Tuesday 22 February 2022

Gorengan Legendaris Ini Tetap Jualan Tak Naikan Harga Meski Tahu Tempe Hilang dan Minyak Goreng Mahal, Ini Rahasianya

Gorengan Legendaris Ini Tetap Jualan Tak Naikan Harga Meski Tahu Tempe Hilang dan Minyak Goreng Mahal, Ini Rahasianya

Gorengan Legendaris Ini Tetap Jualan Tak Naikan Harga Meski Tahu Tempe Hilang dan Minyak Goreng Mahal, Ini Rahasianya


Penjual gorengan legendaris Bacol di Kota Cimahi tetap jualan meski produsen tahu tempe mogok produksi. (Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki)






Meskipun tahu dan tempe kini tengah menghilang di pasaran lantaran produsennya mogok produksi, warga di Kota Cimahi masih bisa mengkonsumsi kudapan ringan gorengan seperti gehu dan tempe mendoan.







Pasalnya, dua jenis berbahan tahu dan tempe itu masih dijajakan penjual meskipun aksi mogok produsen sudah dimulai sejak hari Senin, 21/22/2022, dan akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.


Di antaranya pedagang gorengan legendaris 'Bacol' yang berada di Jalan Sriwijaya, Kota Cimahi. Gorengan mini seperti gehu yang berbahan dasar tahu masih bisa dinikmati masyarakat.


Ia mengaku masih memiliki stok tahu yang dikirim dari produsen langganan sehingga kudapan ringan gehu mini masih bisa dijajakan kepada konsumennya.


"Masih ada, besok juga masih bisa dijual," ucapnya.


Selain tahu dan tempe, sebelumnya pedagang gorengan juga harus mengalami kenyataan dengan naiknya harga minyak goreng kemasan dan curah. Harganya sempat menyentuh Rp 20 ribu lebih per liter.


Harganya memang kini sudah mulai turun seiring ditetapkannya Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan hingga curah. Meski begitu, minyak goreng masih sulit didapat.


"Minyak goreng ini pakai stok, kemarin dapat yang murah. Pas harganya tinggi saya enggak naikin harga, tetap Rp 2 ribu per 3 biji gorengan meskipun untungnya jadi berkurang," ungkap Iran.


Supri (30) penjual tempe mendoan dan gehu pedas di Pasar Antri menuturkan, untuk hari ini ia masih berjualan sebab masih ada stok kedua komoditas tersebut yang dibeli hari sebelumnya.


"Hari ini masih ada, masih jualan. Tapi untuk besok belum tahu, harus nanya dulu ke dunungan (majikan)," ujarnya.


Ia memilih tak menaikan harga jual tempe mendoan dan gehu pedas meskipun bahan dasarnya kini menghilang di pasaran. Supri tetap menjualnya Rp 3 ribu per biji.


"Saya gak naikin harga, nanti malah dikomplain pembeli," ucapnya.


Seperti diketahui, para penjual tahu dan tempe kini tidak berjalan sementara imbas dari aksi mogok produksi yang dilakukan perajin. Aksi mogok produksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tingginya harga kedelai.


No comments: