Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pemerintah meluncurkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) 2.0 untuk meningkatkan efisiensi sistem logistik guna memperkuat daya saing nasional.
Airlangga Hartarto menilai penguatan INSW tersebut mampu membantu menjaga kinerja perdagangan RI, baik dari segi impor maupun ekspor.
“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran yang telah berperan besar melakukan reformasi dan transformasi layanan publik, khususnya melalui Sistem dan Portal Nasional, yang terintegrasi secara elektronik,” kata Airlangga dalam keterangan diterima di Jakarta, Sabtu.
Penguatan kelembagaan INSW juga telah menunjukkan kinerja yang baik. Hal tersebut di antaranya dapat dilihat dari angka dwelling time di 2017 yang masih berada di 4,06 hari dan terus mengalami perbaikan hingga menjadi 2,84 hari pada 2022.
Lebih lanjut, Airlangga menyebutkan bahwa hal tersebut menunjukkan perbaikan signifikan pada sektor logistik. Sistem INSW diharapkan terus mampu mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi, simplifikasi dan standardisasi.
Adapun INSW merupakan sistem yang berfungsi memfasilitasi penyederhanaan tata niaga ekspor dan impor, integrasi proses bisnis, peningkatan pengawasan PNBP Minerba, hingga penyelenggaraan sistem aplikasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pengembangan INSW bersifat dinamis, dan menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasional, serta perkembangan praktik perdagangan internasional dan logistik.
Simplifikasi proses bisnis dilakukan dengan berbasis pada manajemen risiko melalui otomasi proses bisnis. Sementara itu terkait standardisasi proses bisnis perlu memperhatikan SOP dan prosedur yang diterapkan saat ini supaya sejalan dengan standar internasional yang dipergunakan dalam proses perdagangan internasional.
“Pengembangan sistem INSW tidak hanya semata-mata membangun sistem Single Window, namun juga perlu memperhatikan trajectory yang diamanatkan oleh ASEAN Single Window (ASW) Agreement and Protocol," ujar Airlangga.
Pada proses harmonisasi dan sinkronisasi, INSW perlu fokus pada penyelarasan agar sistem dan prosedur berjalan baik, serta menghindari tumpang tindih dengan kebijakan K/L lainnya.
INSW (Indonesia National Single Window) adalah sistem yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang, yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis.
“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran LNSW yang telah berperan besar melakukan reformasi dan transformasi layanan publik, khususnya melalui Sistem dan Portal Nasional, yang terintegrasi secara elektronik,” kata Menko Airlangga.
Pernyataan tersebut disampaikan Menko Airlangga saat menghadiri acara peringatan Hari Jadi Lembaga National Single Window dengan tema 'Sinergi dalam rangka Transformasi Layanan Publik untuk Indonesia Maju' di Jakarta, hari Jumat, 09/06/2023.
Menko Airlangga menyampaikan ekonomi Indonesia masih terus memperlihatkan ketangguhan dan tetap terjaga di atas 5 persen pada 6 kuartal terakhir berturut-turut.
Airlangga menyebutkan konsumsi domestik, investasi, dan performa ekspor menjadi determinan yang mendorong laju pertumbuhan.
Performa ekspor juga turut berkontribusi penting terhadap mengilapnya kinerja Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang telah mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Pada April 2023, NPI kembali melanjutkan surplus dan tercatat sebesar USD 3,94 miliar.
Dalam menjaga kinerja perdagangan internasional Indonesia dari sisi ekspor dan impor, lanjut Menko Airlangga telah dibentuk Indonesia National Single Window (INSW) sejak 2010 yang dikelola oleh LNSW. Penyederhanaan tata niaga ekspor-impor, integrasi proses bisnis Perizinan Berusaha Ekspor-Impor, peningkatan pengawasan PNBP Minerba, hingga penyelenggaraan sistem aplikasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dilakukan melalui INSW.
Menurut Menko Airlangga, penguatan kelembagaan INSW dari semula yang berbentuk Pengelola Portal INSW dan kemudian menjadi LNSW, juga telah menunjukkan kinerja baik.
Hal tersebut diantaranya dapat dilihat dari angka dwelling time di 2017 yang masih berada di 4,06 hari dan terus mengalami perbaikan hingga menjadi 2,84 hari pada 2022.
“Hal itu menunjukan adanya perbaikan signifikan pada sektor logistik kita," tegas Menko Airlangga.
Karena itu, lanjutnya, pada peringatan hari jadi LNSW kali ini, dia berpesan agar sistem INSW tidak hanya sekedar men-digitalisasi layanan atau proses bisnis yang sudah ada.
"Lebih dari itu Sistem INSW harus terus mampu mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi, simplifikasi, dan standardisasi,” ujar Menko Airlangga.
Pada proses harmonisasi dan sinkronisasi, LNSW perlu fokus pada penyelarasan agar sistem dan prosedur berjalan baik, serta menghindari tumpang tindih dengan kebijakan kementeria atau lembaga lainnya.
Simplifikasi terhadap proses bisnis dilakukan dengan berbasis pada manajemen risiko melalui otomasi proses bisnis.
Sementara terkait standardisasi proses bisnis perlu memperhatikan SOP dan prosedur yang diterapkan saat ini supaya sejalan dengan standar internasional yang dipergunakan dalam proses perdagangan internasional.
Pengembangan sistem INSW bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasional, serta perkembangan praktik perdagangan internasional dan logistik.
"Pengembangan sistem INSW tidak hanya semata-mata membangun sistem Single Window, namun juga perlu memperhatikan trajectory yang diamanatkan oleh ASEAN Single Window (ASW) Agreement and Protocol,” paparnya.
Menko Airlangga juga berharap bahwa ke depannya LNSW mampu mewujudkan visi untuk menjadi penggerak utama efisiensi layanan publik melalui penyelenggaraan dan pengelolaan sistem elektronik yang terintegrasi di bidang ekspor, impor, dan logistik untuk meningkatkan daya saing nasional.
Turut hadir dalam acara ini, antara lain Menteri Keuangan yang juga merupakan Ketua Dewan Pengarah LNSW Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Kemudian hadir juga Plt Kepala Batan, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Staf Ahli Bidang Keamanan Kementerian Pertahanan, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, serta Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM.
No comments:
Post a Comment