Thursday 6 May 2021

Perdana Menteri Ceko mendesak penurunan ketegangan dalam hubungan dengan Rusia

Perdana Menteri Ceko mendesak penurunan ketegangan dalam hubungan dengan Rusia

Perdana Menteri Ceko mendesak penurunan ketegangan dalam hubungan dengan Rusia














Perdana Menteri Ceko Andrej Babis
©EPA-EFE/Szilard Koszticsak













Perdana Menteri Ceko Andrej Babis telah berbicara untuk meredakan ketegangan yang memuncak dalam hubungan antara Moskow dan Praha. Jawabannya atas pertanyaan dari anggota parlemen dari majelis rendah parlemen disiarkan oleh saluran TV Ceko pada hari Kamis.




"Saya pikir kita harus menenangkan suasana tegang yang dipicu oleh emosi ini," kata Babis.


Dia menyebutkan kemungkinan melihat Republik Ceko dalam daftar negara yang tidak bersahabat dengan Rusia, yang sedang disusun, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia. "Saya tidak tahu, mungkin (kemungkinan daftar di antara negara bagian yang tidak ramah) ini tidak cukup bagi Anda?" perdana menteri bertanya kepada para legislator.


Himbauan PM Ceko ini menjadi anti klimak dari keputusan menggebu - gebu Republik Ceko yang sebelumnya, pada pertengahan April 2021, mendesak sekutu Eropa dan NATO untuk mengambil tindakan pembalasan bersama terhadap Rusia menyusul tuduhan bahwa mata-mata Rusia berada di balik ledakan besar di gudang senjata Ceko pada tahun 2014. Mereka mengklaim mata-mata itu juga bagian dari unit khusus yang mencoba membunuh agen ganda di Inggris.


Negara Eropa tengah itu mengusir 18 staf kedutaan Rusia selama akhir pekan, dengan mengatakan mereka diidentifikasi sebagai petugas intelijen. "Kami berhasil membubarkan kedua sel operasi besar (mata-mata) Rusia, dan bagi pihak Rusia, akan sangat rumit untuk menyatukannya kembali," kata Penjabat Menteri Luar Negeri Jan Hamacek, Senin, 19 April 2021.


Hal ini ditanggapi oleh Pemerintah Rusia yang kemudian mengumumkan akan segera menyajikan daftar negara yang tidak bersahabat.


Dimana sebelum pernyataan Lavrov keluar, Rusia telah mengudur 20 diplomat Republik Ceko sebagai aksi balasan atas pengusuran 18 diplomat Rusia dati Praha.

No comments: