Video itu dibagikan di Facebook, saya upload lagi di sini untuk melihat latar belakang isi ucapan Presiden Orde Baru H.M. Soeharto dengan potret hari ini sebagai refleksi untuk melihat tantangan di depan.
Di era ORBA Soeharto meletakan program PELITA, dimana pada titik pijak 1995 menuju 2020 adalah diletakkan sebagai titik tinggal landas, yaitu menjadi bangsa yang produktif, mandiri dan siap bertarung dalam pergulatan ekonomi dunia. Namun saat itu Indonesia sedang masa kritis mendekati jatuh tempo pembayaran Hutang yang itu didominasi hutang swasta. Kemudian IGGI sedang membuat keputusan untuk menghentikan bantuannya karena sikap keras Soeharto terhadap Australia dan Amerika Serikat masapah Timor - Timor
Dan akhirnya peletakan program itu gagal total, setelah CIA berhasil melengserkan Soeharto melalui senjata anak - anak bangsanya. Dan akhirnya semua dalam pangkuan Amerika Serikat hingga hari ini. Silih berganti presiden semua sama, tidak mandiri hidup bergantung dari hutang. World Bank selalu memuji dengan program bangsa Indonesia, karena menguntungkannya.
Kita lihat paling sederhana, adalah membanjirnya barang import. Dari barang kebutuhan pangan yang sebetulnya banyak dihasilkan di bumi pertiwi ini, seperti pisang dan pepaya. Semua produk itu yang ada di plaza dan supermarket adalah produk import.
Di sisi lain sebagian orang mengira saat ini Indonesia berhutang pada China dan bergantung pada China. Padahal kenyataannya tidak demikian, yang ads adalah konglo etnis yang menguasai Indonesia. Dan USA melalui World Bank. Kita lihat pada projek kereta cepat jakarta - bandung yang tadinya dapat bisa memperoleh kerjasama dengan RRC. Dan RRC ini negara yang memiliki segudang pengalaman, jadi tidak mungkin begitu saja bisa setuju. Namun karena sudah lacur ini dibuka ke publik. Maka untuk menutupi proyek yang harus berjalan pinjam lagi je World Bank. Karena ada agent top sales-nya yang siap mengelus kebutuhan Indonesia
Jadi hari ini adalah jawaban nyata dari apa yang disampaikan Soeharto.
Selamat tahun baru semoga hidup lebih baik dan bermartabat.
No comments:
Post a Comment