Tahun ajaran baru 2021/2022 dimulai sejak Senin, 26/07/2021, sejumlah pelajar di Kota Bogor kelimpungan mencari internet gratis sejak dua hari belakangan ini.
Saat ini, proses belajar mengajar di sebagian sekolah di Kota Bogor sudah menggelar kegiatan belajar tahun ajaran baru.
Namun, proses pembelajaranya masih dilakukan secara daring lantaran situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Namun persoalannya, tidak semua pelajar mampu mengikuti proses belajar mengajar secara daring dengan kuota sendiri. Sebagian pelajar masih banyak yang mengandalkan wifi publik gratis.
Di Kampung Muara Lebak RW 10, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, misalnya. Mereka mengandalkan wifi di salah satu warga yang memiliki jaringan internet pribadi.
Mereka terpaksa harus menumpang wifi gratis agar dapat mengikuti pembelajaran yang diberikan di sekolah.
“Iya, numpang karena kalau daring kuotanya tak cukup,” ungkap Nindia Putri (15) salah satu pelajar kelas VIII di salah satu sekolah swasta di Kota Bogor, hari Selasa, 27/07/2021.
Menurutnya, selain keterbatasan kuota tak jarang jaringan telponya juga mengalami gangguan saat melakukan pembelajaran.
“Kadang jaringan juga jelek, kalau disini (numpang), belajar lancar,” kata putri anak pertama dari tiga bersaudara itu.
Hal serupa juga dialami warga Kampung Gang H Sidik, Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal.
Dua hari terakhir mereka harus bolak balik mendatangi Posyandu di sekitar kampungnya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring, mengandalkan wifi publik gratis yang disediakan pemerintah.
Namun saat mengakses wifi publik gratis ini, para pelajar kesulitan mengakses internet. Alhasil, lantaran internet gratis yang diharapkan tidak dapat diakses, para pelajar terpaksa kembali ke rumah masing-masing.
“Sudah dua hari ga bisa diakses. Kalau masuk ke jaringan wifinya konek, cuma pas buka zoom meeting gak bisa kebuka,” kata salah seorang orang tua murid yang mengantarkan anaknya ke Posyandu di sekitar kampungnya, Y.
Karena tak bisa mengakses internet wifi gratis, para orang tua murid terpaksa merogoh kocek sendiri untuk membeli kuota internet.
Hal ini dilakukan agar anak-anaknya tetap bisa mengikuti proses belajar mengajar.
“Mau gimana lagi harus beli sendiri, pengennya sih kaya waktu lalu disiapin internet gratisnya. Tapi ada juga (pelajar) yang akhirnya tidak ikut belajar karena gak ada kuota,” ucapnya.
“Ya harapannya sih ada internet gratis, apalagi sekarang akhir bulan begini. Bukan cuma warga sini, dari kampung sebelah (Gang Amil) juga biasanya ada yang ikut belajar disini (mengandalkan wifi publik gratis),” tukasnya.
No comments:
Post a Comment