat di qatar, memang sedikit berdampak pada evolusi ban yang dilakukan Michelin, jarak antara baris pertama dengan baris kedua tidak begitu jauh. Djarko pun tidak terlalu keteteran di laga Losail Qatar.
Tanggal 8 April tinggal sepekan lagi, sirkuit Ternas Rio Hondo akan kembali menderu oleh aksi - aksi mengkilap para riders. Siapakah yang bakal menjadi penakluk sirkuit ini?
Sampai bertemu kembali di Rio Hondo
No comments:
Post a Comment