Friday 2 September 2022

Ribuan Hektare Sawah di Kota Banjar Terancam Gagal Panen

Ribuan Hektare Sawah di Kota Banjar Terancam Gagal Panen

Ribuan Hektare Sawah di Kota Banjar Terancam Gagal Panen


Ribuan hektare sawah milik para petani di wilayah Kecamatan Langensari dan Pataruman mengalami kekeringan dampak proyek perbaikan saluran irigasi BBWS Citanduy. (HR Online/Istimewa)






Ribuan hektare sawah di Kota Banjar, Jawa barat terancam gagal panen akibat terkena dampak proyek perbaikan saluran irigasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.







Dari keterangan petani Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Banjar, sawah yang berpotensi terdampak perbaikan saluran irigasi itu tepatnya di Kecamatan Langensari dan Pataruman.


Para petani itu sendiri telah menyampaikan keluhannya ke BBWS Citanduy, pada hari Selasa, 30/8/2022.


Ketua KTNA Kota Banjar, Abdul Kholik Ibrahim mengatakan, sekitar 1200 hektare sawah terdampak adanya proyek rehabilitasi saluran irigasi Lakbok Utara. Pasalnya, aliran air yang mengairi ditutup secara total.


“Sehingga kami datang ke BBWS Citanduy mewakili petani yang mengeluhkan lahan sawah terdampak proyek perbaikan saluran irigasi,” katanya hari Kamis, 01/09/2022.


Menurutnya, risiko buruk yang akan para petani hadapi adalah potensi gagal panen. Karena, usia padi saat ini sekitar usia 40 hingga 60 hari, sangat membutuhkan pasokan air.


“Umur padinya sekarang antara 40 sampai 60 hari. Nah kalau penutupan total saluran air sampai Oktober, maka para petani harus menanggung kerugian. Apalagi wilayah Langensari dan Pataruman kan terkenal dengan lumbung padinya Kota Banjar,” terangnya.


Ia menjelaskan, pihaknya tidak berniat untuk menghambat proyek yang sedang berjalan tersebut. Akan tetapi, risiko yang harus ditanggung petani juga harus diperhatikan.


Lanjutnya, dari lahan seluas 1.200 hektare jika diestimasikan setiap satu hektare itu 6,4 ton, maka totalnya sekitar 7.500 ton yang akan gagal panen.


“Sehingga kerugian kurang lebih sekitar Rp 30 miliar,” jelas Abdul Kholik.


Sementara itu, Ketua HKTI Kota Banjar, Kusnadi, menuntut agar pihak BBWS Citanduy segera membuka saluran irigasi yang mengairi sawah.


“Supaya petani bisa panen. Karena tadinya juga sepakat, untuk buka tutup air dalam jarak waktu 15 hari. Tapi ini malah ditutup total,” katanya, Kamis (1/9/2022).


Sedangkan hasil dari audiensi, pihak BBWS Citanduy berencana akan membuka saluran irigasi tersebut dalam waktu 3 hari ke depan.


“Dari hasil pertemuan kami bersama staf teknis BBWS Citanduy, akan menindaklanjuti dengan membuka saluran irigasi dalam waktu tiga hari ke depan. Kita lihat saja nanti,” pungkas Kusnadi.


Sampai berita keluhan dampak petani Kota Banjar yang terkena dampak proyek tayang, pihak BBWS Citanduy belum bisa dikonfirmasi.


No comments: