Friday, 11 March 2022

Wartawan India Mengungkap Laporan Hoax Barat tentang Kerusakan yang Ditimbulkan Rusia pada Infra Sipil di Kiev

Wartawan India Mengungkap Laporan Hoax Barat tentang Kerusakan yang Ditimbulkan Rusia pada Infra Sipil di Kiev

Wartawan India Mengungkap Laporan Hoax Barat tentang Kerusakan yang Ditimbulkan Rusia pada Infra Sipil di Kiev


©AP Photo/Efrem Lukatsky






Ukraina mengatakan ratusan warga sipil telah tewas akibat penembakan di daerah non-militer oleh militer Rusia, klaim yang dimentahkan oleh Moskow. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina atas permintaan rakyat wilayah Donbass.







Wartawan India Rajesh Pawar, bagian dari tim yang terdiri dari 100 wartawan dari 70 negara yang mengunjungi Kiev, dengan tegas membantah klaim yang dibuat oleh pihak berwenang Ukraina tentang kehancuran akibat penembakan oleh Angkatan Bersenjata Rusia.


“Jumlah propaganda yang digunakan dalam konflik ini tidak pernah terjadi setelah Perang Dunia Kedua. Beberapa hari yang lalu, laporan mengklaim Rusia telah menggunakan bom vakum di Ukraina, yang terbukti salah”, kata Pawar, sambil melaporkan langsung untuk saluran berita India Today.


Pawar lebih lanjut menjelaskan bahwa pihak berwenang Ukraina telah mengorganisir tur ke Kiev di mana 100 wartawan asing diikutsertakan.


“Selain kerusakan pada dua bangunan, mereka (tidak) dapat menunjukkan kepada kami kerusakan tambahan di properti sipil di Kiev. Itu adalah perjalanan propaganda murni untuk menunjukkan Rusia dalam cahaya yang buruk”, kata Pawar, melaporkan dari ibukota Ukraina.


Dia juga tidak menemukan bukti kerusakan properti sipil selama kunjungannya ke Mariupol, bertentangan dengan laporan media Barat tentang penembakan di wilayah sipil.


Selama berhari-hari, pihak berwenang Ukraina telah mengklaim bahwa pasukan Rusia tidak mengizinkan warga sipil melarikan diri ke tempat yang lebih aman.


Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak menargetkan warga sipil dalam operasi militer yang dimulai atas permintaan rakyat Donbass.

No comments: