Monday, 7 March 2022

Ogah Jadi Langganan Banjir, Warga Cirebon Desak Pemerintah Normalisasi Sungai

Ogah Jadi Langganan Banjir, Warga Cirebon Desak Pemerintah Normalisasi Sungai

Ogah Jadi Langganan Banjir, Warga Cirebon Desak Pemerintah Normalisasi Sungai


Petugas BPBD Kabupaten Cirebon saat melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir di Cirebon, Jawa Barat, hari Minggu, 06/3/2022. (ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Cirebon)






Warga Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon meminta pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai agar mereka tak lagi kebanjiran jika hujan turun.







Selama periode Januari hingga awal maret, diketahui di wilayah tersebut telah mengalami banjir hingga enam belas kali.


Warga yang rumahnya terendam air, merasa bosan dan lelah menghadapi banjir kiriman akibat hujan deras dan meluap nya air sungai.


“Warga sebenarnya sudah lelah menghadapi banjir, pihak Desa juga telah berulang kali meminta Normalisasi sungai. Dan berharap adanya realisasi agar banjir tidak lagi terjadi," kata Sekretaris Desa Gunungsari, Aris Suherman, pada hari Minggu, 06/03/2022.


Hingga minggu sore ini, lanjut Aris, ketinggian air di Desa Gunungsari, masih sekitar 64 hingga 80 cm lebih dari 750 rumah di Desa ini yang terendam banjir.


Cirebon banjir lagi




“Air masih merendam pemukiman rumah, ini membuat masyarakat merasa lelah, jika banjir tiba," katanya.


Sementara itu, lanjut Suherman, terdapat 5 Desa di Kecamatan Waled yang terendam banjir. Yalni, Desa Gunungsari, Mekarsari, Karangsari, Ciuyah dan Desa Cibogo. Lebih dari dua ribu rumah yang terendam banjir akibat hujan deras dan meluapnya sungai Ciberes.


“Banjir ini, akibat dari hujan deras dan meluapnya sungai. Karena adanya pendangkalan sungai dan derasnya kiriman air dari kuningan," katanya.


Selain merendam pemukiman, banjir juga merendam sejumlah fasilitas pendidikan, ibadah jalur ekonomi warga. Ia berharap pemerintah hadir memberikan solusi terkait banjir langganan ini.


“Kami harap, pemerintah bisa memberikan solusi dengan melakukan normalisasi sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan," katanya.


No comments: