Friday, 31 December 2021

Video Gempa 7,4 Magnetudo di Laut Banda Terjadi 11 Kali

Video Gempa 7,4 Magnetudo di Laut Banda Terjadi 11 Kali

Video Gempa 7,4 Magnetudo di Laut Banda Terjadi 11 Kali








Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menunggu laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Barat Daya (MBD) terkait dampak gempa magnitudo (M) 7,4 yang terjadi di Laut Banda, Kamis dini hari.







Gempa bumi terjadi di Laut Banda berkekuatan 7,3 Magnitudo dan mengguncang Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, Kamis (30/12) pukul 01.25.53 WIB. Pusat gempa atau episenter terletak pada koordinat 7,68° LS - 127,55° BT tepatnya di laut pada jarak 132 km arah Timur Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku dengan kedalaman hiposenter 183 km.


Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah intermediate depth earthquake) akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng tektonik yang tersubduksi, sehingga gempa ini kita sebut sebagai “intraplate earthquake”. Gempa ini memiliki mekanisme sumber dengan pergerakan naik (thrust fault) akibat adanya tekanan yang kuat dalam lempeng tektonik yang tersubduksi tersebut.


BMKG melaporkan, guncangan dari gempa dirasakan kuat di Tiakur dalam skala intensitas V-VI MMI, Tepa IV-V, Saumlaki IV MM), Tual, Kupang, Alor, Rote, Malaka, Atambua, Sumba III-IV MMI. Guncangan terjauh dari gempa ini dirasakan hingga di Kota Sorong, Papua Barat. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami dan hingga saat ini belum ada laporan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh gempa yang terjadi," kata laporan BMKG.


Hasil monitoring muka laut segera setelah gempa menggunakan peralatan Tide Gauge yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tidak menunjukkan adanya kenaikan muka air laut di sekitar pusat gempa yang berarti tidak terjadi tsunami. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami disebabkan karena hiposenternya yang relatif dalam yaitu berada di kedalaman menengah (183 km), sehingga deformasi batuan yang terjadi tidak sampai menganggu kolom air laut."


"Kami masih menunggu laporan dari BPBD Maluku Barat Daya, akses ke lokasi pakai kapal, dari ibu kota kabupaten sekitar 3-6 jam," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Kamis


Abdul mengatakan BPBD setempat masih melakukan pengecekan di lapangan, baik via komunikasi maupun berupaya datang ke lokasi.






Sebelumnya, gempa di Laut Banda berkekuatan M7,4 terjadi pada Kamis (30/12) sekitar pukul 01.25 WIB atau 03.25 waktu setempat. Pusat gempa berada pada 45 km barat laut Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, dengan kedalaman 210 km.


Gempa tersebut dilaporkan tidak memicu terjadinya tsunami.


Pantuan BMKG mencatat kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan Takur V – VI MMI, Tepa IV-V MMI, Saumlaki IV MMI, Tual dan Rote III MMI serta Sabu, Raja Ampat, Kota Sorong II MMI. Parameter VI MMI mendeskripsikan getaran dirasakan semua penduduk dan kebanyakan semua terkejut serta lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.


Pascagempa M7,4, gempa susulan dengan magnitudo di atas 5,0 terjadi pada 03.32 WIB atau 05.32 waktu setempat. BMKG mencatat gempa M5,1 yang berpusat pada 36 km barat laut Maluku Barat Daya dengan kedalaman 170 km.


Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten MBD merupakan wilayah yang berada pada potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 17 kecamatan yang berada di kawasan kepulauan yang teridentifikasi pada potensi bahaya tersebut. Kabupaten tersebut juga memiliki potensi bahaya tsunami kategori sedang hingga tinggi di sejumlah wilayah kecamatan yang sama.


Hingga kini Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB masih memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa maupun tsunami.

No comments: