Thursday, 28 May 2020

Berbagai Pose Gambar : Aksi Ratusan Demonstran di AS Menuntut Keadilan bagi George Floyd

Berbagai Pose Gambar : Aksi Ratusan Demonstran di AS Menuntut Keadilan bagi George Floyd
1 / 10
Para pengunjuk rasa berkumpul di tempat di mana George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, ditembaki oleh seorang polisi yang berlutut di lehernya sebelum kemudian meninggal di rumah sakit di Minneapolis, Minnesota. MILLER/REUTER ERIC
2 / 10
Shawanda Hill (kanan), pacar George Floyd, bereaksi di dekat tempat ia meninggal saat berada dalam tahanan Kepolisian Minneapolis. KEREM YUCEL / AFP
3 / 10
Empat petugas kepolisian Minneapolis telah dipecat setelah sebuah video yang diambil oleh pengamat diposting di media sosial yang memperlihatkan leher Floyd dijepit ke tanah oleh seorang petugas ketika dia berulang kali berkata, "Saya tidak bisa bernapas". MILLER/REUTER ERIC
4 / 10
Protesters march on in Minneapolis while decrying the killing of George Floyd. STEPHEN MATUREN/GETTY IMAGES
5 / 10
Polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang berdemonstrasi menentang kematian George Floyd di luar kantor polisi Precinct ke-3 di Minneapolis, Minnesota. STEPHEN MATUREN/GETTY IMAGES/AFP
6 / 10
Walikota Minneapolis Jacob Frey menyebut kematian George Floyd "salah di setiap tingkat". KEREM YUCEL/AFP
7 / 10
Kematian George Floyd memicu kehebohan baru di AS atas perlakuan polisi terhadap orang Afrika-Amerika. KEREM YUCEL/AFP
8 / 10
Pengacara Benjamin Crump, yang ditahan oleh keluarga Floyd, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penggunaan kekerasan oleh petugas, berlebihan, dan tidak manusiawi menyebabkan nyawa seorang pria yang ditahan oleh polisi karena ditanyai tentang tuduhan tanpa kekerasan." MILLER/REUTER ERIC
9 / 10
Orang-orang berkumpul selama rapat umum setelah seorang perwira Departemen Kepolisian Minneapolis diduga membunuh George Floyd. KEREM YUCEL/AFP
10 / 10
Kasus itu mengingatkan kita pada pembunuhan Eric Garner 2014, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di New York City, yang meninggal setelah dimasukkan ke dalam chokehold polisi dan setelah memberi tahu para petugas, "Saya tidak bisa bernapas." MILLER/REUTER ERIC



Para pengunjuk rasa di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat, Selasa, memenuhi persimpangan Minneapolis di mana George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, ditembaki oleh seorang perwira kulit putih sebelum meninggal di rumah sakit pada hari Senin.




Kemudian para pengunjuk rasa akhirnya berbaris ke kantor polisi kota, di mana polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Polisi mengatakan beberapa pengunjuk rasa merusak jendela dan mobil patroli dan menyemprotkan grafiti ke gedung.


Kematian Floyd telah menyebabkan kemarahan nasional.


Video pengamat kejadian Senin memperlihatkan seorang perwira berlutut di leher Floyd selama beberapa menit, bahkan setelah Floyd memohon agar dia tidak bisa bernapas. Floyd akhirnya tampak tidak bergerak, dengan lutut petugas masih di lehernya.


Empat perwira Minneapolis yang terlibat dalam penangkapan itu dipecat pada hari Selasa, tetapi para pemimpin masyarakat dan anggota telah menyerukan agar para petugas dituntut.


FBI dan Biro Penahanan Pidana Minnesota sedang menyelidiki insiden itu.























⚠ Peringatan Covid-19























Update kasus virus corona di tiap negara




No comments: