Sebelumnya, beberapa media melaporkan bahwa penyelidikan CIA sampai pada kesimpulan awal bahwa sindrom Havana yang dialami oleh beberapa diplomat Amerika bukanlah hasil dari kampanye global yang terkoordinasi oleh negara asing. Kesimpulan ini bertentangan dengan pernyataan pejabat AS sebelumnya bahwa Rusia mungkin berada di baliknya.
Seorang mantan kontraktor pemerintah AS, The whistlblower pada program pengawasan global yang dipertanyakan NSA, Edward Snowden, telah mengkritik liputan media tentang sindrom Havana dan spekulasi seputarnya. Dia menyarankan bahwa penulis "36,000 furious pieces" yang menggembar-gemborkan topik harus berhenti sejenak dan merenungkan bagaimana pekerjaan mereka memengaruhi wacana seputar masalah.
Snowden juga mengolok-olok fakta bahwa media menyajikan sindrom Havana sebagai akibat dari "plot rahasia CIA" untuk Rusia, sementara menggambarkan yang terakhir sebagai kekuatan bermusuhan ASVyang mirip dengan Uni Soviet pada tahun-tahun perang dingin.
The authors of the 36,000 furious pieces that hyped a secret plot by the Communists to sap and impurify our precious bodily fluids—which perhaps could have merited more skepticism—should probably pause and reflect on how their work affected the discourse.https://t.co/8dgBkT6aAj
— Edward Snowden (@Snowden) January 20, 2022
Snowden kemudian memasukkan referensi ke film Stanley Kubrick Dr Strangelove, membandingkan pelaporan media tentang sindrom tersebut dengan Jenderal Ripper yang gila dari film tersebut. Dalam Dr Strangelove, Jenderal membenarkan serangan nuklir sewenang-wenang di Uni Soviet dengan kebutuhan untuk menggagalkan "konspirasi komunis internasional untuk menyedot dan mengotori semua cairan tubuh (rakyat Amerika) yang berharga".
Sindrom, yang meliputi mual, sakit kepala dan kerusakan otak setelah mendengar suara menusuk, dinamai ibukota Kuba karena diplomat AS di sana yang pertama melaporkan gejala. Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui, teori yang diungkapkan oleh pejabat dan ahli AS berkisar dari suara yang dipancarkan oleh jangkrik hingga senjata canggih.
Teori terakhir mendominasi narasi pejabat AS sejak sindrom itu pertama kali dilaporkan pada 2018 dengan Rusia dipilih sebagai tersangka utama meskipun tidak ada bukti. Moskow berulang kali membantah keterlibatannya dalam kampanye apa pun untuk menyakiti diplomat Amerika.
Tuduhan AS adalah karena AS sangat sensitif terhadap apa yang mereka sendiri lakukan secara diam-diam, seperti program CIA untuk menyerang jantung orang dan membunuh presiden Amerika Selatan yang tidak diinginkan dengan radiasi yang menyebabkan kanker.
No comments:
Post a Comment