Friday, 11 November 2022

Pendistribusian STB di Bogor Gagal! Dinas Tidak Tahu Jumlah Warga Miskin di Wilayahnya Sendiri

Pendistribusian STB di Bogor Gagal! Dinas Tidak Tahu Jumlah Warga Miskin di Wilayahnya Sendiri

Pendistribusian STB di Bogor Gagal! Dinas Tidak Tahu Jumlah Warga Miskin di Wilayahnya Sendiri


Pendistribusian STB di Bogor. Ilustrasi/IST






Pendistribusian Set Top Box atau STB di Bogor dinilai gagal, lantaran data di lapangan tidak valid. Alhasil banyak warga yang tidak terdistribusi.







Di Kabupaten sendiri, pendistribusian STB di Bogor sebanyak 144.232 bantuan dari kementerian untuk warga yang tidak mampu di wilayah Kabupaten Bogor.


Namun pemberian STB di Bogor tersebut gagal distribusikan yang disebabkan oleh data dilapangan yang tidak valid, seperti sudah meninggal dan berpindah rumah.


Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor mencatat ,pada tahun 2021 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor mengalami kenaikan dari 465,67 pada tahun 2020 naik menjadi 491,24 ribu jiwa pada tahun 2021.


Jika dilihat dari data warga miskin yang dikeluarkan oleh BPS kabupaten Bogor, tentunya pendistribusian alat untuk menonton TV digital tersebut tidaklah, memadai atau bisa dikatakan kurang dari data yang dikeluarkan oleh Kemenkominfo sebanyak 144.232


Kepala Dinas Diskominfo Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto sendiri mengaku tidak mengetahui secara detail berapa banyak data warga yang menerima STB di Bogor tersebut.







Pihaknya hanya sebatas menyosialisasikan dan mengarahkan pihak ketiga yang ditunjuk pemerintah pusat.


“Kalo data detail saya kurang tahu berapa nya yah, yang pasti kami hanya mensosialisasikan dan mengarahkan saja agar sesuai target, kan hanya kategori masyarakat yang tidak mampu saja yang dikasih,” kata Bayu dilansir dari JabarEkspres.com.


Terkait STB di Bogor yang gagal tersalurkan, Diskominfo Kabupaten Bogor akan melakukan evaluasi bersama pihak ketiga yang ditunjuk oleh pemerintah pusat agar STB tersebut dapat kembali tersalurkan.


“Tentu kami akan evaluasi, terkait dengan data yang sudah meninggal atau pindah rumah, nantinya akan dicarikan solusi, apakah akan diberikan kepada yang lain atau bagaimana,” lanjutnya.







Sebelumnya, pemerintah telah memberhentikan siaran TV analog dan beralih ke TV digital pada Rabu 2 November 2022 lalu.


Hal ini juga banyak dikeluhkan oleh masyarakat soal harga STB di Bogor yang makin meroket.


“Banyak yang ngeluh harga STB di Bogor mahal, padahal kami sudah melakukan sosialisasi, kan harga mahal itu tergantung dari kualitas STB itu sendiri,” tambahnya.


Dia, berharap program bantuan STB dari pemerintah pusat dapat terus berlanjut diberikan kepada masyarakat kategori miskin.


“Saya berharap ini dapat dilanjutkan dengan data yang akurat, sehinga penyaluran dapat benar-benar diterima oleh masyarakat yang kurang mampu,” tungkasnya.


Sementara itu, Sahrudin (47) seorang warga Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor mengeluhkan saluran TV analognya tiba-tiba mati, sehingga dirinya tidak bisa menonton.







Dia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini bantuan STB di Bogor yang disalurkan kan oleh pemerintah pusat belum dirasakan.


“Belum ada saya belum nerima bantuan STB, jadinya dari Rabu TV mati sampai sekarang, saya sudah ajukan juga surat keterangan miskin kepada pemerintah desa untuk dapat STB,” ucapnya.


Ia berharap dapat segera mendapatkan bantuan tersebut, pasalnya jika membeli STB di Bogor secara pribadi harganya tidak terjangkau. “Kalau beli kan mahal, kemarin tetangga beli harganya Rp 218 ribu, kan mahal mending buat makan,” pungkasnya.

No comments: