Banjir yang melanda Malaysia menyebabkan lebih dari 22.000 orang dievakuasi di seluruh wilayah. Banjir yang terjadi ini merupakan yang terparah baru terjadi setelah 40 tahun.
Banjir itu terjadi di Selangor, Kelantan, Terengganu, Pahang, Negeri Sembilan, dan Melaka, membuat beberapa jalan tidak dapat dilalui. Bahkan dari beberapa laporan ada orang yang terdampar selama di dalam mobil mereka.
Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Malaysia terjadi sejak Jumat, 17/12 lalu. Akibatnya, sungai-sungai meluap hingga menenggelamkan banyak daerah perkotaan dan memutus jalan-jalan utama, membuat ribuan pengendara terlantar.
Dalam situs resmi pemerintah tercatat hampir 22.000 korban dievakuasi dari delapan negara bagian. Sebagian besar di antaranya, lebih dari 10.000, berada di negara bagian Pahang.
Bencana ini juga mengacaukan operasi pelabuhan besar negara itu Port Klang. Kawasan seperti Lembah Klang, termasuk Kuala Lumpur juga diterpa banjir ini.
Departemen Meteorologi Malaysia pada Sabtu pagi kemarin, 18/12/2021, mengeluarkan peringatan untuk hujan lebat yang terus menerus terjadi di Selangor, Kuala Lumpur dan Pahang.
Departemen juga memperingatkan hujan lebat terjadi di Perak, Kelantan, Putrajaya, dan Negeri Sembilan yang akan berlangsung sampai hari ini.
Ada dua puluh pusat bantuan yang telah dibuka di Klang untuk menampung sekitar 2.600 pengungsi menurut Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan negara Bagian Norazam, Khasmis.
Relawan juga telah dikerahkan untuk membantu korban banjir, kata Chief Minister Selangor Amirudin Shari.
Banjir besar ini membuat lusinan masyarakat Petaling dan Klang terjebak dalam mobilnya, saat air menggenangi jalan mereka menuju rumah.
Di Kotapraja Setia Alam di Shah Alam, jalan utama yang menghubungkan Meru ke Bukit Raja telah terendam banjir sedalam 2 - 3 meter sejak Jumat kemarin. Akibatnya warga yang pulang kerja hingga larut malam terdampar dan tidak bisa pulang hingga Sabtu siang.
Pelabuhan Klan Terdampak
Tidak hanya itu bencana banjir juga mengganggu operasi di pelabuhan terbesar di Malaysia. Pihak berwenang menyatakan operasi di gudang dan depot petikemas (kosong) juga terkena dampak banjir, terlebih akses jalan juga menjadi rusak.
"Lebih buruk lagi banyak staf operasi pelabuhan dan logistik tidak dapat melapor untuk bekerja karena kesulitan dalam perjalanan," kata Otoritas Pelabuhan.
"Oleh karena itu pergerakan peti kemas dan kargo dari dan ke pelabuhan diperkirakan akan sangat terpengaruh dan pengiriman akan tertunda selama beberapa hari," jelasnya.
PKA mengatakan kapal akan tertunda karena cuaca buruk. Hal ini menyebabkan penumpukan kapal di pelabuhan luar dengan lebih banyak lagi dalam beberapa hari ke depan.
Namun pihak berwenang mengatakan sedang bekerja sama dengan pelaku industri pelabuhan dan logistik untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Memastikan operasi tetap berjalan.
Prioritas akan diberikan pada pengiriman barang penting, terutama makanan, pasokan medis, dan barang-barang berpendingin.
No comments:
Post a Comment