Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya letusan tujuh kali dari kawah Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Kondisi erupsi itu bervariasi dengan ketinggian mulai dari 500 hingga 3.000 meter, terhitung sejak pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, hari Jumat, 09/06/2023.
"Asap kawah utama berwarna putih, kelabu, dan cokelat dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 25 sampai 350 meter dari puncak," kata Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Jumono dalam laporan yang diterima di Jakarta, Sabtu, dini hari.
Sebanyak tujuh kali letusan itu disertai gempa yang terekam melalui seismogram dengan amplitudo 29 sampai 75 milimeter dan lama gempa 25 hingga 802 detik.
PVMBG juga merekam satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 21 milimeter dan lama gempa sembilan detik.
Selain itu, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 49 milimeter, S-P 4,1 detik dan lama gempa 42 detik, gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-51 milimeter, namun yang dominan 10 milimeter.
Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada status level III atau siaga dengan rekomendasi masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.
Sejak kelahiran Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi sehingga Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi mencapai 157 meter di atas permukaan laut.
Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusan berkisar 1-6 tahun.
Erupsi-erupsi itu menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava yang perlahan membangun tubuh gunung api tersebut.
Menurut PVMBG, pemukiman terdekat berada di Pulau Sibesi yang berjarak 16,5 kilometer dari Pulau Anak Krakatau.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, teramati tujuh kali letusan dengan tinggi 500-3000 meter dengan warna asap kelabu dan hitam. Laporan ini berdasarkan pemantauan pada pagi ini pukul 06:00 hingga 12:00 WIB, siang.
“Jumlah 7 letusan dengan amplitudo 29-75 mm, durasi 25-802 detik,” kata Hendra dalam keterangan resmi, Jumat (9/6/2023).
Hendra menyatakan dengan aktivitas ini, gunung Anak Krakatau masuk menjadi level tiga atau status siaga.
“Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih, kelabu, dan coklat dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 25-300 m di atas puncak kawah,” jelas Hendra.
Ia menambahkan, berdasarkan pengamatan tidak terdengar suara dentuman.
“Cuaca berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat daya. Suhu udara 26-28 °C dan kelembaban udara 49-75 persen,” sambungnya.
Adapun petugas pos pemantau gunung api Anak Krakatau Pasauran, Deny Mardiono menyatakan gunung berapi tersebut mengeluarkan abu vulkanik yang mengarah ke barat daya.
“Tinggi kolom letusan teramati ± 800 m di atas puncak (± 957 m di atas permukaan laut),” ujar laporannya.
Sebelumnya erupsi Gunung Anak Krakatau juga terjadi pada hari Jumat, 12 Mei 2023, pukul 09:20 WIB. Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 2.500 meter di atas puncak, kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Deny Mardiono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, hari Jumat, 12/03/2023, dikutip dari Antara.
No comments:
Post a Comment