Tuesday, 22 February 2022

Lavrov - Rusia berharap PBB akan mengandalkan prinsip dasarnya dalam pendekatan ke Lugansk, Donetsk

Lavrov - Rusia berharap PBB akan mengandalkan prinsip dasarnya dalam pendekatan ke Lugansk, Donetsk

Lavrov - Rusia berharap PBB akan mengandalkan prinsip dasarnya dalam pendekatan ke Lugansk, Donetsk


©Russian Foreign Ministry/TASS






Rusia berharap Sekretariat PBB, sebelum membuat pernyataan apa pun mengenai keputusan Rusia untuk mengakui kemerdekaan republik rakyat Donetsk dan Lugansk, akan bergantung pada prinsip-prinsip dasar organisasi, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Rossiya-24 24 jam di saluran berita televisi pada hari Selasa.







Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mendeklarasikan kedaulatan republik Donetsk dan Lugansk dan menandatangani perjanjian persahabatan, kerja sama, dan saling mendukung dengan para pemimpin mereka.


Putin juga mengarahkan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk mengembangkan hubungan diplomatik dengan Donetsk dan Lugansk, serta Kementerian Pertahanan untuk menjaga perdamaian di wilayah mereka.


"Ini adalah keinginan kuat saya untuk melihat kepemimpinan Sekretariat PBB, dalam membuat beberapa pernyataan, mematuhi prinsip-prinsip dasar organisasi berdasarkan keputusan yang dibuat oleh negara-negara anggota.


"Rekan-rekan kami di Sekretariat PBB tampaknya harus mematuhi keputusan yang diambil oleh organisasi itu - keputusan yang sangat penting untuk penerapan prinsip-prinsip dan tujuan Piagam PBB dan keputusan yang dibuat dengan suara bulat atas dasar konsensus, dengan kata lain, oleh semua Negara-negara anggota PBB tanpa pengecualian," kata Lavrov.


Sebelumnya, Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan Antonio Guterres sangat prihatin dengan keputusan Rusia yang mengakui independensi DPR dan LPR. Dia mengatakan bahwa Guterres melihat keputusan Rusia sebagai pelanggaran integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina yang gagal memenuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.


Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 Februari menyatakan bahwa Rusia mengakui kedaulatan republik Donetsk dan Lugansk. Perjanjian tentang persahabatan, kerja sama dan bantuan timbal balik ditandatangani dengan para pemimpin mereka. Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Donetsk dan Lugansk dan meminta Kementerian Pertahanan untuk menjaga perdamaian di wilayah mereka.


No comments: