Seperti Ada Kesengajaan Negara Dunia Ketiga dipasok Rapid Tes Antigen
Terkait Rapid Tes Antigen, negara - negara berkembang dipasok alat tersebut yang mana alat pengujian tersebut sejak bulan Mei 2020 sampai awal Desember masih diragukan akurasinya oleh FDA dan CDC. Ini memberikan indikasi agar jumlah kasus covid-19 meningkat.
Hal ini juga ada hubungan dengan tingkat kepercayaan masyarakat Inggris terhadap vaksinasi yang minim dan secara umum masyarakat di dunia, sehingga guna menciptakan ketakutan masyarakatnya dan agar program vaksin dapat diterima (berjalan mulus), maka dimunculkan lagi satujenis virus baru mutan dari virus corona yang lebih cepat menular.
Kembali ke visi misi Bill Gates dengan program vaksinasi dari tahun 2010 - 2020 dan visi misi program vaksinasi who dari tahun 2011 hingga tahun 2020 yang diberi judul Global vaccine action plan 2011-2020. Maka tahun 2020 adalah puncak dari visi misi mereka yang tentunya tidak akan begitu saja visi dan misi mereka gagal.
Korelasi antara vaksinasi dengan peminat yang tidak sebangun, dengan kata lain misi dengan kondisi atau realita yang dihadapi tidak seperti yang harapan mereka. Bagi visioner maka solusinya semua diarahkan ke arah tercapainya visi dan misi.
Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.
Dengan begitu, pengesahan alat uji antigen (berdasarkan tes pengujian yang tidak menunjukkan hasil akurat) terlihat sangat dipaksakan. Dibalik itu agar banyak ditemukan lagi positif covid-19 di negara - negara berkembang (dari hasil positif palsu) ditengah tingkat penyebaran mulai melandai.
Hal lain dari sisi vaksinasi virus corona. Ini bukan sekedar keampuhan vaksin, haram halalnya, bahaya atau tidaknya efek samping, namun lebih jauh dari itu adalah apakah tubuh orang dewasa dapat menstimuler imun setelah diberi vaksin ?
Yang harus diperhatikan adalah kondisi kromosom genetik atau sel jaringan darah, organ tubuh, hormon pada orang dewasa tidak tidak lagi tumbuh dan berkembang. Dengan begitu vaksin itu bukan cara efektif melindungi tubuh dari tertular virus corona, kecuali pada anak - anak.
Pada bulan Juni - Juli 2020, media asing merilis opini, bahwa kasus positif sembuh dan kemungkinan dapat kembali tertular. Tapi uraian mereka tidak tuntas dalam arti hanya pada keterangan "dapat kembali tertular.
Maka dalam masalah tersebut diatas kami tegaskan, bahwa hampir semua jenis virus sama dalam penularan maupun reaksi ditubuh (mekanisme kerjanya).
Untuk yang positif kemudian sembuh dan kembali positif, itu fix bisa terjadi, namun virus tersebut tidak lagi berbahaya bagi tubuh yang bersangkutan.
Pada anak - anak, virus corona bisa tertular pada mereka namun tidak akan mematikan.
Kembali ke persoalan awal, kondisi penyebaran ini sepertinya masih diharapkan oleh pihak Barat tujuannya satu mencapai kesuksesan penjualan vaksin mereka.
No comments:
Post a Comment