Friday, 29 July 2022

AS dan Taliban Membicaraan Pencairan Dana Afghanistan Yang Masih Merugikan Pihak Taliban

AS dan Taliban Membicaraan Pencairan Dana Afghanistan Yang Masih Merugikan Pihak Taliban

AS dan Taliban Membicaraan Pencairan Dana Afghanistan Yang Masih Merugikan Pihak Taliban


©AP Foto/Zabi Karimi






Setelah muncul tekanan dari Rusia, bahwa pembekuan uang Afghanistan yang tersimpan di AS sebagai 'Pencurian'. Akhirnya AS melakukan pertemuan dengan Taliban pembicaraan pencairan uang. Namun kesepakatan yang dibuat oleh AS merugikan Afghanistan.







Delegasi AS dan Taliban selama pembicaraan di Uzbekistan membahas percepatan upaya berkelanjutan untuk memanfaatkan $3,5 miliar cadangan bank sentral Afghanistan untuk membantu rakyat Afghanistan di tengah krisis kemanusiaan yang mendesak, Departemen Luar Negeri mengatakan dalam siaran pers.


"Kedua belah pihak membahas upaya berkelanjutan untuk memungkinkan cadangan bank sentral Afghanistan berlisensi senilai $3,5 miliar digunakan untuk kepentingan rakyat Afghanistan," kata rilis tersebut pada hari Kamis. "Amerika Serikat menggarisbawahi perlunya mempercepat pekerjaan dalam upaya ini."


Pembicaraan antara delegasi yang dipimpin oleh Perwakilan Khusus AS Thomas West dan perwakilan senior Taliban berlangsung di Tashkent, Uzbekistan pada 27 Januari, tambah rilis tersebut.


Pada bulan Februari, Presiden AS Joe Biden membekukan $7 miliar aset kedaulatan Afghanistan yang disimpan di lembaga-lembaga AS. Rencananya adalah menggunakan setengah dari dana untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Afghanistan, sementara setengah lainnya akan disimpan di AS untuk mengkompensasi keluarga korban 9/11.


Pengacara kejahatan perang Francis Boyle mengatakan kepada Sputnik bahwa keputusan itu melanggar hukum internasional sementara hampir 50 anggota parlemen dari partai Biden sendiri dalam sebuah surat mengatakan "kebijakan ekonomi hukuman" AS akan melukai warga Afghanistan yang tidak bersalah yang telah menderita puluhan tahun perang dan kemiskinan.



Rusia menekankan perlunya membuka aset beku Afghanistan



Pihak Rusia menekankan perlunya membuka aset nasional Afghanistan yang dipegang secara ilegal oleh Washington, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ivan Nechaev mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu.


©EPA-EFE/STRINGER


"Di pihak kami, kami kembali menarik perhatian pada kebutuhan untuk membuka aset nasional [Afghanistan]," kata diplomat Rusia itu, mengomentari hasil konferensi internasional tentang Afghanistan yang diadakan di Tashkent pada 26 Juli.


Penyitaan ilegal dana Afghanistan oleh Washington dan "antek-antek Eropa" menghalangi upaya masyarakat internasional untuk menstabilkan situasi di Afghanistan setelah pendudukan Amerika selama 20 tahun, diplomat Rusia itu menunjukkan.

No comments: