©Vitaly Nevar/TASS
Dmitry Peskov percaya bahwa jika Inggris memutuskan untuk mengajukan banding atas hukuman di masa depan yang akan diberikan kepada tentara bayaran, dengan cara ini Inggris akan mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan legitimasi otoritas investigasi dan peradilannya.
Pihak berwenang Inggris belum mencoba untuk menghubungi Rusia mengenai masa depan tentara bayaran Inggris yang telah berpartisipasi dalam permusuhan di Donbass di pihak Kiev dan saat ini diadili di Republik Rakyat Donetsk, Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov mengatakan kepada media pada hari Rabu.
"Tidak, tidak ada upaya," kata Peskov, ketika ditanya apakah pihak Inggris telah mencoba untuk membahas dengan Rusia kemungkinan mengajukan banding atas hukuman yang belum dijatuhkan atau mengatur pertukaran tentara bayaran.
Peskov percaya bahwa jika Inggris memutuskan untuk mengajukan banding atas hukuman di masa depan yang akan diberikan kepada tentara bayaran, dengan cara ini Inggris sebenarnya akan mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan legitimasi otoritas investigasi dan peradilannya.
"Seperti itulah masalahnya," katanya.
Pada tanggal 4 Juni, Kantor Kejaksaan Agung Republik Rakyat Donetsk menyatakan bahwa penyelidikan kasus kriminal terhadap Shaun Pinner dan Aiden Aslin, dari Inggris, dan Saadoun Brahim, dari Maroko telah selesai.
Juru bicara PGO mengatakan para terdakwa mungkin menghadapi hukuman mati. Investigasi mengungkap keterlibatan orang asing ini dalam kejahatan sebagaimana didefinisikan dalam bagian 2 pasal 34 (kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok orang), pasal 323 (perampasan kekuasaan secara paksa atau retensi kekuasaan secara paksa) dan pasal 430 (tentaraan bayaran) KUHP DPR .
Pada hari Selasa, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman Inggris Dominic Raab mengatakan bahwa Inggris akan mengajukan banding atas kemungkinan hukuman mati yang dihadapi tentara bayaran Inggris di DPR.
No comments:
Post a Comment