China dan Rusia pada hari Kamis memveto resolusi yang disponsori AS di Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan tindakan pembatasan tambahan terhadap Korea Utara.
Amerika Serikat melakukan uji coba peluncuran tiga rudal balistik setelah Korea Utara minggu ini menuju Laut Jepang hanya beberapa jam setelah Presiden Joe Biden mengakhiri perjalanannya ke Korea Selatan dan Jepang untuk pertemuan dengan rekan-rekannya guna membahas keamanan dan perdagangan regional.
Resolusi itu akan memperketat sanksi terhadap kapal-kapal yang berperan dalam program senjata nuklir atau rudal balistik Korea Utara, menurut salinan rancangan yang diperoleh Sputnik.
Selain itu, tindakan tersebut juga akan berusaha untuk melarang Korea Utara mengekspor bahan bakar mineral, minyak mineral, dan produk penyulingan lainnya, serta zat bitumen, lilin mineral, jam, dan jam tangan. Itu juga akan melarang semua anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengimpor produk-produk ini dari Korea Utara.
Resolusi tersebut akan "mengurangi jumlah agregat minyak mentah di mana tindakan yang diberlakukan oleh paragraf 4 resolusi 2397 (2017) tidak akan berlaku dari 4 juta barel atau 525.000 ton menjadi 3 juta barel atau 393.750 ton, dan menegaskan kembali bahwa semua ketentuan lain dari paragraf itu terus berlaku.”
Selain itu, resolusi tersebut akan melarang semua negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk menyediakan kepada Korea Utara, secara langsung atau tidak langsung, tembakau atau produk pengganti tembakau. Warga negara anggota Dewan Keamanan PBB akan dilarang menerima layanan terkait teknologi dari Korea Utara.
Terakhir, resolusi tersebut akan memberi wewenang kepada negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk menyita dan membuang barang-barang yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara.
Pyongyang telah melakukan 16 uji coba senjata sejak awal tahun, termasuk peluncuran ICBM, rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM), sistem untuk satelit luar angkasa, dan sistem taktis baru untuk senjata nuklir.
Pada tahun 2018, selama pertemuan pertama antara para pemimpin Korea Utara dan AS di Singapura, mantan Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un dari Korea Utara menandatangani perjanjian bersama, menandai de-eskalasi hubungan antara kedua negara.
Kedua pemimpin bertemu pada tahun berikutnya di Hanoi untuk melanjutkan negosiasi tetapi gagal mencapai kesepakatan tentang masalah sanksi. Hubungan antara kedua negara sejak itu tegang, dengan Korea Utara meningkatkan uji coba misilnya.
No comments:
Post a Comment