Tuesday 28 December 2021

Dirut Pertamina Buka Suara Perihal Penghapusan Pertalite Dan Premium

Dirut Pertamina Buka Suara Perihal Penghapusan Pertalite Dan Premium

Dirut Pertamina Buka Suara Perihal Penghapusan Pertalite Dan Premium








Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka suara mengenai rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Pertalite pada 2022. Ia mengungkapkan rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan sejumlah pertimbangan.







Nicke mengungkapkan rencana itu sesuai dengan ketentuan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P20/Menlhk/Setjen/Kum1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang.


"Ketentuan dari ibu menteri KLHK 2017, ini untuk mengurangi karbon emisi maka direkomendasikan BBM yang dijual minimum RON 91," ujar Nicke di Istana Wakil Presiden, hari Selasa, 28/12/2021.


Sebagai catatan, Premium merupakan produk BBM Pertamina dengan oktan 88 dan Pertalite beroktan 90. Semakin tinggi oktan, semakin rendah emisi gas.


Kendati demikian, perseroan mendapat amanat dari Presiden Joko Widodo untuk menjalankan ketentuan itu dengan mempertimbangkan aspek keterjangkauan untuk masyarakat dan ketersediaan pasokan.


Melihat hal itu, sejak 2020, perseroan melakukan Program Langit Biru yang mendorong masyarakat untuk beralih dari Premium ke Pertalite yang oktannya lebih tinggi. Dalam program ini, Pertamina menjual Pertalite seharga Premium di sejumlah daerah.


"Kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan ini meningkat. Selama Juni 2020 sampai dengan hari ini karbon emisi yang berhasil kita turunkan adalah 12 juta ton CO2 ekuivalen," ujarnya.


Tahapan berikutnya, sambung Nicke, perseroan tidak akan serta merta menghapus Pertalite. Namun, perseroan akan melanjutkan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang ramah lingkungan dan lebih baik untuk mesin.


"Pertalite masih ada di pasar tapi kami mendorong untuk menggunakan yang lebih baik atau Pertamax agar kita bisa berkontribusi terhadap penurunan karbon emisi," ujarnya.


No comments: