Friday 7 May 2021

Mentan dan Menko Perekonomian Lepas Ekspor Tanaman Hias dan Benih Sayur

Mentan dan Menko Perekonomian Lepas Ekspor Tanaman Hias dan Benih Sayur

Mentan dan Menko Perekonomian Lepas Ekspor Tanaman Hias dan Benih Sayur



























Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mendampingi Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto saat melepas ekspor florikultura (tanaman hias) dan benih sayuran di Pasar Tanaman Hias Minaqu BNR, pada Kamis, 06/05/2021. Ekspor tersebut dilakukan dengan tujuan ke beberapa negara. Sebut saja Kanada, Inggris, Norwegia, Polandia, Jerman, Perancis, Rusia, Belanda, Amerika Serikat, Mesir, Nigeria, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, India, Hong Kong dan Selandia Baru.




“Saya bahagia, di tengah hujan ini kita bisa ekspor. Ini berkah, kita bisa ekspor besar-besaran florikultura dan benih sayuran pada Bulan Suci Ramadan. Angkanya fantastis, Rp 70 Miliar untuk hari ini saja dan ini tidak main-main. Tidak hanya cukup di hari ini saja, para eksportir ini simultan melakukan ekspornya setiap hari. Totalnya lebih dari Rp 2,3 Triliun. Efeknya luar biasa bagi perekonomian bangsa ini,” ungkap Mentan Syahrul Yasin Limpo usai pelepasan.


Dalam pelepasan ekspor itu, diwakili dua pelaku usaha tanaman hias dengan nilai transaksi bisnis melebihi Rp 70 Miliar dalam satu hari. Disamping itu, ada total 25 eksportir yang terdata secara simultan melakukan pengiriman dalam waktu dekat ini. Syahrul menyebut, dalam kurun waktu 2017-2021, Indonesia telah mengekspor 1.4 juta ton produk hortikultura ke berbagai negara dengan nilai mencapai 1,57 miliar US Dollar.


Volume ekspor rata-rata tiap tahun berkisar 291 ribu ton dan tertinggi terjadi pada 2018 dengan volume sebesar 435 ribu ton atau setara dengan 439 Juta US Dollar. Pada tahun 2020 komoditas buah-buahan memberi nilai ekspor tertinggi sebesar 390 juta US Dollar diikuti oleh sayuran dan tanaman obat dengan nilai 148 juta US Dollar dan 86 juta US Dollar.


Syahrul mengaku, hal ini bentuk nyata komitmen segenap stakeholder hortikultura nasional mewujudkan hortikultura berdaya saing dan memberi nilai strategis terhadap perekonomian bangsa. “Keberhasilan ini membuktikan bahwa kekayaan hortikultura bangsa diakui dunia. Selain itu secara nyata negara lain membutuhkan pangan yang berasal dari Indonesia,” ungkapnya lagi.


Ditempat yang sama, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengapresiasi upaya Mentan, eksportir dan pelaku usaha dalam memulihkan perekonomian bangsa. Airlangga memaparkan, ekspor pertanian tahun ini berkontribusi 2,15 persen dengan catatan naik 14 persen atau senilai Rp 1,45 Miliar. “Bisnis florikultura terbuka luas. Jika Belanda bisa ekspor besar-besaran, maka Indonesia juga bisa. Ini adalah bisnis yang tidak ada batasnya,” papar Airlangga.


Airlangga mengatakan, Presiden mengarahkan agar pertanian dikawal dari hulu ke hilir dan mendorong kemudahan ekspor. Perbankan juga didorong agar perusahaan yang di bawah Rp 30 Miliar diberi bantuan. Menambahkan, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menyatakan ada 100 petani tanaman hias plasma binaan Pemkot Bogor yang berkontribusi dalam komoditi florikultura yang diekspor ke mancanegara saat ini.




“Mudah – mudahan hal ini dapat terus dikembangkan dan diikuti oleh petani lain. Hal ini sangat memungkinkan dilaksanakan di area perkotaan, karena lahan yang dibutuhkan relatif kecil,” kata Dedie. Ke depan pula, kata dia, masalah permodalan pun dapat dibantu melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan seperti BNI yang juga sebagai institusi keuangan yang mendukung ekspor komoditas tanaman hias ini. Dalam pelepasan ekspor juga turut diserahkan sertifikat SPS, penyerahan KUR kepada 100 debitur senilai Rp 5 Miliar oleh BNI serta pemberian santunan kepada anak yatim oleh Mentan yang ikut disaksikan Menko Perekonomian dan Wakil Wali Kota Bogor.













No comments: