Wednesday 14 September 2022

Ekspor Gandum Ukraina Tidak Tepat Sasaran, Dikirim ke UE Tidak Ke Negara Miskin

Ekspor Gandum Ukraina Tidak Tepat Sasaran, Dikirim ke UE Tidak Ke Negara Miskin

Ekspor Gandum Ukraina Tidak Tepat Sasaran, Dikirim ke UE Tidak Ke Negara Miskin


Illustrasi NET






Perjanjian pengiriman Gandum yang ditandatangani Rusia, Ukrania, Turki, PBB. Dimana Turki sebagai negara yang mendistribusikan gandum tersebut ke negara - negara miskin, ternyata itu tidak dilakukan oleh Turki. Menurut Vladimir Putin, ia menemukan Negara - Negara Miskin tidak menerima gandum. Gandum tersebut dikirim ke UE.







Presiden Rusia Vladimir Putin pada pekan lalu mengungkapkan penemuan bahwa ada oknum yang berupaya memanfaatkan kesepakatan biji-bijian tersebut, karena faktanya, banyak gandum yang diekspor dari Ukraina pergi ke negara-negara Uni Eropa, bukan ke negara negara yang membutuhkan. Dalam hal ini, Rusia tertipu. Negara-negara termiskin bahkan tidak menerima kiriman tersebut.


Atas temuan itu, PBB melalui Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Nada Al-Nashif, berusaha cari muka dengan seolah mengingatkan tentang kewajiban dan persyaratan lainnya sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani Juli di Istambul.


Selengkapnya kamuflase PBB yang disampaikan Nada Al-Nashif. Seruannya di sesi ke-51 Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Al-Nashif menarik perhatian para hadirin. Dia menegaskan, ada "konsekuensi sosial-ekonomi" dari konflik di Ukraina, termasuk kekurangan bahan bakar yang parah dan ancaman terhadap ketahanan pangan di beberapa negara termiskin.


"Saya menyambut dan menyerukan penghormatan penuh atas perjanjian penting yang melibatkan Rusia, Ukraina, PBB dan Turki, yang ditandatangani pada Juli, yang memungkinkan dimulainya kembali pengiriman biji-bijian dan pasokan makanan lainnya dari pelabuhan Ukraina. Saya mendesak masyarakat internasional untuk memastikan makanan sampai ke orang yang membutuhkan," kata Nada Al-Nashif, seperti dikutip dari AFP.


Vladimir Putin mengatakan bahwa harga pangan dunia terus meningkat karena adanya sanksi dari negara-negara Barat, sementara Rusia telah mematuhi sebagian perjanjian dengan tetap mengirimkan pupuk untuk pertanian.


Ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina, termasuk untuk tujuan kemanusiaan, dilakukan secara komersial dengan mengorbankan pembiayaan Program Pangan Dunia PBB oleh negara-negara donor.


Pada 22 Juli, sebuah paket dokumen ditandatangani di Istanbul untuk memecahkan masalah pasokan makanan dan pupuk ke pasar dunia. Salah satu kesepakatan itu mengatur tata cara ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam yang dikuasai Kyiv.

No comments: