PemProv DKI Jakarta gencar melakukan tes corona kepada warganya. Alhasil, kini jumlah angka positif virus corona baru alias Covid-19 di ibukota melonjak drastis.
Anies Baswedan memastikan bahwa, Pemrov DKI tidak akan menutup data jumlah kasus corona tersebut. Dia juga menegaskan bahwa pemprov terus berusaha melindungi keselamatan warga.
Dalam siaran video yang diunggah Pemprov DKI lewat Channel YouTube, pada hari Minggu, 26 Juli 2020. Anies menyampaikan: "Kami tidak akan menutup-nutupi jumlah kasus dan kami tidak akan mengurangi jumlah tes, melambatkan jumlah tes, hanya untuk memberikan kesan angkanya turun."
Dan Anies pun menegaskan, Pemprov DKI akan lebih meningkatkan tes dengan cara menjangkau dan menjemput bola ke masyarakat di perkampungan.
"Kita ingin menemukan lebih banyak mereka yang selama ini berada di luar, berkegiatan, padahal sudah menjadi carrier," kata orang nomor satu di Jakarta itu.
Baca juga: Serangan Steve Bannon Terhadap Beijing Sebagai Proteksi Bill Gates Dan Faucy.
Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengurai bahwa banyak masyarakat ibukota yang terpapar corona, namun dengan kriteria orang tanpa gejala (OTG).
"Kalau mereka terus berkegiatan, risikonya pada siapa? Pada keluarganya, pada tetangganya, pada koleganya, karena itulah justru kita aktif (pengetesan),"jelas Anies.
Pada hari kamis (23 Juli 2020), Anies mengatakan, dengan jumlah pengetesan sesuai dengan standar WHO itu, Anies meyakini positivity rate (perbandingan kasus total dengan yang diperiksa), akurat. Meski demikian, Anies mengakui wabah Corona di Jakarta masih belum masuk kategori aman.
"Kalau kita mengatakan positivity rate 5,8 persen maka itu betul-betul 5,8 persen karena sampelnya cukup. Tapi bila testing-nya sedikit tapi positivity rate-nya tinggi, nah ini berbahaya ini," katanya.
Anies mengaku, dalam minggu ini positivity rate di Jakarta berada di angka 5,2 persen. Sedikit di atas batas Corona, yakni 5 persen.
"Alhamdulillah dengan pendekatan itu maka kita di Jakarta sekarang positivity rate-nya 5,2 persen, sedangkan batasnya 5 persen. Kita sedikit di atas ambang batas. Indonesia 12,1 persen," ucapnya.
"Kita alhamdulillah sekarang ini hampir 4 kali lipat dari persyaratan minimal yang diterapkan di WHO (4 orang per 1.000 penduduk per pekan). Kita setara (kemampuan testing-nya) dengan kota-kota maju dunia. Dengan Singapura, dengan Jepang, kita setara karena kita 4 kali lipat," lanjutnya.
No comments:
Post a Comment