Hari ini Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Suharyanto mengumumkan adanya kenaikan jumlah korban yang ditemukan tewas akibat gempa Cianjur, Jawa Barat. Berdasar data temuan BNPB pada hari Rabu 23 November 2022, total jumlah korban meninggal dunia yang telah ditemukan adalah 271 orang.
"Ini kami sudah mengidentifikasi mencocokkan data dengan Kemenkes, khususnya Pusat Krisis Kesehatan di semua rumah sakit dan puskesmas yang sudah betul-betul ada jenazahnya," kata Suharyanto di Pendopo Cianjur,hari Rabu, 23/11/2022.
Selain itu, menurut dia masih ada 40 orang yang berstatus dalam pencarian. Dia mengatakan 39 orang di antaranya merupakan warga Kecamatan Cugenang dan satu orang warga Kecamatan Warungkondang.
"Jadi 271 ini yg sudah terkonfirmasi, kami mohon waktu besok pagi kami kumpulkan kepala desa mendata kembali, yang sudah dimakamkan ini apakah sudah dilaporkan," kata dia.
Dari kegiatan pencarian hari ini, menurutnya ada empat orang hilang yang ditemukan. Menurut dia tiga orang meninggal dunia dan satu orang selamat yakni bocah laki-laki bernama Azka berusia 6 tahun.
"Kegiatan hari ini, tadi pencarian dan evakuasi, sudah ada hasil, ini dilakukan terus-menerus meski hujan, tim tetap melakukan pencarian," kata dia.
Namun Suharyanto juga meminta agar masyarakat dari daerah lain untuk menghormati korban bencana alam yang kini tengah berada di pengungsian.
“Banyak juga masyarakat di luar masyarakat terdampak yang datang dari luar kota, masuk seolah-seolah bencana ini jadi tontonan,” ujar kepada wartawan di kantor Bupati Cianjur pada hariSelain hal tersebut bertentangan dengan rasa empati, kedatangan warga dari luar daerah untuk melihat kondisi korban juga menjadi salah satu penyebab kemacetan arus jalan. Akibatnya, proses evakuasi serta distribusi bantuan kepada para korban banyak yang mengalami hambatan.
"Jadi ini juga diimbau mohon rekan-rekan media sampaikan, jangan sampai kegiatan-kegiatan itu mengganggu proses penanganan masyarakat terdampak,” ujarnya. Rabu, 23 November 2022.
Selain hal tersebut bertentangan dengan rasa empati, kedatangan warga dari luar daerah untuk melihat kondisi korban juga menjadi salah satu penyebab kemacetan arus jalan. Akibatnya, proses evakuasi serta distribusi bantuan kepada para korban banyak yang mengalami hambatan.
"Jadi ini juga diimbau mohon rekan-rekan media sampaikan, jangan sampai kegiatan-kegiatan itu mengganggu proses penanganan masyarakat terdampak,” ujarnya. Suharyanto juga menyebut data yang masuk kepada BNPB pada hari ini belum termasuk korban meninggal yang langsung dimakamkan oleh pihak keluarga. Oleh karena itu, ia berkata BNPB akan melakukan pendataan kepada para jenazah yang langsung dimakamkan oleh pihak keluarga. "Oleh karena itu besok pagi kita akan telusuri terkait pendataan warga yang meninggal yang langsung dimakamkan," kata Suharyanto.
"Jadi ini juga diimbau mohon rekan-rekan media sampaikan, jangan sampai kegiatan-kegiatan itu mengganggu proses penanganan masyarakat terdampak,” ujarnya.
Suharyanto juga menyebut data yang masuk kepada BNPB pada hari ini belum termasuk korban meninggal yang langsung dimakamkan oleh pihak keluarga. Oleh karena itu, ia berkata BNPB akan melakukan pendataan kepada para jenazah yang langsung dimakamkan oleh pihak keluarga. "Oleh karena itu besok pagi kita akan telusuri terkait pendataan warga yang meninggal yang langsung dimakamkan," kata Suharyanto.
Selain data korban meninggal, BNPB juga mendapati laporan warga yang dilaporkan hilang. Suharyanto menyebut data warga yang masih belum ditemukan sudah mencapai 40 orang dengan sebagian besar korban hilang berasal dari wilayah Cugenang. "Tadi kami sudah berkoordinasi dengan kepada para camat terkait laporan warga yang hilang," kata dia kepada para wartawan.
No comments:
Post a Comment