Presiden Rusia menekankan bahwa keamanan nasional adalah prioritas nomor satu Moskow, dan bahwa negara-negara Barat menyesatkan Rusia dengan memperluas NATO di Eropa Timur terlepas dari janji-janji sebelumnya.
Menjawab pertanyaan dari Sky News tentang jaminan keamanan dan kemungkinan "invasi" Ukraina selama konferensi pers tahunan 2021, Vladimir Putin menekankan bahwa seluruh situasi diciptakan oleh Barat.
“Tindakan kami tidak akan bergantung pada jalannya negosiasi, tetapi pada jaminan tanpa syarat keamanan nasional Rusia. Kami menjelaskan bahwa ekspansi NATO ke timur tidak dapat diterima. AS ada di depan pintu kami dengan misilnya. Bagaimana reaksi orang Amerika jika kami menempatkan rudal kami di perbatasan AS dengan Kanada atau Meksiko?" tanyanya.
"Bukan jalannya negosiasi yang penting, hasilnya penting. 'Tidak satu inci pun ke Timur', kata mereka pada kami di tahun sembilan puluhan. Jadi apa? Mereka menipu kami. Ada lima gelombang ekspansi NATO. Sistem rudal muncul di Rumania dan Polandia. Apakah kita datang kepada mereka? Mereka datang kepada kita", presiden menekankan.
“Pada tahun 1991, kami membagi negara kami, tetapi ini tidak cukup untuk mitra Eropa kami. Bahkan setelah runtuhnya Uni Soviet, kami memiliki 146 juta orang yang tersisa, dan ini terlalu banyak [bagi mereka]. Uni Soviet melakukan segalanya untuk membangun hubungan normal dengan Amerika Serikat dan Barat, spesialis dari layanan Amerika hadir di fasilitas senjata militer kami, pergi ke sana setiap hari. Penasihat AS dan personel CIA bekerja dengan pemerintah Rusia. Apa lagi yang mereka inginkan? Mengapa mereka mendukung teroris organisasi di Kaukasus? Untuk apa? Itu adalah upaya yang bertujuan untuk kehancuran lebih lanjut (Rusia)", katanya.
Presiden Rusia menyatakan bahwa negosiasi masa depannya dengan Joe Biden akan bergantung pada jawaban AS atas proposal jaminan keamanan Moskow, dan menyatakan harapan bahwa pembicaraan akan berkembang secara konstruktif.
Pernyataan itu muncul setelah Rusia pekan lalu membuat proposal jaminan keamanan ke AS dan NATO, kemudian juga menerbitkan dua rancangan perjanjian di situs web Kementerian Luar Negeri. Usulan tersebut menunjukkan bahwa baik Rusia maupun NATO tidak mengirim pasukan, kapal, atau pesawat dalam jarak dekat dari pihak lain. Mereka juga menetapkan pembatasan penyebaran rudal jarak menengah dan pendek, serta mengembalikan senjata nuklir yang sudah dikerahkan di luar negeri ke negara asal mereka.
Moskow juga menuntut agar NATO menghentikan ekspansi ke arah timur menuju perbatasan Rusia dan tidak mengundang negara-negara pasca-Soviet ke dalam blok, atau menyebarkan infrastruktur militer di wilayah mereka.
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, putaran pertama pembicaraan keamanan antara Moskow dan Washington mengenai proposal tersebut akan berlangsung pada awal 2022.
No comments:
Post a Comment